14

792 76 9
                                    

.

maaf kalo ada typo 🙆

Sinar matahari masuk kedalam sela sela kamar remaja yang kini mulai menggerakkan tubuhnya lemah. ringisan demi ringisan keluar dari mulutnya hingga sesuatu menghentikan pergerakannya agar bangkit dari tidurnya.

matanya perlahan ia buka membuat sinar itu semakin masuk kedalam membuat bibirnya ia gigit kuat.

tenaganya benar benar hilang kali ini. tubuhnya yang kaku serta denyutan yang menambah kepalanya sakit itu. memilih menatap kearah jendela yang sudah terbuka lebar serta gorden yang melayang akibat hembusan angin.

jun ingin sekali turun dari ranjangnya. tapi tetap saja, tubuhnya tidak ingin bekerjasama.

"sudah bangun?" tubuhnya tertegun saat mendengar suara ringan dari balik pintu kamarnya. memutar kepalanya yang terasa berat itu menatap pria yang kini sudah berdiri dipinggir ranjangnya itu.

"saya akan pergi sekarang. semua makanan sudah disiapkan" ujarnya lalu pergi dari tempatnya berdiri tadi membuat jun tersenyum kecut.

perlahan ia memaksa tubuhnya agar kembali duduk. membiarkan rasa nyeri memutari tubuhnya hingga ringisan ringisan pelan ia keluarkan. membawa tubuhnya menyandar disisi ranjang. masih setia menatap kearah pintu yang dibiarkan terbuka itu.

entah kenapa cairan bening menggumpal dimatanya. hingga waktunya menetes membuat jun dengan cepat menepis aliran air matanya itu. dia boleh saja menangis, tapi menangis pun sudah tidak ada gunanya membuat jun mau tak mau menahan air matanya itu.

Yoon Jeonghan, jun sempat berfikir kalau jeonghan yang sekarang cukup berbeda dengan jeonghan yang dulu. setelah satu tahun meninggalkan kota lamanya dan tinggal dengan pria itu, jun sempat mengira kalau dia sudah banyak berubah. dari yang selalu membentak hingga berbicara sangat lembut padanya.

memang selama ini jeonghan selalu menjaganya. membiarkan jun tetap aman disaat pamannya membuat ulah yang mampu membahayakan jun. belum lagi tanggung hidup jun saat semua kekayaan ayahnya diambil alih oleh pamannya itu.

tapi tidak, malam itu menjelaskan kalau Yoon Jeonghan sama sekali tidak berubah. pria itu masih sama dengan pria yang jun temui 4 tahun lalu saat orang tuanya masih hidup.

jun memilih turun dari ranjangnya dengan tertatih, rasanya semua tulang, sendi yang menggantung ditubuhnya sangat lemah. rasanya ingin kembali terlentang di ranjang tapi Jun berusaha sekuat mungkin menumpang tubuhnya sendiri. walaupun hanya untuk berjalan kekamar mandi.

wajah penuh memarnya ia pandangi dari cermin yang menggantung didinding kamar mandinya. mengelus satu persatu memar yang darahnya masih menggumpal itu. kembali terdengar ringisan sebab lukanya benar benar perih.

jun ingat betul bagaimana Yoon Jeonghan menghentakkan kepalanya pada dinding membuat darah segar mengalir dari dalam hidungnya. belum lagi tubuhnya yang di cambuk beberapa kali membuat tubuhnya berbekas.

"Tuan Jun" jun tertegun saat suara berat dari luar kamar mandinya itu.

"k-kenapa?" balas jun pelan.

"Tuan Yoon Memanggikan dokter untuk memeriksa keadaan anda" sambungnya lagi membuat jun menghela nafasnya pelan.

"tunggu sebentar" ujar jun lalu kembali menatap wajahnya dari cermin.

mulai membasuh wajahnya dengan air bersih lalu berusaha meraih kimono putih yang menggantung dibalik pintu.

jun keluar dari kamar mandi lalu berjalan menuju ruang tamu, walaupun masih tertatih pria itu berusaha untuk terlihat biasa saja kali ini. menatap dokter wanita yang kini sudah duduk diruang tamunya.

They Want Me ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang