Chapter 2

22 3 0
                                    

“ayah dengar terjadi sesuatu kemaren di pasar” sontak suasana yang tenang    dikediaman Arkenberg menjadi mencekam.

“a-Ayah dengar dulu. Semuanya baik-baik a-“

“apanya yang baik-baik saja! Kamu hampir saja terluka Antha!”

"tapi aku baik-baik saja ay-”

“cukup Antha! pokoknya ayah tidak mau lagi kamu pergi kesana. Buat apa coba kamu pergi! Diluar sana sangat berbahaya dan mulai hari ini kamu ayah larang keluar dari mansion!” perintah Zenius Arkenberg kepada putri satu-satunya itu. Zenius Arkenberg langsung pergi meninggalkan meja makan. Meninggalkan Diantha yang disana sendirian.

"ha…ayah ini terlalu over protektif. Aku sudah besar dan aku bukan perempuan yang lemah. Sampai kapan ayah akan memperlakukan aku seperti gelas kaca yang rapuh" ucap Diantha dalam hati sambil menyelesaikan makanannya.

Zenius Arkenberg adalah seorang Marquess yang sangat ahli dalam berpedang berbeda dengan Rossetta Arkenberg yaitu ibu Diantha yang sangat lemah dan mudah sakit-sakitan. Semenjak Rossetta tiada Zenius Arkenberg menjadi sangat protektif terhadap Diantha. Zenius sangat takut jika dia harus kehilangan orang yang sangat dia cintai untuk kedua kalinya.

“lily ayo kita pergi” perintah Diantha kepada pelayan setianya itu.

“no-Nona kumohon jangan. Nona mendengar larangan tuan, nona dilarang keluar
dari mansion” jawab lily.

“ah…tenang saja lily kita tidak akan ketahuan oleh ayah kok”

“ta-Tapi nona…”

“aku sudah selesai makan. Ayo lily saat nya kita pergi”

“ha…baiklah nona”

"hiks…. aku tidak akan pernah bisa menang kalau berdebat dengan nona‟ tangis lily dalam hati.

Sesampainya di pasar Diantha menunggu di tempat terakhir kali Diantha bertemu dengan Devian berharap bisa bertemu dengan nya lagi. Tapi sayang yang diinginkan Diantha tidak terwujud. Hari sudah sore tetapi dia tetap tidak bertemu
dengan Devian.

“nona hari sudah sore sebaiknya kita pulang sebelum ketahuan oleh tuan kalau nona keluar dari mansion”

“ha.... baiklah lily ayo kita pulang”

Diantha pun pulang dengan perasaan kecewa. Kereta kuda bergerak mulai
meninggalkan pasar. Melewati hutan yang sunyi menuju kediaman Arkenberg. Sontak mata Diantha tertuju kepada seorang laki-laki yang sangat dia kenal.

“ DEVIAN! hentikan kereta kuda nya sekarang!”

“a-Ada apa non-“

Tanpa lily bisa menyelesaikan kalimatnya Diantha langsung loncat dari kereta kuda yang masih bergerak membuat semua orang terkejut bahkan mata Devian langsung tertuju kearah asal suara. Seorang gadis bangsawan meloncat dari kereta kuda dan berlari kearah nya.

“ha…ha… akhirnya aku bisa bertemu dengan mu lagi! Masih ingat aku kan?!”

The Ephemeral Love of VillainesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang