kindergarten memories

8 0 0
                                    

1211 words!

dulu di TK, ada satu anak yang ditakuti sama hampir semua anak di TK. aku bukan salah satunya, tapi jake iya.

nama anak itu jay, jongseong park.

bocah blasteran amerika ini punya sifat super songong dan banyak lagak entah karena dia blasteran atau karena dia anak orang kaya. dia pemarah, kerjaannya tiap hari ganggu anak-anak yang di matanya terlihat 'seru' untuk diganggu.

sebelum aku mulai berteman dengan jake, aku sudah tau kalau target sasaran yang paling sering diganggu jay adalah jake.

dulunya aku abaikan saja, karena mindset ku belum berubah waktu itu. kejam sekali karena aku berpikir kalau dia pantas-pantas saja untuk diganggu jay. dan aku juga tidak mau tambah-tambah masalah berurusan dengan anak seperti jay, bocah sok dewasa yang padahal masih anak mami dan papi.

cara jay untuk menganggu jake pun beragam, contohnya seperti di TK ada tempat seperti untuk bermain pasir. jake suka sekali bermain di sana, seperti menggambar di pasir menggunakan ranting yang ia temukan. lalu tak lama jay datang dan menghancurkan mahakarya yang ia buat. jake selalu terlihat ingin menangis namun dia tahan.

"hahaha! jake mau nangis ya~? jake cengeng! masa gitu aja nangis?! cowok lemah!"

menyebalkan, ya kan?

tapi jay ini sebenarnya pahlawan kandang, dia cuma berani menganggu jake di TK karena TK memang daerah kekuasaannya. namun, di luar TK jay tidak berani. ada satu anak cowok yang lebih tua dari kami, dia sudah SD kelas 1 waktu itu.

namanya lee heeseung. dia juga tinggal di desa yang sama dengan aku dan jake. julukannya itu kakak laki-laki keren yang tegas dan pemberani. meski kak heeseung awalnya sama sekali tidak dekat dengan jake, tapi kak heeseung orang yang tidak bisa diam saat lihat kekerasan.

waktu itu jay ketahuan menganggu jake, ia mengambil sebelah sepatu jake yang masih baru dan hendak menjatuhkannya di kubangan air. jake yang sudah menangis dan memohon agar jay segera mengembalikannya dan jangan melakukan hal itu hanya bisa berusaha mengambilnya, karena jay terus menerus mengangkat sepatu itu tinggi-tinggi.

sampai akhirnya jay merasa sepatu itu diambil seseorang. ia menoleh ke belakang, hendak marah.

"hei! siapa yang—"

di sana, heeseung yang lebih tinggi sudah memegang sepatu itu sambil menatap jay dengan penuh penekanan dan tajam. membuat jay meneguk ludah dan bungkam.

"nih. sepatu kamu. berhenti nangis, kalau diganggu itu lawan. kalau kamu terus-terusan nangis, kamu bakal terlihat lemah di mata dia dan dia bakal ganggu kamu terus."

jake perlahan berhenti menangis, matanya sudah terasa lelah karena kebanyakan menangis. hidungnya juga sudah ingusan dan merah. tenggorokannya juga jadi agak sakit.

kak heeseung memberikan sepatu itu ke jake, lalu menunggu jake memasang sepatunya.

"t-thank you........."

"heeseung. kak heeseung."

setelah tau nama si penolong, jake membungkukkan badannya 180°, membuat kak heeseung jadi bingung sendiri.

"thank you..... kak heeseung! m-maaf, jika merepotkan."

kak heeseung hanya diam, lalu kembali menoleh ke arah jay. jay terkejut dan merasa terintimidasi karena mengingat tatapan kak heeseung tadi.

"kalau kamu kayak begini terus, liat aja apa yang bakal terjadi. jangan banyak lagak, kamu masih anak papi mami dan manja. menganggu orang lain gak bikin kamu lebih keren, bocah." lalu heeseung berjalan meninggalkan jay dan jake yang masih terdiam di tempat.

wholeheartedly | jakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang