Sejak 3 hari yang lalu, Jennie sudah menemukan tempat tinggal, ia juga sudah bekerja di sebuah kafe dekat kawasan elit.
Sekarang waktu nya makan malam, tapi tidak ada satu pun pelanggan yang datang.
Mungkin karena di sini makanan terlalu mahal dan rasanya tidak enak? Atau pelayanan yang sangat menjijikan? Entahlah Jennie tidak peduli, ia kembali bekerja mengelap dari meja satu ke meja lain nya, karena di sini hanya ada 5 pegawai, 2 di dapur, 2 pelayan, dan 1 kasir.
.
.
.Wonwoo sudah pulang dari kantor nya, ia sekarang lega tidak jadi membayar ganti rugi karena semua nya sudah terbukti masalah itu timbul karena sekretaris wonwoo yang ternyata orang bayaran dari agensi lain.
Wonwoo menghela nafas nya, ini adalah apartemen yang menyimpan kenangan bersama ayah nya. Tidak banyak yang tahu ia tinggal di sini, atau bahkan tak ada yang tahu.
Ia menelisik di dapur penuh harap mencari sebungkus mi, namun yang ada hanya kardus kosong.
Di kulkas juga tidak ada apa pun selain air mineral. Wonwoo sangat lapar dari pagi ia tidak memakan apa pun, di kantor pun ia hanya sempat meminum secangkir kopi.
Wonwoo memutuskan pergi berjalan jalan keluar, mencari restoran untuk mengisi perut nya dengan mengenakan masker hitam, celana selutut hitam, dan hoodie abu.
Ia menghela nafas nya, sudah sangat jauh dari gedung apartemen tapi belum menemukan satu pun restoran atau kafe yang sepi.
"Ini sangat sulit." Wonwoo berniat kembali, tetapi matanya melihat satu kafe, cocok sekali dengan yang wonwoo bayang kan, sepi, bahkan tidak ada pelanggan selain dirinya, lalu wonwoo pergi ke dalam kafe tersebut.
Wonwoo duduk di pojok, tak lupa ia masih memakai masker hitam nya. Sesaat kemudian pelayan kafe tersebut datang.
"Ingin pesan apa?" Tanya pelayan bernama jisoo itu.
"Berikan makanan terbaik di sini. Ahh minuman dingin dan panas nya juga." Jawab wonwoo, ia menangkap mungkin kafe ini sepi karena pelayanan nya yang kurang baik.
"Baiklah silahkan tunggu. Dan tolong lepas masker mu ketika di dalam tuan." Jisoo berbalik.
Wonwoo melihat sekitar ia seperti mengenal seseorang yang sedang mengelap meja di ujung sana.
"Sudah berapa lama? Eum ini sudah lebih dari waktu yang dia janjikan ." Gumam wonwoo setelah itu makanannya datang.
.
.
.Jennie sudah siap untuk pulang, kafe ini sudah di tutup sejak 1 jam yang lalu.
"Jisoo aku pergi pulang duluan"
"Apa kau berani pulang sendiri? Aku saja akan di jemput oleh pacar ku. Ku dengar rumor di dekat sini jika sering terjadi pembunuhan di malam hari." Jisoo sengaja menakut nakuti Jennie karena ia gemas dengan reaksi nya.
Jisoo sebenarnya baik, hanya kepada pelanggan pria saja dia seperrli itu karena katanya 'aku sudah punya pacar, jadi tidak ada yang boleh menyukai diriku Jennie'
"Wahh tidak mungkin ada yang mau membunuh ku jisoo, yang ada mereka akan ku bunuh hah""Itu minuman untuk mu, tadi ada orang memesan minuman panas dan dingin, tapi ia hanya meminum yang panas dan menyuruh ku berikan pada mu minuman dingin itu."
"Ya sudah terimakasi, ini sudah terlalu malam aku duluan Jisoo, selamat malam~~" jawab Jennie lalu melangkah pergi keluar dari kafe itu.
Di jalan ini sepi, mungkin benar apa kata jisoo, tapi Jennie pikir jalan ini sepi karena dekat dengan kawasan elit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Roomate's [On Going]
Fiksi PenggemarKisah tentang kesialan atau keberuntungan jennie yang tidak sengaja bertemu dengan seorang bos yang tampan tapi sangat menyebalkan, karna sebuah kontrak Jennie terpaksa tinggal bersama dengan wonwoo.