Statusku sebagai narapidana tidak hanya memisahkanku dengan cita-cita menjadi idol, tetapi juga memisahkan kakak dari pekerjaannya sebagai kasir sebuah department store. Saat tahu bahwa adik Ahn Chaehyeon dipenjara, divisi personalia memanggilnya untuk diberi surat pemutusan kerja dan satu amplop uang pesangon. Tidak hanya itu, dia juga berpisah dengan Jiwon Hyung –kekasihnya.
Sederhananya, kasusku merenggut kebahagiaan kakak. Sejak aku dilahirkan hingga sekarang, aku belum pernah membuatnya bahagia. Ayahku meninggal di lokasi bangunan ketika ibu tengah mengandungku. Di usiaku keenam, ibu meninggal karena sakit. Saat itu, kakakku berusia delapan belas. Jarak usia kami sangat jauh, tetapi dia benar-benar menyayangiku. Dia menjadi orang tua sekaligus kakak meskipun dia bisa memilih untuk menelantarkanku.
Kakak mengantarku pergi ke sekolah dasar dan sekolah menengah. Aku sangat bahagia setiap kali kakak bangun pagi untuk mengantarku pergi. Namun, aku tidak melihat senyumnya ketika mengantarku ke sekolah atas. Saat itu, aku sudah direkrut agensi sehingga kakak tidak bisa mengantarku sampai ke sekolah. Momen yang paling membuatku sedih adalah ketika kakak mengantarku ke tahanan. Air mataku kembali menetes karena teringat hari itu.
Dalam kunjungannya, kakak pernah bilang bahwa uang pesangonnya masih utuh. Ia tidak ingin menggunakan uang itu karena merasa para atasannya melecehkan nama baikku. Setelah dipecat, ia beberapa kali melamar pekerjaan. Sayangnya, semua tempat menolaknya. Aku tahu kakak lelah dan ingin menyerah, tetapi ia tidak melakukannya karena tahu harus berjuang agar aku lekas pulang.
Tiba-tiba saja ia bertemu dengan seorang wanita baik hati yang menawarinya pekerjaan. Ia hanya perlu menjadi pelayan di sebuah kedai tteokbokki² dekat Universitas Nasional Seoul. Beberapa pelanggan yang mengetuhi bahwa kakak adalah kakakku –seorang narapidana—, mereka enggan datang ke kedai itu lagi. Kakak beberapa kali bilang kalau dia akan segera dipecat, tetapi sampai sekarang dia masih berjaga di dalam kedai itu. Duduk melamun menunggu pelanggan datang.
Aku tersenyum melihat kakakku dari kejauhan. Dia seperti bintang di kegelapan malam. Aku belum sempat bertemu dengan ayahku, dan hanya hidup enam tahun bersama ibu. Namun, aku sudah hidup bersama kakak selama dua puluh empat tahun. Kakak menjadi lampu penerang di setiap langkahku. Dia benar-benar menjadi bintang yang menenangkan semua lelahku.
Sekarang aku yang ingin menenangkannya. Aku ingin bilang bahwa adiknya ini sudah pulang jadi ia bisa berhenti mengkhawatirkanku. Tanpa sadar, aku sudah berjalan makin dekat ke arah kedai. Tidak ada satu pun pelanggan di sana. Sedari tadi yang kakak lakukan hanya bersih-bersih. Segera kudorong pintu kaca hingga kudengar suara gemerincing lonceng kecil di bagian atas.
"Eoseyo oseyo¹. Silakan duduk dan ... Sehun-ah!" Kakak menjerit ketika mengalihkan pandangannya dari meja bundar ke wajahku.
Aku tersenyum lebar dengan kedua tangan merentang. "Bisa pesan sebuah pelukan hangat?" candaku.
"K-kau benar Ahn Sehun? Sehunnie? Kau bukan hantu?"
"Nuna!" tegurku. Kuletakkan tas besar yang kubawa ke atas meja lalu memeluknya. "Apakah ada laki-laki tampan selain aku?" ucapku, memendam wajahku di surai hitam kakak.
"Kau benar-benar Sehunnie?" Kakak menahan napasnya beberapa detik hingga kudengar tangisannya meraung cukup keras. "Kau benar Sehunnie-ku?" tanyanya. Kedua tangannya memukul-mukul punggungku seolah tidak bisa menahan haru.
Aku mengangguk. Napasku tercekat beberapa kali hingga aku kesusahan berbicara.
"Bagaimana bisa?" Kakak menarik lenganku kemudian jemari kurusnya meraba wajahku. Kurasakan ibu jari kasarnya mengusap air mataku. "Aku tidak sedang bermimpi?"
"Tidak." Aku menggeleng. Menggenggam tangan kakak untuk lebih menempel di pipiku. "Aku pulang," kataku. Untuk kali pertama sejak tujuh tahun, aku melihat kakakku tersenyum bahagia. Meski tertutup oleh air mata, aku tahu dia sedang berbunga-bunga melihat kepulanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
OVERHOPE
FanfictionOVERHOPE by Jinshi Akassia *** Cita-citaku menjadi idol terkenal. Manggung di berbagai negara dan dicintai banyak orang. Aku rupawan, berbakat, dan kata banyak orang, aku potensial. Masalahnya, itu dulu. Sebelum aku ditangkap polisi dan mendekam di...