BAB 2. Sedikit Sial, Awal Mula

10 0 1
                                    


- - Bibibibip bibibip bibibip - -

Bunyi alarm digital diatas meja kecil putih disebelah tempat tidurku terdengar jelas di telingaku, waktu sudah menujukkan pukul 05.30 pagi. Aku bangun dan duduk dengan mata masih terpejam sembari mengikat rambutku menjadi seperti ekor kuda. Toilet adalah tujuan pertamaku setelah memencet alarm tersebut agar tidak ribut lagi. Cuci muka, menggosok gigi, mandi, mengganti baju, akupun siap untuk hari pagi pertamaku di kota ini.

- - Membuka Korden dan Jendela di Kamarku –

Dan inilah asal mulai kisahku di tempat tinggalku yang baru, our big crowded city JAKARTA.

- - -

Sambil mengoles mentega pada roti, aku aduk sesekali scrumbled egg di taflon untuk sarapan mama. Okay, aku sebenernya yang pintar memasak makanan Indonesia, tapi untuk hari ini kurasa cukup yang simple saja. Roti kumasukkan dalam panggangan otomatis, lalu tomat dan mentimum diiris, telur diangkat, diletakkan pada piring, dan next sosis yang sudah dipotong giliran tidur di teplon menggantikan si telur. Ting... roti matang. Kuoleskan mayonnaise dan sedikit saus sambal, letakkan sosis ayam dan sapi yang masih hangat dan jangan lupa timun serta tomat, lalu tutup lagi dengan roti. Oke, jadi dan selesai.

"Maa, sarapan dulu. Aku udah selesai buat roti sosis sama scrumbled egg", kataku sambil melihat keatas tangga. Yaps, I think she is getting ready.

Mama pun turun, mengenakan kemeja peach, rok hitam selutut dan wedges coklat sederhana. Memang cantik mamaku, sayang kulit beningnya tidak aku warisi haha.

"Wahh, makasi ya Seya. Tapi mama buru-buru banget, masukin kotak aja ya? Nanti mama makan di kantor", kata mama sambil meletakkan tas diatas meja makan dan menoleh kearah cermin untuk merapikan rambutnya.

"As always, iya-iya skarang Seya masukin ke kotak, padahal udah Seya gambarin gigi spongebob di piring lo Mah"

Mama melihat ke piring dengan sosis dan roti, dan jelas saja tertawa, gambar spongebob yang aku buat sedikit mengerikan.

"Hahaha, aduh Seya, anak TK juga bisa buat bagusan dari itu, yang ada semutnya pada kabur liat tu gambar jadi takut makan rotinya", oceh mama sambil tertawa lepas. Akupun juga ikut tertawa, lalu kutata sarapan mama dalam lunch box berwarna biru muda, dan kumasukkan ke dalam eco bag berwarna coklat muda. "Nih Ma, sarapannya hati-hati ya".

"Oke sayang, makasi ya nanti mama bawain Ramyun kesukaan kamu pulangnya deh!"

"Nah gitu dong, kan makin sayang ya sama Mama hehe" "Ohya Ma, aku ijin ya hari ini mau keluar, bosen dirumah"

"Mau kemana?"

"Toko buku sama rental komik Mah, aku ga nyangka masih ada rental komik, aku liat di IG kemarin. Tempatnya jadi satu ma, isi café juga. Boleh?"

"Woke hati-hati, ingat bahumu belum sembuh betul jadi jangan main yang aneh aneh dulu. Dan jangan sampe lewat jm 8 malem. Soalnya mama pulang jam segitu biar mama pulang kamu juga udah dirumah"

"Siap mahh"

"Nih, buat jajan sama sewa grab"

"Makasi Mama", kataku sambil memeluk dirinya. Mama pergi degan mobil sedan coklat tua miliknya.

- - -

Aku sedang duduk di bangku penumpang grab. Melihat kearah jendela mobil, melihat-lihat gedung Ibu Kota Jakarta, mirip dengan Tokyo tapi tidak sepadat Tokyo. Jadi sedikit tidaknya aku sudah terbiasa dengan keadaaan kota yang seperti ini.

Kaos putih bergambarkan logo salah satu band Jepang yaitu One Ok Rock di dadaku, celana jeans kulot biru tua, sepatu converse hitam dan jaket kain coklat muda. Seperti itulah penampilanku pagi hari ini. Tak lupa aku memakai topi hitam kesayanganku dengan rambut ikalku terikat keatas dengan poni menutupi dahi, lucunya rambutku hanya ikal bagian bawah saja. Terkesan aku seperti anak gadis yang selalu menstylish rambutku setiap pagi, padahal ini karunia tuhan mnurutku. Tidak usah repot-repot, bagian atasnya lurus bawahnya sudah ikal dari lahir. Gayaku memang sedikit tomboy, tapi percayalah aku tetap cantik. Ciehh #menghibur diri sendiri.

Lent's DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang