01. PERCERAIAN

72 3 0
                                    

Selamat datang di cerita aku yang keempat. Semoga suka dan enjoy my story, tanpa berlama lama lagi, siap reading my story? Well ayo baca sama sama! enjoy it.
-
-
-
-
"Kalian yakin mau pisah? Nggak bisa dibatalin aja ma, pa?" tanya seorang cowok remaja berusia sekitar 17 tahun itu dengan raut penuh kecewa dengan apa yang terjadi dihidupnya sekarang.

"Nggak bisa! Kami ngerasa udah nggak cocok. Buat apa saya bertahan kalau sudah tidak ada kecocokan?" jawab lelaki paruh baya sekitar 35 tahunan itu menatap serius anak laki laki satu-satunya.

"Cuma itu aja alasan kalian? Nggak ada hubungan yang seratus persen cocok, pa, ma," jawab remaja cowok itu menatap orangtuanya bergantian dengan sorot mata kecewa.

"Maaf, Rion. Mama nggak bisa pertahanin hubungan kami, mama dan papa sepakat memutuskan untuk bercerai," final Kejora--Mama Rion, dengan nada rendah penuh rasa bersalah.

"Saya nggak punya banyak waktu, kamu mau ikut saya atau mama kamu?" tanya Edgar pada putranya, lelaki itu berucap datar dan serius.

"Rion milih tinggal di Apartemen. Rion nggak butuh salah satu dari kalian, silahkan kalian hidup masing masing," ucap Adrion menatap mama papanya bergantian dengan wajah memendam emosi, lalu berjalan menuju kamarnya di lantai atas.

Setelah kepergian Rion, mereka menghela napas berat, saling tatap sebentar lalu Edgar berujar. "Saya permisi, kalau ada kepentingan menyangkut perceraian, hubungi saya," Kemudian lelaki paruh baya itu melangkahkan kaki keluar dari rumah yang dulu mereka tempati bersama.

Kejora diam seribu bahasa, matanya terus menatap kosong kedepan entah apa yang ada dipikiran wanita itu.

🖇🖇🖇

Adrion duduk di meja belajarnya dengan tatapan kosong kearah jendela kamarnya, cowok itu sedang berperang dengan pikirannya sendiri, puluhan detik cowok itu tidak merubah posisinya sampai pada akhirnya Adrion mengusap wajahnya gusar.

"Arghh!! Kenapa semua masalah harus dihadapkan sama perpisahan?! Kenapa harus orangtua gue?!! GUE NGGAK SEKUAT ITU TANPA MEREKA!!" Arion meluapkan emosinya yang sedari tadi ia tahan, di kamar bernuansa serba hitam, lelaki itu menghantam dadanya sendiri untuk melampiaskan rasa sakit yang tak ia inginkan.

Saking brutalnya, ia juga menyakiti dirinya dengan pecahan lampu tidurnya yang baru saja terpelanting dari atas nakas akibat ulah cowok itu. Ia meremas kuat-kuat pecahan lampu itu ditangannya, beberapa detik kemudian darah segar bercucuran dari telapakannya.

Cowok itu seolah tak merasakan sakit yang berarti pada tubuhnya, perpisahan orangtuanya yang membuat hidupnya sehancur ini seketika, salahkah bila seorang anak menginginkan orangtuanya untuk terus bersama hingga ia sukses dan berhasil meraih mimpinya?

Tapi mengapa takdir begitu jahat kepada seorang Adrion Gavendra? Remaja 17 tahun yang memiliki sifat keras, tempramen tidak memandang gender, ia butuh figur sang papa untuk menghadapi kerasnya dunia.

Istilah 'perceraian' menghancurkan masa remajanya sekarang. Adrion benci apapun yang menghancurkan kebahagiaannya.

"Rion, buka pintunya, nak. Mama mau ngomong sebentar,"  saat Adrion masih berusaha mengontrol emosinya, Kejora mengetuk pintu kamar, membuat Adrion menatap kearah pintu kamarnya sekilas dan menghela napas berat.

"Ngomong apa, ma? Rion mau istirahat," tanya Rion menatap mamanya sendu, cowok itu benar benar tidak ingin diganggu.

"Astaga! Kamu ngapain sampe berdarah-darah gini, Rion?" tanya Kejora dengan raut sangat khawatir melihat kondisi anaknya yang berantakan.

"Kalian yang bikin aku begini," jawab Adrion tanpa memperdulikan luka lukanya.

"Siapa yang nggak hancur dengan kalimat 'cerai' yang mama bilang?" tanya cowok itu serius.

Kejora bergerak ke sudut kamar anaknya untuk msngambil kotak P3K yang terletak disana, kemudian dengan cepat Kejora membaluri revanol dan betadine pada luka-luka di tubuh Adrion dengan kapas serta membalutnya dengan kasa lembut.

"Maaf. Mama tahu keputusan ini salah dan berat, tapi nggak ada pilihan lain," ucap Kejora sambil menaruh kembali kotak P3K tersebut.

"Yaudahlah ma, Rion udah dewasa. Ya walaupun dewasa karena keadaan," ucap Adrion diakhiri dengan tawa kecilnya penuh kesakitan didalamnya.

"Rion, come on. Jangan bikin mama tambah merasa bersalah, sayang." Kejora berucap sambil menatap sendu putranya yang memilih untuk tidak menatapnya.

"Secara nggak sadar, kalian emang salah. Lebih memilih buat cerai daripada mikirin perasaan dan akibat yang Rion dapet dari perceraian kalian," ucap Rion mengeluarkan uneg unegnya, sedikit membuatnya lega.

"RION!! MAMA JUGA NGGAK MAU CERAI! TAPI KEHARUSAN YANG BUAT MAMA HARUS CERAI SAMA PAPA KAMU!! PAPAMU BRENGSEK!" bentak Kejora tanpa sadar, Rion langsung mendongak dan terdiam menatap mamanya, rasa sesak dihatinya kian memuncak.

"Ok" jawab Adrion singkat kemudian beralih merebahkan dirinya diranjang dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Dibalik selimut, tanpa ada yang tahu seorang Adrion Gevandra menangis dalam diam.

Kejora memilih untuk pergi dan membiarkan anaknya sendiri.

Gimana part awalnya? seru?

Next?

Don't forget to vote and comment! 😁

Spam next disini 👉

Spam "RION" 👉

SEE YOU NEXT PART!! 🏴‍☠️

ADRION GAVENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang