BAB 4. PAVILIUN ASTER

2 0 0
                                    


- - Mobil Grab Berhenti - -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- - Mobil Grab Berhenti - -

"Terimakasih ya Pak" kataku sambil membuka pintu dan berjalan menuju lobi salah satu rumah sakit besar di Jakarta.

Hari ke-dua ku di Jakarta ternyata rumah sakit. Ya, mau tidak mau aku harus memeriksakan bahuku yang beberapa waktu lalu cidera dan ditambah terbentur lagi ketika kemarin saat mencari Café Bulan. Tentu saja aku tidak bilang ke mama mengenai kejadian kemarin, aku hanya bilang aku tidak sengaja terpeleset dan itu membuat bahuku terbentur. Mungkin karena itu juga mama jadi tidak terlalu ambil pusing, sehingga dia bilang tidak bisa mengantarku dari rumah ke rumah sakit karena ada rapat penting di kantornya, ia bilang ia akan langsung ke rumah sakit dari kantornya jm 11 siang sesuai dengan appointment dengan dokter Dava kalo tidak salah namanya.

- - Menyusuri Lobi Rumah Sakit - -

Aku lihat jam tangan berwarna coklat dengan frame emas tidak terlalu besar di pergelangan tanganku dan waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 am. Tadi pagi aku bangun kesiangan, jadi hanya sarapan sepotong roti yang ada di dapur dengan selai nanas kesukaanku. Kurasa itu tidaklah cukup, Yaps kini ku merasa lapar :).

"Permisi Sus, kantinnya disebelah mana ya?" Tanyaku kepada salah seorang perawat perempuan berseragam ungu muda yang lewat di depanku.

"Oh, maaf ya dik. Kantin Gedung Poli Klinik sedang renovasi, coba adik ke kantin di Gedung itu ya. Pavilium Aster" Kata perawat tersebut sambil menujjuk gedung yang berada disebelah timur di seberang taman yang lumayan luas.

"Baik sus, terimakasih banyak ya" Kataku sambil tersenyum padanya.

- - -

Aku pun berjalan ke arah gedung yang ditunjuk tadi, rumah sakit ini sungguh luas. Tamannya dilengkapi kolam dan banyak bangku taman dari kayu dengan pohon-pohon penau yang indah. Bahkan ada burung yang hinggap di salah satu pohon, sungguh pemandangan yang indah untuk memulai hari ini meskipun faktanya aku berada di rumah sakit.

Siapa namamu burung kecil? Kenapa kamu sendirian?

Aku lupa aku tidak bisa berbahasa burung. Hiks.

- - Sampai di pintu belakang gedung - -

Melihat sekeliling, gedung ini berbeda dengan gedung tadi, yang ini bernuansa serba putih dengan banyak jendela besar di lorongnya yang menghadap ke taman luar. Terlihat beberapa orang sedang berjalan-jalan santai di lorong gedung ini sambil mendorong infus mereka. Ada yang berjalan sendiri, ada juga yang ditemani oleh sanak keluarga mereka. Kurasa mereka pasien rawat inap disini. Rata-rata pasien yang aku lihat menggunakan topi rajut.

Mengapa hampir semua menggunakan topi rajut ya?

Aku pun berjalan mengikuti tanda penunjuk arah menuju kantin gedung ini.

- - Tiba di Kantin - -

- - Tiba di Kantin - -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lent's DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang