Happy Ready-
-
-"Mei-mei kok pagi ini cantik banget sih..... "
"Iya, kiyowo banget. "
Nih kembar kenapa jadi aneh?
"Maaf. Nggak ada uang receh. "
'pftttt' Satu kelas menahan untuk tidak tertawa.
"Gue siapa?, Gue dimana?, Gue amnesia? " Ipin berucap seperti orang yang baru sadar dari koma.
"Goblok!! " Ucap Upin sambil menoyor kepala Ipin dengan keras.
"Mei-mei, minta PR matematika. "
Aku melihat kearah Upin seakan-akan bertanya 'Lo siapa? '
"Anjirr, sadis banget lho Mei. " Ucap Upin.
"Nih PRnya. " Mei- mei memberikan buku PRnya kepada Upin.
"Makasih Mei-mei yang cantik. "
Upin membuka buku PR Mei-mei. "Mei-mei, kok nggak ada jawabannya? " Tanya Upin sambil membolak-balikan halaman buku.
"Kamu kan cuman minta PR, yaudah aku kasih. " Aku menjawab pertanyaan Upin.
"Selamat pagi anak-anak. " Ucap bu Jasmin sambil menyimpan buku di atas mejanya.
Aku merebut buku PRku dan menyuruh Upin untuk duduk di mejanya.
"Gue duduk dekat lo aja deh. Mail juga kan belum datang. "
"Nggak. Enak aja! Duduk kembali di meja kamu sana, nanti di marahin sama bu Jasmin lho. " Aku menolak dan menyuruh Upin agar segera duduk di mejanya, kalau tidak dia akan marahin.
Bu Jasmin sedang menjelaskan di depan, aku menoleh ke samping melihat bangku kosong yang tidak terisi.
Ya. Mail sampai sekarang belum datang. Entah apa alasannya. Aku menoleh ke arah luar jendela dan tidak sengaja melihat Mail di hukum oleh pak Tigre, guru BK yang terkenal galak dan ganas, sesuai dengan namanya.
*****
Setelah dari warung akang Muthu, aku dan Susan berencana untuk kelapangan setelah membeli satu botol minuman dingin.
Kalau kalian bertanya ini untuk siapa?
Ya. Tentu saja buat Mail.
Kalian berpikir aku yang membelikannya?
Oh, tentu saja tidak. Aku tidak akan membelikannya, aku hanya menemani Susan.
Susan menghampiri Mail dan memberikan satu botol minuman dingin yang dia pegang tadi. Aku hanya menunggu di pinggir lapangan.
Aku melihat Susan dan Mail lumayan akrab. Menurutku.
Beberapa menit aku berdiri di pinggir lapangan. Susan mengajakku untuk kembali ke kelas.
Di sepanjang jalan Susan tidak banyak bicara, tidak seperti biasanya.
"Susan. Are you okey? "
Susan menganggukan kepala sambil tersenyum. "Jangan khawatir, aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin sendiri. "
Tidak. Dia tidak baik-baik saja, senyumnya bukan senyum manis. Tapi senyumnya sangat terpaksa.
Mail berdiri di depan pintu dengan napas yang ngos-ngosan.
"Susan." Panggil Mail, berjalan menghampiri Susan.
Susan tidak meresponnya, malah Susan memalingkan mukanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BEFORE M.
Teen FictionAku suka hujan Kamu suka pelangi Pelangi tidak akan datang tanpa hujan. "Ismail bin Mail" Hujan tidak akan bersatu dengan pelangi Di saat pelangi datang hujan sudah pergi. "Xiao Mei-mei"