PROLOG

1.5K 116 10
                                    


Kecuali jawaban mutlak, yaitu Tuhan, sebutkan kasih siapa yang paling setia di dunia ini!
Apakah kasihnya, sosok yang sangat kamu cintai hingga rela memberikan segalanya?
Ataukah kasihnya, sosok yang selalu berada di sisi terbaik dan burukmu?
Ataupula kasihnya, sosok yang telah berjuang membuatmu hidup di dunia ini?

***

LIHATLAH!

Dia tersenyum di kursinya, seolah penuh kemenangan saat palu hakim diketuk, pertanda perpisahan ini memang benar nyata. Tatapannya menghunusku, tanpa beban, begitu lepas dan cerah. Balasan senyum dari beberapa orang di pihaknya benar-benar menamparku.

Apa mereka melihat bibirku mengulas senyum?

Apa mereka melihat ada gurat bahagia di wajahku?

Apa mereka melihat mataku sama bercahaya dengannya?

Jawabannya, tidak.

Bibirku tidak lagi mengulas senyum. Bahagiaku sudah hilang. Cahaya di mataku sudah lenyap. Dia merenggut semuanya. Mereka menghancurkan hidupku.

Kedua orang yang berdiri di belakangku pergi tanpa suara. Mereka sama hancurnya denganku. Seolah tidak ada lagi yang berguna dari hidup ini. Semuanya sudah hancur.

Bagaimana caranya aku menjelaskan pada anakku kelak, bahwa ayahnya telah pergi?

Bagaimana caranya aku menjelaskan pada anakku kelak, bahwa ayahnya telah bahagia—di atas penderitaan kami?

Bagaimana caranya aku menjelaskan pada anakku kelak, bahwa nanti dia akan memiliki saudara se-ayah yang tidak akan pernah menganggapnya ada?

Rentetan pertanyaan lainnya mulai bermain di kepala. Semuanya mengarah pada anakku yang masih berusia enam bulan. Buah cinta masa remajaku dengan seorang lelaki dewasa. Buah cinta masa bodohku yang terlalu percaya akan janji-janji manis. Buah cinta yang menjauhkanku dari kehidupan sosial nan indah.

Inikah yang namanya hidup?

Rasanya seperti aku sudah mati. Sekarang hanyalah neraka yang dilalui.

Menjadi orang tua tunggal di usia dua puluh satu tahun. Sekolah menengah atas tidak tamat karena hamil duluan. Dijauhi oleh teman-teman karena dianggap menjadi contoh nyata dari kenakalan remaja. Tidak memiliki pengetahuan apa-apa untuk mengurus anak. Dicampakkan begitu saja oleh lelaki yang dulunya sangat kucintai.

Ini bukan kehidupan.

Aku seperti telah mati.

***

Cerita ini pernah aku publikasikan beberapa bab, namun kembali ditarik untuk revisi alur dan karakter tokoh. 

Selamat bergabung dengan dunia penuh kisah pelik! 

Terima kasih sudah mampir. :)

WHOLEHEARTEDLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang