[6] Hampir gagal lagi

39 6 0
                                    

Yaampun apa ini nasib Nala di pagi hari ini? Geng Lala menganggu Nala dengan mengoper henpon baru Nala ke temen-teman Lala, Nala mencoba mengambil tapi selalu gagal bahkan lemparan mereka tinggi sekali.

"Mau ini?"Lala menyodorkan henponya pada Nala namun dengan cepat Lala melempar kembali ke Dwi.

Jujur Nala sudah leleh mengejar henponnya yang terus di oper sana sini. wajah Nala terlihat sangat memohon pada mereka untuk di kembalikan karena Nala takut henpon itu jatuh dan rusak, henpon baru Nala pegang semalam masa sudah rusak.

"Hahah asik juga ya gangguin si bisu"kata Winnie mengoper henpon ke Lala.

"Bentar gue capek"Lala memegangi pinggangnya, lalu menatap Nala setelah itu tersenyum miring."Ett!"Nala ingin mengambil henponnya namun Lala berhasil menjauhkannya.

"Lu mau ini? Henpon bekas doang lu terima? Cih, kalo gue jadi lu ga bakal gue terima henpon bekas kaya gini. Oh iya gue baru inget lu kan miskin cuman tinggal bareng nenek lu terus lu beban pula, hahahah mati aja deh lu itu jalan terbaik biar lu agar ga jadi beban buat keluarga lu, kasihan gue"kata-kata pedas itu keluar dari mulut Lala.

Nala hanya menatap biasa saja, ucapan Lala tidak mempan menyakitkan hati Nala itu sama sekali tidak membuat Nala menjadi down.

"Kalian itu yang lebih beban dari pada Nala."

Mereka menoleh ke sumber suara, ada Dara yang baru saja datang ke kelas dengan raut wajah dingin, Dara berjalan mendekati Lala dengan tatapan tajam.

"Lu dan temen-temen lu lah yang beban buat orang tua lu, hidup mewah semuanya bukan hasil kerja keras lu"Dara terus maju sampa Lala mundur terus."Jadi jangan bilang orang lain beban kalo lu aja masih jadi beban keluarga lu, lu syukur masih ada orang tua apapun yang lu minta pasti orang tua lu kasih tapi Nala, susah orang tuanya ga ada dia hidup sama neneknya aja dan dia bersyukur dapet henpon baru walau bekas karena dia ga bisa beli henpon mewah kaya lu. Lu di kasih henpon bekas apa lu mau bersyukur? Enga! Yang ada lu nangis kek orang gila minta ganti henpon yang lebih bagus"sindir Dara berhasil membuat Lala terpojok di kelas.

"Kenapa? Ga suka sama ucapan gue? Itu fakta bro, terima aja ya, gue juga masih beban kok lu sama gue, Nala dan yang lainnya masih beban buat orang tua. Introspeksi diri ya jangan lupa"Dara lemparkan senyum kecil, lalu mengambil henpon Nala dari tangan Lala setelah itu pergi menghampiri Nala.

"Nih henponnya"Nala Nerima henponnya dari Dara, Nala tercekat dengan apa yang Dara lakukan pada Lala sampai Lala tidak berkutik sama sekali.

Jam istirahat mereka berdua ada di kolam ikan lagi, tempat paling nyaman emang buat jadi tempat istirahat karena tempat ini adem juga ada pohon beringin di sisi sisi kolam ikan.

"Kamu kok berani ke Lala tadi? Aku kaget liatnya"

"Berani lah orang kaya gitu harus kita lawan, nanti malah makin ngelunjak terus ga tau diri kita yang masih tau diri kasih tau dia biar sadar. Sebenernya aku deg-degan banget tadi takut Lala tiba-tiba dorong aku atau mukul aku tapi dia diem aja"

"Kamu keren banget kok tadi, makasih ya Dar atas kebaikan kamu, nanti aku balas rasa kebaikan kamu, kata nenek balas budi itu harus"

"Dengan kamu sama aku aja itu udah bales rasa kebaikan kamu ke aku kok, Nal. Kebaikan itu ga harus dari tindakan tapi ucapanpun itu juga kebaikan namanya"

"Btw hari ini kita jadikan ke rumah kamu, aku juga pengen ketemu sama nenek kamu"

Eh iya, Nala baru ingat soal janjinya kemarin, tapi tentu saja itu harus jadi kesempatan baik untuk Nala.

Nala || Kim Seungmin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang