Part 5

535 50 5
                                    

" Halo cantik." sapa jisoo di balik telpon saat jennie mengangkat telponnya.

" Halo sayang, kamu udah ada dimana?" tanya jennie yang sedang menunggu jisoo di halte depan sekolah.

" Aduh kayaknya aku gak bisa jemput kamu deh yang, mama minta anter ke rumah tante, duh.. Jadi gimana ya." ucap jisoo bingung.

" Tapi kan kamu udah janji bakal ngajak aku jalan, sehabis kamu pulang dari kampus." protes jennie.

" Tapi gimana? Mama aku lebih penting, kamu mau kita enggak di restuin?" jisoo terdengar kesal dengan sedikit meninggikan suaranya, membuat jennie langsung terdiam, dia tidak ingin putus dari jisoo.

" Ya udah next time aja." jawab jennie kecewa.

Jisoo tersenyum tipis, " Jangan ngambek ya, aku janji next time bakal nemenin kamu seharian, oke." lembut jisoo.

" Janji ya."

" Iya janji sayang, kamu pulang naik taksi enggak apa-apa kan?" tanya jisoo.

" Iya gpp."

" Ya udah." jisoo mematikan telponnya.

Jennie yang merasa kecewa pun enggan untuk pulang sore itu. Jennie berjalan menuju ke minimarket yang ada di sebrang tempat basket dengan gerimis yang mengguyur jalan kala itu.

Tubuh jennie terasa lembab dengan gerimis yang lumayan membuatnya sedikit kedinginan. Ia merasakan setiap tetesan gerimis menusuk kulitnya, dengan sedikit berlari ia sampai di minimarket itu. Jennie yang awalnya akan membeli minuman dingin berubah pikiran saat melihat barisan minuman hangat di meja sebelah pintu.

" Duh tumben banget ujan, mana gak bawa jaket lagi." gerutu jennie saat mengambil satu cup coklat panas itu.

Ketika jennie akan membayarnya ke kasir, di lihatnya seorang wanita yang tak asing baginya.

" Lisa." sapa jennie.

" Eh hai, lu belum pulang? Tadi si jisoo lagi di lapangan basket tuh bareng gue, dia keliatan buru-buru gue kira mau jemput lu." jelas lisa menatap jennie yang ada di sampingnya.

" Iya tadi dia buru-buru, katanya mau nganter nyokapnya ke rumah tante." jawab jennie.

" Totalnya jadi tujuh puluh ribu, kak." ujar kasir minimarket.

Lisa pun memberikan uang pecahan seratus ribu pada kasir itu. Jennie pun memotong antrian lisa yang sedang menunggu kembalian dengan menyodorkan debit cardnya.

" Maaf kak, mesin kita lagi off, jadi bisanya pakai cash aja." ujar kasir.

" Yah gue enggak bawa cash lagi." jawab jennie.

" Udah mbak sekalian aja sama saya." lisa menawarkan.

" Eh enggak apa-apa, lis?" tanya jennie sedikit tidak enak.

" Santai." jawab lisa.

" Thanks ya." ujar jennie tersenyum hangat.

Lisa membeli sebungkus rokok untuknya dan beberapa cemilan untuk rose yang sedang latihan di sekolah, mengetahui hobby pacarnya itu ngemil. Sesaat setelah lisa selesai membayar, mereka pun keluar dari minimarket dan terdiam di depan pintu.

" Yahhh, gede banget hujannya." keluh jennie.

Jennie yang memegangi minuman coklatnya dengan kedua tangan di depan dadanya, merasakan angin yang begitu dingin menusuk tubuhnya. Lisa yang memang sangat peka akan kondisi itu pun segera mengeluarkan jaket yang ada di dalam tasnya.

" Nih pake dulu, masuk angin lu entar." lisa memberikan jaketnya.

" Mm enggak apa-apa nih lu gak pake?" tanya jennie menerima jaketnya.

Mendua itu indahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang