②④ Ajakan

31 9 0
                                    

Ngadem di ruang kerjannya sambil menyesap kopi hitam pekat dengan es batu yang banyak, sesekali di kletukin es tersebut di dalam mulut.

Agak ngilu emang, tapi enak.

Hari itu, Aezar datang ke kantor. Aslinya sih libur—hanya dia seorang. Tapi kata sekertarisnya yang bilang bakalan ada yang ngelamar kerja di perusahaanya, jadi, apa boleh buat?

Pengennya leha-leha di kamar sambil nonton serial netflix kesayangan dan menghapus kenangan tentang dirinya yang diolok-olok saat di pernikahan Hanif.

Karena udah kelamaan nunggu. Aezar memutuskan untuk beranjak dari singgasanahnya dan jalan keluar kantor. Mau beli siomay sama beli es kopi yang sudah tandas masuk ke lambung.

Dia nunggu buat satu orang padahal. Mendingan besok aja sih sebenernya pas udah waktunya masuk kerja, tapi anehnya, dia malah mengiyakan ajakan sekertarisnya.

"Masuk aja bos. Besok baru saya kosongin jadwalnya. Lumayan kan, tiga hari libur."

Hari kejepit. Kamis libur, jum'at Aezar masuk dan sabtu-minggunya libur lagi. Makannya Aezar iyain ajakan tersebut, karena bener juga usulannya.

Jalan santai sesekali membalas sapaan karyawan lain. Tanpa melihat jalan, ia di tabrak oleh seseorang yang menyebabkan pakaian kemeja putihnya kotor karena es kopi milik Aezar.

"Maaf pak, saya nggak sengaja. Saya buru-buru banget." Perempuan itu mengeluarkan ponselnya. "Ini nomor saya. Kalau ada yang harus saya ganti, anda bisa hubungi saya. Maaf pak, saya permisi dulu, takut telat."

Perempuan itu melenggang pergi entah kemana dan Aezar melanjutkan perjalanannya untuk membeli siomay dan es kopi tanpa memperdulikan kemejanya terdapat bercak noda yang lumayan besar.

_____

Setelah dapet siomay dan es kopinya, Aezar balik lagi ke ruangannya. Siomaynya bener-bener pake plastikan gitu kayak anak sd beli dua ribuan dan di nggal malu sama sekali, mana makannya lewat ujung plastik.

Aezar sama Aira kalau soal urusan per-siomay-an tuh sama.

Pas masuk ke ruangan, mata Aezar langsung tertuju sama satu cewek yang lagi nunduk. Anehnya, pakaian sama bentuk tubuhnya sama kayak cewek yang nabrak dia tadi pas mau beli siomay sama es kopi.

"Permisi?" Aezar bertanya pelan. Cewek itu langsung dongkakin kepalanya dan natap Aezar seksama.

"Bapak yang saya tabrak tadi ya?" 

"Muka saya setua itu apa sampai dipanggil bapak? Umur saya masih kepala dua kok."

Cewek itu menundukan kepalanya lagi. Aezar jadi merasa bersalah, padahal nggak ada yang salah sih antara dirinya dan cewek itu.

"Kamu disini mau apa?"

"Mau lamar kerja."

"Kalau ditanya tuh tatap mata lawan bicaranya."

Cewek itu langsung menatap lawan bicaranya.

"Saya mau melamar kerja disini."

Aezar ngangguk paham. "Ayo, ikut saya ke dalam."

Mempersilahkan cewek itu masuk ke ruang kerjanya. Membuntuti Aezar hinggi lelaki itu duduk di singgasananya. Cewek itu masih berdiri di depan meja Aezar.

"Duduk aja, jangan sungkan." Cewek itu mengangguk.

"Oke, sebelumnya. Perkenalkan nama saya Aezar Ezakiel Wijaya. Pemilik perusahan AE Corp. Ada yang bisa dibantu?"

Cewek itu tersentak, ia kaget betul ternyata orang yang dia tabrak tadi adalah pemilik perusahaan yang ingin ia melamar kerja. Mati, pikiran cewek itu kalang kabut. Takut-takut kalau misalnya ia bakalan ditolak karena bikin ulah tepat sebelum bekerja.

UNDERCOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang