Prologue

47 31 24
                                    

Seorang gadis sedang berlari terburu-buru di koridor sekolah sambil membawa beberapa buku dan tas yang masih tetap berada dibelakang punggung gadis itu sambil kadang tas itu ikut berayun sesuai dengan kecepatan lari yang gadis itu buat.

Suasana sekolah hari ini lumayan sepi, karena jam sudah menunjukkan pukul 07.30 yang artinya semua siswa sudah masuk kedalam kelas masing-masing. Jika kalian lihat seisi kelas tidak terlalu ramai pada biasanya, itu dikerenakan sekolah sekarang menggunakan peraturan 'Sesi' atau yang bisa disebut sedangan 'PTMT (Pembelajaran Tatap Mukan Terbatas)'. Jika kalian belum mengetahui tentang istilah ini, mungkin kalian adalah anak yang sangat beruntung. Sistem pembelajaran ini menggunakan metode 'Sesi' yang dimana seisi kelas hanya dapat diisi dengan setengah dari absen kelas. Jika satu kelas biasanya terisi dengan 36 siswa, maka metode ini hanya mengambil 18 siswa. Bisa dari absen 1 sampai 18 dan 18 sampai 36, atau bahkan ada sekolah yang menggunakan dengan nomor absen genap atau ganjil. Berbeda sekolah juga berbeda metode sesinya. Oke back.

Gadis itu terengah-engah saat sampai dilantai 3, yup lantai 3 adalah letak kelasnya X IPA 2. Sedangkan lantai 2 diisi dengan anak kelas XI dan lantai pertama diisi dengan anak kelas XII. Sebenelarnya ada beberapa kelas X yang berada dilantai 2, tapi mungkin gadis itu memang mendapatkan nasib yang tidak terlalu baik.

"Sumpah ya gue capek banget tau ga!!"

Gadis itu masih tetap disana, dilantai 3. Ia belum melangkahkan kakinya menuju kelas karena ia masih sangat lelah setelah menaiki tangga yang cukup menguras tenaganya.

"Eh, lo anak X IPA 2 kan?"

Gadis itu terkejut kerena seseorang tiba-tiba saja mengeluarkan suara dari belakang punggungnya. Gadis itu perlahan-lahan membalikkan badannya sambil menunduk.

"Iya kak, kenapa?" Tanya gadis itu yang masih menatap ujung sepatunya.

"Klo ada orang ngomong itu tatap matanya" Ucap seorang laki-laki yang menurut gadis itu berbeda dengan suara laki-laki yang baru saja bertanya kepadanya, sepertinya memang tidak hanya ada satu laki-laki disana, tapi mungkin sekitar 3 atau 4 orang.

"Udah biarin" Ucap laki-laki pertama yang gadis itu dengar suaranya tadi. "Lo sekarang masuk kelas, ada yang mau kita omongin" Lanjutnya yang membuat gadis itu mengangguk dan berbalik berjalan menuju kelasnya.

Sesampainya gadis itu didepan pintu kelas, ternyata tidak ada guru yang sedang mengajar disana, mungkin gurunya sedang telat.

"Arleta!"

Salah satu teman baiknya melambaikan tangan kepada gadis itu yang diketahui tadi bernama Arleta Angkasa Sallsabila. Atau yang biasa dipanggil dengan nama Arleta. Sebenarnya Arleta sendiri agak kurang menyukai nama lengkapnya itu, apalagi 'Angkasa' Arleta sendiri yakin bahwa nama Angkasa jauh lebih cocok diberikan untuk anak laki-laki, bukan anak perempuan seperti dirinya. Arleta berpikir harusnya ia bertukar nama dengan kakaknya saja. Tapi mau bagaimana lagi? Orang tuanya sudah memberikan nama itu untuknya.

Arleta masuk kedalam kelasnya dan duduk dikursinya yang tidak jauh dengan kursi sahabatnya, hanya ada celah sekitar 60cm.

"Lo kenapa telat njir?" Ucap sahabat Arleta sambil mendekatkan tubuhnya ke Arleta.

"Eh, gue sebenernya ngga akan telat tadi, klo aja kakak gue ngga pake ngisi bensin segala" Jawab Arleta dengan wajah yang sedikit masih jengkel.

"Eh ada kakel" Ucap sahabat Arleta karena melihat kakak kelas yang masuk kedalam kelas mereka.

Arleta diam ditempatnya saat 4 kakak kelas memasuki kelasnya. Salah satu dari keempat kakak kelas itu membawa mading yang bertuliskan 'Ayo ikut lomba puisi!!'. Arleta sangat yakin jika keempat kakel itu pasti akan memberitahu tentang pengadaan acara lomba puisi dan mengajak kelas-kelas lain untuk dapat mengikuti lomba-lomba puisi itu.

"Assalamualaikum Warahmatullahi'Wabarakatu"

"Waalaikumussallam Warahmatullahi'Wabarakatu"

"Perkenalkan nama saya Arden Leon Alvandy dari kelas XII IPS 2" Ucap kakel itu yang membuat Arleta sedikit terkejut karena ia yakin pasti kakak kelas inilah yang menanyakan kelas Arleta tadi.

"Perkenalkan nama saya Kevano Aditya dari kelas XII IPA 5"

"Perkenalkan nama saya Satria Amartha  dari kelas XII IPA 5"

"Perkenalkan nama saya Angga Mahendra Langit dari kelas XII IPS 2"

Arleta menatap kearah sahabatnya, ia menatap seolah-olah ia beetanya apakah sahabatnya akan ikut lomba puisi yang biasa anak itu lakukan disekolahnya dulu.

"Mela, lo mau ikut?" Tanya Arleta agak sedikit berbisik kepada sahabatnya yang bernama Clara Dea Melbeana atau ya biasa dipanggil Clara. Orang-orang memang menggilnya Clara dan hanya Arleta sajalah yang memanggil Clara dengan nama Mela.

"Ngga tau deh, coba liat aja nanti" Jawab Clara sambil kembali menatap keempat kakak kelas yang sedang berdiri dihadapannya.








Bersambung...




























Hai guys!! New project nih!! Oh ya gimana prolog nya? Suka ngga? Itu sekalian perkenalan aja si hehe.

Buat yang nanya, 'Waktu lagi pandemi gini, berarti itu siswanya pada pake masker?' Jawabannya 'Tidak'. Karena ini cerita biasa aja, jadi aku ngga buat cerita diatas seakan-akan pake masker ya, mereka cuma cuci tangan sama menjaga jarak aman aja kok hehe.

School 2022Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang