Hai semua~ Arem balik dengan spoiler Siluman Rubah.
Bukan mau memaksa, hanya saja ... di Novel Life lebih ringan memorinya. Jadi siluman kupindah ke sana. Setting tidak di indo. Yakali indo ada siluman rubah. Rubah kan hewan yang hidup gurun dan salju.
Tanpa lama-lama, Masi nikmati spoilernya~
Warga berduyun-duyun mendatangi rumah Hinata, sesekali berbisik dan menengok keadaan si korban. Mereka sontak terkejut kala satu anggota ‘Para Pemburu’ terluka parah. Bahkan nyaris terbunuh, jika Gaara tidak menusuk satu kaki siluman dengan tombak. Membuahkan raungan keras sebelum sang siluman pergi ke arah hutan, dan meninggalkan Hinata yang bersimbah darah.
Hinata masih tidak sadarkan diri, terbaring lemah di ranjang dengan banyak perban kain membalutnya. Luka yang gadis itu derita nyaris sekujur tubuh, mengingat siluman tersebut mencakar dan menyeret tubuhnya sejauh seratus meter.
“Ya Dewa ... kasihan sekali dia,” lirih salah satu warga yang turut menengok keadaan Hinata. Ia mengusap lembut dahi gadis itu, berdoa dalam hati agar para dewa membantu kesembuhannya.
“Kalian tidak terluka?” tanya pria berjubah kulit domba, mendekati Gaara dan Tsunade yang duduk tak jauh dari ranjang Hinata. “Aku turut bersedih dengan keadaan Hinata.”
“Kami baik-baik saja,” lirih Gaara, menatap sendu pada Hinata. “Dan dia ... pasti juga akan baik-baik saja.”
Tsunade meretih pedih, turut merasakan perih karena teman sejawatnya kini tak berdaya. Dia yang sedari dua malam lalu mengobati Hinata, menghalau Gaara yang ingin membantu, memantau sendiri perkembangan sang teman, sekarang tak bisa berbuat apa-apa. Tsunade hanya bisa berharap, bahwa obat-obatan yang dia racik bisa memulihkan kondisi Hinata, dan menunggu keajaiban.
“Semoga dia cepat kembali sehat, sungguh aku sedih melihatnya begini,” desah lelaki tua di depan pintu. Ia meniti kain yang membalut tangan Hinata, lalu menatap Tsunade dan Gaara yang tertunduk. “Kalian, jangan memaksakan diri. Kami para warga tidak serta merta meminta ‘Para Pemburu’ untuk melenyapkan siluman itu, karena kami tahu ... bahkan dengan seluruh warga Desa Oisar, siluman rubah akan sulit dikalahkan. Istirahatlah sejenak, sembari menunggu Hinata pulih.”
Dan, ya, para warga memang silih berganti menengok keadaan Hinata. Mereka memaksa Gaara dan Tsunade untuk beristirahat, sedangkan merekalah yang akan menjaga Hinata. Beberapa meracik obat, lalu mengganti perban kain pada tubuh Hinata—para wanita yang melakukannya.
Namun, sewajarnya manusia yang membutuhkan waktu istirahat, mereka akhirnya kembali ke rumah masing-masing. Meninggalkan Hinata di waktu fajar mulai menyapa, mereka harus mengurus rumah terlebih dahulu sebelum kembali menjaga Ace Anggota ‘Para Pemburu’.
Dan ketika hanya ada Hinata yang tak sadarkan diri, bersahut dengan jam pasir yang meluruhkan waktu, sesosok bercahaya muncul tepat di samping sang gadis. Kesembilan ekornya melambai lembut, terarah ke berbagai penjuru. Ia meletakkan satu tangannya di dahi Gresya, dan tangan yang lain pada perut sang gadis.
Sinar biru mengerumuni Hinata dan menyelimuti kamar. Hingga akhirnya, sosok itu kembali menghilang—menyisakan satu helai rambut ekor peraknya, meninggalkan Hinata yang terus tertidur tanpa terganggu.
TBC. Next spoiler
KAMU SEDANG MEMBACA
NAARI : SILUMAN RUBAH (Naruto version)
Fiksi PenggemarKehadiran siluman rubah berhasil menebar teror. Musim dingin yang sulit menjadi semakin berbahaya. Bersama anggota "Para Pemburu", Hinata bergegas menyusun rencana untuk mengamankan warga. Menentukan kapan kedatangan siluman sekaligus membuat pengha...