Dua

0 0 0
                                    

Hari Jumat, hari yang kusuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Jumat, hari yang kusuka.

Selain karena baju seragam yang nyaman digunakan, mata pelajaran pada hari Jumat pun sangat menyenangkan.

Dan yang paling penting, besok hari libur.

Hari ini OSIS mengadakan agenda tambahan secara offline, dan semua anggota diwajibkan untuk hadir, karena akan ada tamu yang datang ke agenda.

Dengan terburu-buru, aku berlari menuju tempat agenda dilaksanakan. Sial sekali, tadi aku harus berbincang sebentar dengan Bu Diana, guru matematikaku yang sangat suka berbincang dengan anak murid. Tentu saja aku akan merasa durhaka jika tidak meladeninya, jadi aku harus mengobrol dengannya sekitar 45 menit.

Astaga, aku bahkan belum berganti pakaian. Setiap agenda OSIS memang memiliki dresscodenya masing-masing, dan aku serta yang lainnya hanya memiliki waktu sekitar 10 menit untuk berganti pakaian. Dan sekarang aku sudah terlambat 40 menit tanpa izin!

Dengan panik dan tergesa, aku bergegas mengganti pakaian dan berlari menuju tempat agenda berlangsung.

Sampai di sana, jantungku berdetak lebih cepat. Semua teman-teman angkatanku sudah duduk rapi mendengarkan tamu yang menjadi pembicara pada hari ini.

Aku panik setengah mati. Jika tau begini, lebih baik aku menjadi murid durhaka dari pada dipermalukan di depan teman-teman, senior, dan... Kak Raga!

Astaga, kenapa harus dia yang menjadi tamu agenda hari ini?!

Dengan penuh rasa takut yang kusembunyikan di belakang masker, aku segera berjalan menghampiri barisan angkatanku, dan berdiri tegak di samping Farhan, penjuru barisan angkatanku yang sekarang sedang beranjak bangun dari duduknya.

"Heh, siapa yang nyuruh kamu berdiri?!" Bentak seorang senior kelas 11 kepada Farhan, Kak Yuda namanya. Senior yang satu ini memang buruk temperamennya. Mulutnya pun tajam. Aku sangat tidak menyukai seniorku yang satu ini.

"Ini juga, penanggung jawab angkatan bukannya dateng paling awal, malah telat! Gak pake izin segala lagi! Gak kasian kamu sama angkatanmu yang udah usaha lebih buat dateng tepat atau bahkan awal waktu?!" Bentaknya lagi.

Aku terdiam dan mengatur napasku sebelum balik menatap netra Kak Yuda yang sekarang sudah berada tepat di hadapanku, menatapku tajam.

"Maaf Kak, tadi tiba-tiba saya memiliki urusan dengan Bu Diana, guru matematika saya. Karena mendadak juga, saya tidak sempat izin kepada Kakak maupun angkatan saya," balasku dengan tegas.

"Alasannya ada aja. Kenapa kamu gak minta tolong izin sama temen sekelas kamu? Gak punya angkatan di kelasnya?" Balas senior yang lain, Kak Putra namanya.

Aku mengumpat dalam hati. Senior memang menyebalkan.

"Yaudah, karena kamu telat, silahkan simak materi sambil berdiri," ucap Kak Rendra, seniorku yang paling baik dan paling bijak serta berwibawa, menurutku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RanjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang