➅ Hanif, Jupi dan Bantuan

73 20 1
                                    

Lanjutan sebelumnya.

Setelah sampai di apartemen, Aira menaruh Jupi di ruang tv karena Jupi yang mau pas di mobil dalam perjalanan menuju apartemen.

Aira meninggalkan Jupi dan beranjak menuju kamar Jupi, soalnya mau beresin berbagai macam perlengkapan mulai dari merapikan alat mandi, menata pakaian ke lemari, menaruh diffuser dengan harum bunga mawar yang Jupi sendiri pilih saat di mall-lebih tepatnya di toko oil diffuser- dan masih banyak lagi.

Kalau dilihat, Aira terlalu kerajinan sampai mempersiapkan sebegitu detailnya. Padahal Jupi hanya orang asing yang nggak sengaja ketabrak pas pulang kerja. Tapi bagi Aira, itu harus, karena ia diajarkan oleh sang ayah untuk bertanggung jawab jika Aira melakukan hal apapun.

Ayah Aira pernah tidak sengaja menabrak orang seperti yang Aira alami, dan Ayah Aira mempertanggung jawabkan semuanya dengan memfasilitasi korban dengan baik agar dapat sembuh sesuai perkiraan sang dokter yang menangani.

Saat semua barang telah pada tempatnya, Aira beranjak ke kamarnya sendiri untuk membersihkan diri. Tidak lama karena Aira takut jika Jupi terjadi apa-apa, Aira keluar dari kamarnya dengan piyama abu-abu.

Aira menghampiri Jupi yang asik nonton tv, "lagi nonton apa sih? Serius banget." Tanya Aira sambil mendudukan dirinya di sofa. Posisinya jupi di depan sofa bagian kanan dan Aira duduk di sofa bagian kiri, intinya samping-sampingan gitu.

Jupi menoleh lalu tersenyum, "nonton film ini, ceritanya bagus."

Aira mengangguk setuju. "Iya Jupi, emang bagus banget, aku udah nonton film ini seminggu yang lalu."

Setelah itu, Jupi terhanyut dengan film dan Aira dengan pikirannya. Aira merasa ada yang aneh saat liat jupi menggaruk tubuhnya beberapa menit sekali.

"Jupi, kamu kenapa garuk-garuk badan terus?"

Jupi menoleh dan menunduk, "itu...."

"Kenapa?"

"Itu.... Saya malu mau bilang kalau saya mau mandi ke kamu, tapi kan...."

Aira langsung refleks menepuk jidatnya, ia lupa kalau Jupi belum mandi dari empat hari yang lalu, hanya berganti pakaian saja selama ini. Dan juga, Jupi belum berganti dalama- pasti rasanya amat sangat gatal. Aira merinding ngebayanginnya.

Aira lompat dari sofa dan langsung berdiri di depan Jupi. "Yaudah sekarang kita mandi-eh maksudnya, kamu aku mandiin."

Jupi melotot, "nggak mungkin kan Aira kamu mandiin saya...." Aira langsung membalikan badannya menghadap tv dan membelakangi Jupi. Malu banget sampe pengen dance double knot, bisa-bisanya Aira ngomong gitu.

Semesta lagi berpihak kepadanya, Aira mendapat ide untuk menghubungi hanif-teman kantornya-dan dengan cepat Aira menuju kamarnya untuk mengambil ponselnya dan menghubungi hanif.

Sementara itu, Jupi masih syok karena ajakan mandi dari Aira.

Aira menunggu jawaban panggilan dari hanif dan beruntungnya hanif aktif dengan ponselnya saat itu.

"Hal...."

"LU KEMANA AJA EMPAT HARI NGGAK ADA KABAR?!"

"Nanti gue jelasin, sekarang bisa nggak lu kerumah gue sekarang. Penting banget ini!"

"Otw." Hanif langsung memutuskan panggilannya sepihak.

Aira merasa lega untuk sementara, ia harus mempersiapkan banyak jawaban untuk rentetan pertanyaan sebab Jupi tinggal di apartemennya kepada hanif.

Aira keluar dari kamarnya dan langsung melihat Jupi dihadapannya. Ternyata sedari tadi Jupi bersusah payah memutar kursi rodanya ke depan pintu kamar Aira.

UNDERCOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang