**(ʃƪ^3^)**
Suara langkah kaki para pelayan istana memasuki ruangan terdengar sejak kemarin malam. Tidak henti henti nya membawa baskom air, obat obatan dan kembali mengisi baskom air beberapa kali.
Beberapa tabib dari semua tabib terbaik sudah dipanggil. Tapi tabib tabib itu menggeleng kan kepala - memberitahu bahwa tidak akan terjadi apa apa, hanya saja sang Kaisar tetap cemas dengan keadaan putra kedua. Sudah 3 hari putra kedua tak sadarkan diri.
Fajar baru saja menyingsing sang kaisar sudah kembali mengunjungi putra keduanya.
"Salam yang mulia kaisar"
Semua kepala menunduk saat Kaisar Luo datang. Kaisar Luo berjalan lurus dengan kedua tangan tersembunyi dibelakang punggung.
Selir Sean Li bergeser melihat Kaisar datang sembari menangkup telapak tangan "Salam yang mulia kaisar"
Kaisar Luo mengulurkan tangan, mencegah Sean Li membungkuk untuk bersujud "Bagaimana keadaannya?"
"Demam nya sudah membaik"
Kaisar Luo mengangguk namun tampak tidak puas "Lalu, mengapa Xiao-Er belum juga bangun?"
Kasim Zhou tua berjalan maju "Lapor yang mulia kaisar" Zhou tua memberi penjelasan "Tabib istana berkata, setelah demam mereda, butuh waktu Pangeran kedua untuk istirahat lebih lama, beberapa jam kemudian Pangeran kedua baru akan sadar"
Kaisar Luo mendesah pelan "Hah, sudah tiga hari dan semua tabib bicara hal yang sama!"
Semua yang berada dalam ruangan tertunduk - seluruh tubuh mereka bergetar, takut takut kalau sang Kaisar marah.
Kaisar Luo terkenal dengan sikap tegas dan tempramen nya sangat lah angkuh, hanya pada Selir Sean Li dan Pangeran kedua - Sang Kaisar tampak begitu lembut.
Langkah kaki terdengar memasuki ambang pintu. Melihat Kaisar berdiri disamping ranjang. Semua yang baru saja memasuki ruangan berlutut sopan
"Salam Huangshang" lalu atensinya menatap wanita cantik yang berada disudut ranjang "Salam Mufei"
Sean Li tersenyum lembut balas mengangguk
Kaisar Luo , "Hn"
Yang baru saja berlutut adalah Putra pertama , anak dari permaisuri Ratu ( Shen Mo ). Yaitu Pangeran Shen Yilan. Atau biasa dipanggil Shen Yi
Pangeran Shen Yi adalah anak tertua Kaisar Luo, tempramennya begitu sopan juga tegas, fitur wajah nya lembut dengan dagu runcing, Pangeran Shen Yi sangat mudah bergaul dan tutur katanya menyenangkan hati.
Shen Yi berdiri untuk memeriksa adik keduanya "Bagaimana keadaan Xiao-di saat ini ?'
Sean Li, "Keadaannya sudah jauh lebih baik" Wanita cantik berkulit pucat bagaikan giok itu tersenyum hangat saat bicara
Shen Yi menjawab "Itu bagus, Xiao-di akan menginjak kedewasaan 2hari lagi, dan bagaimana pun upacara kedewasaan tidak bisa tertunda, bukan begitu ayah ?" Shen Yi mengalihkan perhatiannya, melirik Kaisar dengan senyum lembut
"Ya, ya kau benar" sudut bibir kaisar Luo terangkat "Semua sudah diatur oleh kasim Zhou tua" Kaisar Luo meliriknya
Kasim Zhou, "Yang kecil ini mengerti dan sudah menyiapkan semua keperluan Pangeran kedua untuk upacara kedewasaan sesuai perintah yang mulia kaisar"
"Bagus, bagus" Kaisar mengangguk puas "Juga untuk dekrit kekaisaran, apa sudah kau urus juga?"
"Yang rendah ini juga sudah mengurusnya" kata kasim zhou
Shen Yi terkejut "Dekrit kekaisaran?" Shen Yi menatap Ayah nya dengan tanda tanya "Dekrit kekaisaran apa yang ayah kaisar sebutkan? mengapa Fuhuang tidak mendengar apapun?"
(Fuhuang : sebutan pangeran untuk dirinya sendiri dihadapan kaisar)
Atau rena pake kata'Er' aja ya ? yang enak di denger yang mana ?
Kaisar Luo tidak berniat untuk menyembunyikan nya, hanya saja saat membuat keputusan sang kaisar juga tidak menganggap itu harus diberitahukan. Pada dasar nya kaisar Luo tidak terlalu menganggap Pangeran pertama Shen.
Kasim Zhou, "Itu.." Zhou tua tau, bagaimana perasaan pangeran Shen Yi jika mendengar hal ini, tapi dia juga hanya seorang kasim istana yang mendedikasikan hidupnya untuk kerajaan NanQing, kasim Zhou tua mengalihkan pandang ke arah Kaisar Luo.
Sedangkan sang kaisar tampak berwajah lembut dan datar seperti biasa "Hn, aku lupa memberitahumu bahwa selama upacara kedewasaan Xiao-Er nanti, aku akan memberinya gelar Putra Mahkota"
Shen Yi lagi lagi terkejut, bahkan lebih mengejutkan, tubuh nya membeku sejenak. Namun berdasarkan tempramennya Pangeran Shen Yi rileks dengan sangat cepat dan berbaur dengan keadaan "Begitu kah?" Ia masih menampilkan senyum hangat. Sedang kan Kaisar Luo melirik nya sekilas "Bagaimana menurut mu?"
Shen Yi berkata lembut "Ayah kaisar memutuskan, itu baik - karena Xiao-di adalah anak yang cerdas dan berbudi luhur, juga kemampuannya beradaptasi selalu disukai banyak orang"
Kaisar Luo mengangguk puas dan menepuk bahu Shen Yi beberapa kali "Hahaha, itu bagus, bagus sekali, kau juga bisa melihatnya, Xiao-Er memang anak yang menyenangkan"
Wajah Shen Yi muram dengan senyum dipaksakan, Shen Yi menunduk sebelum Kaisar berkata "Kalau begitu, sudah waktunya pergi untuk menghadiri rapat pengadilan" kata Kaisar "Huangzi harus belajar banyak kedepan"
Shen Yi mengangguk "Baik, Yi-Er akan mengikuti Huangshang"
Sebelum mengikuti langkah Kaisar yang berjalan keluar, Shen Yi melirik kearah ranjang sekilas, tatapannya menyapu Selir Sean Li, -- Shen Yi mengangguk sedikit kearah wanita cantik itu dan melanjutkan - mengikuti langkah Kaisar.
Sebagai seorang ibu - Sean Li hanya ingin melihat anak nya bahagia dan tumbuh menjadi pria dewasa pada umumnya, tidak perlu tahta atau ketenaran, Sean Li tau bahwa ia hanya putri dari keluarga biasa. Bisa dicintai Kaisar nanQing adalah suatu berkah surga, Namun - Kecintaan sang kaisar padanya - Sean Li takut, bahwa itu akan membawa bencana untuk putranya juga.
**
Seperti prediksi para tabib kekaisaran, beberapa jam kemudian laki laki yang sudah terbaring selama 3 hari itu tersadar.
Kelopak bulatnya mengerjap beberapa kali dengan tatapan phoenix berwarna hitam kecoklatan - Para pelayan segera menangis haru dan mundar mandir keluar istana, memberitahukan kabar bahagia ini "Oh surga, tuan muda - tuan muda bangun" Zhou Fu , pelayan kecil pribadi Xiao zhan berteriak penuh syukur "Pangeran kedua, Pangeran kedua, apa kau bisa mendengarku?" Zhou Fu bertanya beberapa kali untuk memastikan bahwa putra mahkota nya benar benar baik baik saja.
Xiao zhan merasa kesulitan untuk menggerak kan tubuhnya, alhasil kelopak phoenix nya hanya melirik ke arah Zhou Fu dan tersenyum.
Seorang tabib melangkah untuk memeriksa pergelangan tangan Xiao zhan. "Baik, semua nya membaik" kata tabib tua itu "Kalau begitu rebuskan tonik untuk menyegarkan tubuh seperti yang tua ini resep kan sebelumnya"
Setelah mengangguk puas, zhou fu segera berlari untuk membuat soup tonik tersebut. beberapa pelayan membawa baskom air hangat kembali, Zhou fu membantu Xiao zhan meminum tonik sesuai anjuran tabib, membasuh tubuh Xiao zhan dan berganti pakaian.
Menjelang sore hari, Kaisar Luo dan Sang ibu (Sean Li) mengunjunginya kembali, bertukar beberapa kata - hanya sebentar karena akibat soup tonik yang ia konsumsi, Xiao zhan merasa mengantuk, mendengar hal itu Sang kaisar dan Ibu permaisuri kedua pun mengangguk - membiarkan putra mereka istirahat.
**
Keesokan harinya - Tubuh Xiao zhan benar benar membaik, Xiao zhan bangun dipagi hari, membiarkan pelayan pelayan kecil menyiapkan bak mandi untuk nya dan membenahi diri. Xiao zhan baru saja duduk saat pelayan kecil meletak kan beberapa hidangan diatas meja.
Setelah beberapa suap, Xiao zhan meletak kan sumpitnya dan melirik Zhou Fu "Kemarilah"
Zhou kecil menghampiri, "Apa yang dibutuhkan Pangeran kedua?"
Xiao zhan tersenyum mengejek "Jangan bicara formal begitu padaku, aku yang sakit kenapa kau yang salah otak?" Zhou Fu hanya menunduk tersipu
"Berapa lama aku jatuh sakit? apa yang terjadi sebelum aku jatuh sakit? Kenapa aku tidak ingat?"
Kelopak mata Zhou Fu berputar gelisah "I, itu Zhou kecil ini juga tidak tahu, saat itu pangeran hanya mengatakan kepadaku bahwa pangeran ingin pergi kehalaman teratai belakang dan tidak mengizinkan Zhou kecil ini mengikuti"
Nyata nya Zhou Fu memang tidak tahu apa yang terjadi "Hingga, sore hari pangeran kedua belum juga kembali, lalu Zhou kecil ini pergi mencari pangeran kedua ke halaman teratai dan menemukan pangeran kedua pingsan disamping paviliun teratai putih"
Mendengar penjelasan Zhou Fu, dahi Xiao zhan mengernyit, pada dasarnya ia juga tidak ingat apapun tentang kejadian itu, biasanya Xiao zhan memang sering mengunjungi paviliun teratai putih, karena itu salah satu tempat favoritnya, namun Xiao zhan selalu membawa Zhou Fu ikut serta, jika benar benar dia ingin mengunjungi halaman teratai seperti biasa bagaimana bisa dia menyuruh Zhou Fu tidak mengikutinya kali ini ?? Dari kesimpulannya itu - apa dia pergi menemui seseorang?
Memikirkan hal itu kepalanya terasa sakit, bahkan jika ada yang berniat jahat, tapi tidak terjadi apa apa pada nya, terluka pun tidak - apa memang dia kelelahan dan jatuh pingsan? itu penjelasan sederhana. Xiao zhan enggan memikirkan hal hal yang membuatnya penat.
Dua hari kemudian di istana benar benar sibuk - karena hari ini adalah hari besar bagi Xiao zhan untuk menerima upacara kedewasaan, hari ini Xiao zhan genap berumur 18 tahun.
Para pejabat tinggi dari kementerian seluruh kota. Menyambut hari berbahagia ini. Karena mereka semua tahu bahwa Kaisar Luo sangat menyayangi putra kedua nya.
Tatapan para tamu yang berada di aula besar tertuju pada sosok lelaki berparas cantik, memakai jubah berwarna putih dan mahkota rambut yang diikat tinggi kebelakang, lengan nya melebar dengan lesung pipi dikedua sisi. Mata phoenix kecoklatan itu menyapu para pejabat, postur berjalan yang tegak tetapi mencermin kan kelembutan bagai teratai putih dengan kelopak berhias tetesan embun pagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Memory In NanQing
Storie d'amoreWarning !! Rate 🔞 Huangtaizi (gelar putra mahkota) yang seharusnya diberikan kepada Pangeran pertama Shen Yi, -- Namun Kaisar kerajaan nanQing (Xiao Luo) memberikan gelar tersebut untuk putra kedua nya yaitu Pangeran Sean Xiao Zhan Ibu Pangeran Xia...