1 - Life is Still Going On

120 34 35
                                    

Aroma sakura memenuhi hidungku tepat ketika aku keluar dari gedung. Kedua tanganku sontak merentang ke udara bersamaan dengan embusan angin menerpa wajah. Musim semi resmi dimulai dengan guyuran bunga-bunga sakura di sepanjang lagkahku menuju tengah titik utama pertunjukan. Orang-orang menatapku dengan binar kagum seolah tidak pernah melihat idol setampan diriku.

Aku berdiri di tengah lapangan dengan sepatu putih bersih membungkus kedua kakiku. Meskipun belum sarapan, tubuhku siap bergoyang memeriahkan awal musim semi. Sorak-sorai penonton terdengar riuh ketika aku memegang mikrofon. Aku mengambil jeda untuk menutup mata sejenak. Ini akan menjadi musim semi terbaik dalam sepanjang karirku. Aku mengembuskan napas perlahan beriringan dengan musik yang mulai terdengar.

"Don't stop the music wae meomchwo isseo, chumchudeut doragara life is party so ...." Aku mulai bernyanyi dan sorak sorai penonton makin terdengar keras di telinga. Senyumku mengembang ke arah kamera dan bisa kubayangkan penonton yang menonton konser ini di rumah atau melalui ponsel mereka pun akan berteriak heboh.

Ada cukup banyak reporter mengarahkan lensa kamera mereka ke tubuhku. Siapa pun akan setuju bahwa Ahn Sehun adalah idol yang memiliki bentuk tubuh paling sempurna. Aku sedikit menyeringai ke kamera utama yang menyorotku. Beberapa penari latar melempar senyum geli melihat tingkahku dan kami berhasil menyelesaikan lagu pembuka.

"Aigoo ... aigoo ....¹" Seorang pria tiba-tiba mendekat. Kedua tangan gemuknya berkecak pinggang menatapku dari bawah ke atas. "Kau kesurupan lagi, ya?" tanyanya.

Keseimbanganku seketika lenyap dan aku jatuh terjungkal ke permukaan lapangan semen. "Astaga!" keluhku melihat sikuku berdarah dan kurasakan pergelangan kakiku pun minta diperhatikan. "Paman!" teriakku lalu meniup ujung poni yang menutupi sebagian dahiku.

Pria berseragam krem pudar itu tertawa pelan lalu mengulurkan tangan membantuku berdiri. "Kau ini! Bukankah seharusnya kau berolahraga? Kenapa malah menari-nari tidak jelas, huh?"

Aku mendengkus sambil menepuk-nepuk pantatku. "Paman, kau tidak tahu kalau menari adalah salah satu bentuk olahraga paling keren di dunia ini?" tanyaku. Mau tidak mau, aku kembali ke barisan para lelaki berbagai usia untuk melakukan pemanasan.

"Tahu. Tampilkan tarian tidak jelasmu itu di atas panggung, Nak. Tapi masalahnya, kau sedang di tengah rutan sekarang," ajar Paman Han masih dengan sisa tawa di mulutnya.

Seketika aku terdiam. Perasaan benci kembali menyelimuti hatiku. Aku sangat tidak suka diingatkan pada tempat yang kupijaki sekarang. Alih-alih area konser dengan pemandangan bunga sakura di Taman Yeouido, aku sedang berdiri di tengah bangunan pusat lembaga pemasyarakatan di Dongbu. Aku tidak sedang menari enerjik di atas panggung, melainkan sedang menjadi tontonan sesama narapidana di jadwal rutin olahraga pagi musim di musim panas.

Bukankah aku seorang idol? Ya, seharusnya begitu. Sayangnya, cita-citaku berakhir tragis sebelum aku sempat mewujudkannya. Aku bukan idol terkenal yang debut tiga tahun lalu di bawah naungan agensi ternama. Seharusnya aku dikenal sebagai Ahn Sehun si artis tertampan, tetapi kenyataannya, aku terkenal dengan gelarku sebagai narapidana tampan.

"Paman, andai polisi dan detektif itu bekerja dengan baik, pasti mereka bisa membuktikan kalau aku tidak bersalah," kataku sambil menatap awan cerah di langit. Aku menoleh pada Paman Han yang berwajah tidak antusias mendengarkanku. "Ayolah, aku bosan jika diam terus," ujarku.

"Jangan banyak mengoceh! Gendong aku dengan benar."

Aku mengerahkan seluruh tenagaku untuk menggendong Paman Han yang bobotnya sekitar delapan puluh kilo di punggungku. "Astaga ... kau harus diet, Paman," keluhku. Dalam hitungan ke sepuluh, tubuhku berpindah ke atas punggung Paman Han dan aku bisa menatap langit lagi. "Kenapa pengacaraku tidak bisa memenangkanku, ya? Apa karena bayarannya kurang banyak?" tanyaku entah untuk yang ke berapa ribu kali semenjak aku datang ke tempat ini tiga tahun lalu.

OVERHOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang