02. MENCARI PELARIAN

31 4 2
                                    

Heyy! i'm back. Gimana hari ini? udah ketemu crush?.

Coba absen berdasarkan nickname dari crush kalian!

Well.  Ini cuma haluan kecil pas aku gabut. Enjoy it.

-
-
-
"Banyak pikiran bos?" tanya Rega menepuk bahu Adrion lumayan kencang,membuat cowok yang sedang melamun itu sedikit terhuyung kesamping.

Adrion melirik Rega sekilas dengan tatapan datar tak berekspresi. "Hm," Adrion hanya berdehem singkat untuk menanggapi, wajah cowok itu terlihat tidak bersahabat untuk sekarang. Datar, diam, pandangan kosong, sesekali menghela napas berat sambil mengadah keatas.

"Apaan? Cerita aje sini sama gue. Aman," balas Rega sambil menyesap rokoknya lalu menghebuskan asapnya ke udara.

"Ortu gue pisah. Gue kesini buat cari pelarian. Atap rumah gue rusak," jelas Adrion mengusap wajahnya frustasi, kepalanya sangat pening sekarang.

"Santai dulu, boss. Rokok tuh," jawab Rega sambil menunjuk bungkus rokok dengan dagunya.

Kemudian Adrion mengambil bungkus rokok itu dan menarik satu batang rokok dan mengapit rokok itu diantara kedua bibirnya, lalu memantiknya dengan korek api yang tersedia.

"Jadi? Sekarang lo milih ngikut siapa? mak lo apa bapak lo?" tanya Rega menoleh kearah Adrion dengan tampang serius.

"Sebatang kara," jawab  Adrion menaruh sisa rokoknya di asbak.

"Yaelah, lo sebatang kara juga tajir. Lah kalo gue? auto jadi gelandangan," jawab Rega terkekeh.

"Gue nggak butuh harta. Gue cuma butuh kasih sayang dari ortu gue, waktu ortu gue, nggak yang lain," ucap Adrion menatap langit malam di teras basecamp.

"Mungkin bagi lo harta segalanya. Tapi buat gue harta nggak bisa beli waktu ortu gue," sambung Adrion, matanya sekarang menatap lurus kedepan.

"Dunia terlalu keras buat orang seumuran kita, boss. Masalah nggak ada abis abisnya, matang sebelum waktunya." balas Rega berubah serius. Memang benar, semakin dewasa umur kita maka makin besar juga masalah yang datang.

Adrion melangkahkan kakinya menuju motornya, cowok itu bersiap melaju meninggalkan area markas. Rega mengerutkan alisnya bingung.

"Mau kemana?" tanya Rega.

"Club," jawab Adrion singkat, membuat Rega melebarkan matanya.

"Jangan macem-macem anjir! Kalo lo mabok siapa yang mau gotong," balas Rega berusaha mencegah.

"Ikut gue." ucap Adrion datar, tanpa diduga Rega langsung menyambar kunci dan helmnya  dan bersiap mengegas motornya. "Hayu atuh gas aing mah," sahut Rega setelah siap melaju.

🖇🖇🖇

"Nyebut anying! minum alkohol kayak minum marjan. Bilangin maknye kali ye?" gumam Rega, mereka kini sudah ada di dalam club yang cukup ramai dengan lampu disko yang gemerlap.

"Gue butuh cewek, cariin." ucap Adrion, cowok itu tampaknya mabuk berat, dengan mata terpejam, juga bibir tersenyum smirk.

"Heh! sadar goblok! Balik ajalah hayu," ucap Rega sambil menampar pipi Adrion agar cowok itu mendapatkan kesadarannya.

"Sayanggg," ucap Adrion tiba tiba membuat Rega bergidik ngeri mendengarnya, cowok itu sangat tertekan dengan kelakuan sang ketua.

"GUA LAKI ANJING! JANGAN CIPOK GUA!" teriak Rega saat Adrion mulai mendekatkan wajahnya pada bibirnya, reflek cowok itu mendorong Adrion hingga terjatuh ke lantai dan mengucap istighfar sambil mengusap bibirnya yang hampir menjadi mangsa tersebut.

" Nggak waras ini mah. Kudu dibawa pulang," gumam Rega dengan wajah linglung, berusaha membopong tubuh Adrion keluar dari club, dengan susah payah akhirnya mereka terbebas dari club sialan itu.

"Nyusahin lo!" ucap Rega setelah berhasil memasukan tubuh Adrion ke dalam sebuah taksi, cowok itu menyuruh anggota lain untuk membawa motor Adrion dan juga dirinya.

Bau alkohol yang menempel dibaju Adrion sangatlah menyengat hingga mengalahkan stella jeruk yang ada di taksi itu.

"Buset, kaga lagi lagi dah gua nemenin nih bocah! Gila anjir!" gumam Rega menatap Adrion yang tak sadarkan diri di sebelahnya.

Huek.. huek..huek..

"JANGAN MUNTAH DISINI WOY!" pekik Rega kesal, sudah menggotong, ia pula yang harus membersihkannya.

"Saya nggak mau tahu. Bersihin sebelum keluar dari taksi saya!" ucap sang supir melihat dari kaca depan.

"Iya elah pak. Santai aja ngapa, temen saya abis mabok maklum," balas Rega.

"Anak muda jaman sekarang..Apa apa mabok, putus cin-"

"Temen saya atap rumahnya bocor," potong Rega cepat.

"Benerin. Bukan malah mabok mabokan orang mah tong," ucap supir taksi sok tahu.

"Sotoy banget, tua," gumam Rega pelan agar tak terdengar.

🖇🖇🖇

Mereka sudah sampai di depan sebuah rumah yang cukup besar berpagar warna hitam.

"WOY BANTUIN NIH!" teriak Rega setelah turun terlebih dulu dari taksi. Cowok itu menggotong tubuh kekar Adrion dibantu Jeyden di sisi kanannya.

Sedangkan Rafly membantu membukakan gerbang untuk mereka.

"Pak, taksinya bersihin sendiri ya? saya kasih tambahan deh." ucap Rega sebelum benar benar masuk, menoleh kearah supir taksi itu sekilas.

"Nggak masalah, asalkan banyak aja." balas supir itu tersenyum senang. Kesempatan dalam kesempitan.

"Siap!" jawab Rega kemudian mulai memasuki pekarangan rumah Adrion.

"Assalamualaikum, tante cantik!" salam Rafly terlebih dahulu.

"Nggak ada," jawab Adrion dengan kepala pening dan mata setengah terbuka.

"Kemana?" tanya Jeyden menoleh menatap Adrion.

"Ngelonte kali," jawab Adrion asal.

"HEH! DOSA TOLOL. MAK LO ITU!" teriak Rega kaget bukan main dengan kalimat yang diucapkan Adrion barusan.

"Hm," jawab Adrion tanpa minat.

"Gue bayar taksi dulu," ucap Jeyden melangkahkan kaki keluar gerbang dan memberi uang seratus ribuan 5 lembar.

"Nuhun, den," ucap supir taksi kemudian melajukan taksinya meninggalkan rumah Adrion.

Jeyden kembali melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah kedua orangtua Adrion, ia menyusul yang lainnya di ruang tamu.

"Udah gue bayarin." ucap Jeyden mendudukkan dirinya di karpet bulu berwarna cream.

"Widih, thanks bro." ucap Rega sambil menampilkan cengirannya.

"Y" balas Jeyden singkat.

It's just short story. Don't expect too much ok?

cuma haluan sekilas yang lewat dipikran aku.

Bye 😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ADRION GAVENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang