Chapter 20

1.4K 179 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Bias magenta sedang sibuk menertawakan nasib Shienna. Bukan hanya sekedar luka, liukan angin pagi masuk kedalam kamar tempatnya menggigit bibir bawah nyeri. Membuka kedua kaki diatas kasur. Mengangkang. Meremas selimut tipis dengan mata memejam. Hampir tidak bisa membedakan luka akibat goresan hati, dan luka lecet pada pangkal paha. Taehyung dengan tenangnya menjulurkan puncak telunjuk. Mengolesi obat menutupi kemerahan fatal akibat perbuatannya semalam. Meniup pelan untuk segera kering, Taehyung hati-hati betul memberikan perawatan setelah menghentakkan miliknya membuat Shienna menderita. Menghujam kasar sudah lama tidak menggagahi Shienna. Hanya menggesekkan milik keduanya terhalang kain tipis membuat Taehyung tidak tahan. Robekan celana Shienna pada lantai bisa disebut satu dari sekian saksi aksi berutal menimbulkan suara pekikan, sakit, lenguh, minta berhenti tapi terlalu nikmat sekali jika harus diakhiri.

"Aku kelepasan."

Taehyung menggertak rahang ketat. Tidak bisa mengendalikan diri dan berakhir pada sorot sendu melihat sendiri apa yang ia lakukan semalam pada Shienna. Tepat membawa Shienna masuk kedalam kamar. Hawa panas menggairahkan Taehyung. Rasa bersalah dan sedang mengumpat untuk dirinya sendiri. "Aku sudah menghubungi menantu dokter Choi untuk memeriksa keadaanmu." padahal dokter Choi sudah memberi peringatan, keras, untuk tidak merusak pengobatan rahim Shienna lebih dulu. Tapi libido Taehyung menggebu, wangi Shienna dan sentuhan kulit membuatnya menggila. Mengambil tisu untuk membersihkan tangannya dari jel bening, Taehyung tutup botol kecil obat, menyudahi kegiatannya dengan tiupan terakhir panjang. Membuat Shienna lega untuk sentuhan Taehyung pada miliknya dan hembusan napas Taehyung serasa menerbangkan jiwa nya pada kematian.

"Shien— katakan sesuatu, sayang. Apa didalam mu sakit? Beritahu aku dimana yang sakit, huh?" Taehyung mengkhawatirkannya. Merapatkan jarak, menangkup pipi Shienna dan mengusap menggunakan jemari. Sejenak ruangan menjadi sehening kuburan. Diam. Tapi didalam diri masing-masing sedang bergemuruh. Jika Taehyung menunggu jawaban Shienna untuk kelanjutan apa yang harus Taehyung lakukan atas kesakitan Shienna, maka Shienna sedang sibuk mengutuki diri sendiri. Menjadikan tubuhnya— ratu dari segala pelacur yang ada di dunia. Hancur. Tidak bisa terperbaiki. Berkeping-keping. Tidak ada celah untuk disusun kembali. Panas, dendam, tapi tidak sungkan meraih Taehyung untuk dirinya sendiri. Sudah gila. Benar-benar kehilangan jati dan harga diri. Kiamat.

Sorot mata Taehyung teduh. Maniknya berbeda. Tapi Shienna tidak ingin ambil kesimpulan apa-apa. "Didalam ku——" Shienna menelan saliva. Meremas sprei dan dada nya sesak. Bukan menunjukkan kelemahan, tapi Shienna mendadak menangis. Air mata nya luruh, tumpah banyak mengaliri pipi memerah nya. Menggerang dan deru napasnya sedikit memburu. Taehyung gelagap. Tidak pernah melihat Shienna dalam kondisi seperti ini.

"Seperti terbakar." ujar Shienna. Benar. Shienna tidak berbohong untuk kalimat yang diucapkannya. Tubuhnya seperti terbakar. Panas. Detak jantung bermasalah. Dada nya bergemuruh. Perutnya menjadi kembung dan ingin memuntahkan isi yang Shienna pikir hanya cairan tidak masuk akal. Ujung-ujung kaki Shienna bergetar. Lemas. Tidak bertenaga. Tidak bisa mengendalikan dirinya penuh. Akan berubah secepat membalikkan telapak tangan. Untuk kali pertama setelah berhubungan badan dan menikmati malam panjang, Shienna kesusahan mengatur napas— apalagi yang terjadi pada tubuhnya.

Who Are You? [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang