30

643 70 22
                                    

.

maaf kalo ada typo 🙆

seungcheol menatap wonwoo yang kini tengah mengasingkan diri di pojok kamarnya. mereka berdua kini berada didalam kamar seungcheol dari tadi. pintu kamarnya di kunci dari luar. entah apa yang terjadi diluar sana sekarang.

"won" panggil seungcheol yang kini sudah berdiri disamping adik tertuanya itu.

"apa?" jawab wonwoo singkat.

"lo kenapa?"

"gue kenapa emang?"

"lo kenala diam aja? tadi juga lo pas sama paman rada kalem"

"gue emg gitu kan?"

"beda. lo ga pernah kaya gitu kalo sama paman jaehyun"

"ga ada bedanya cheol"

"mending lo jujur, ada apa?"

wonwoo diam. matanya memejam saat nafasnya ia tarik tinggi. memutar tubuhnya agar bisa menatap wajah seungcheol sekarang.

"kenapa?" tanya seungcheol lagi.

"paman sama papa sama aja cheol"

"maksud lo?"

"mereka sama aja"

"iyaa mereka sama, sama dari mananya?"

"mereka sama sama gunain jun"

seungcheol terdiam. wajah terkejut nya kini menguasai pria itu. tangannya seketika mengepal serta rahangnya menjadi tegang.

"maksud lo?"

"kurang jelas? gue tau lo faham"

"won, gue tanya maksud lo apa?"

"Jung Jaehyun. dia juga ngelakuin itu sama jun" wonwoo semakin meninggikan suaranya. dia benci kalau sudah seperti ini. rasanya dia ingin memukul wajahnya sendiri saat dia harus mengatakan semuanya dengan jelas.

"lo tau dari mana?" seungcheol masih berusaha tenang. berusaha agar tidak gegabah. padahal dia ingin sekali berjalan menuju pintu lalu memaksa keluar dari tempat ini.

"gue pernah ngeliat berlembar lembar foto didalam kantor paman. waktu paman ga ada diruangannya. dan lo tau? dia bahkan membiatkan foto foto itu menyebar diatas meja kerjanya tanpa takut bakal ada org yang lihat"

"foto? foto apa?"

"foto jun"

keduanya terdiam. seungcheol mengalihkan pandangannya dari wonwoo. dia cukup yakin dengan foto apa yang baru saja wonwoo katakan.

"foto jun? foto yg di ambil diam diam waktu di jalan?" seungcheol hanya bertanya untuk memastikan.

"gue yakin lo tau foto apa yang gue maksud"

matanya memejam. seungcheol semakin mengepal kuat tangannya. dia marah sekarang. kakinya ia bawa melangkah menuju pintu. memukul kuat pintu itu lalu berteriak menyuruh seseorang membukanya.

seungcheol sama sekali tidak perduli dengan tangannya yang mulai memerah. dia tidak perduli sesakit apa tangannya sekarang. yang dia fikirkan hanya jun. memikirkan apa yang jun rasakan saja berhasil membuat dadanya sesak. apalagi, yang melakukan itu semua adalah orang orang terdekatnya.

"PAPA!" teriak seungcheol hingga akhirnya pintu itu terbuka. menampakkan mingyu yang berdiri sambil menunduk dari luar.

"Mingyu? jun dimana?" tanya seungcheol khawatir. "lo kenapa?"

"gue gapapa" jawab mingyu singkat.

"jun. jun dimana?"

"dia di kamar"

They Want Me ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang