9

606 93 24
                                    

"Bunda, rain kenapa sampe ngunci kamar gini?" tanya varo yang baru pulang dan tidak bisa masuk kamar karena rain mengunci nya.

"Rain ngambek karena bunda suruh minum obat, karena dia terus nolak bunda kelepasan bentak dia" jelas rani dengan perasaan menyesal.

"Pantes aja rain sampe ngurung diri gini bunda" varo memanyunkan bibir nya.

"Rain juga marah sama varo, bunda" lanjut varo.

"Kenapa, kok bisa?"- rani.

"Karena varo larang rain olah raga, dia marah dan nggak suka di larang larang" jelas varo.

"Bun, mending rain kasih tau aja deh soal penyakit nya. Masalahnya kalau dia nggak minum obat terus kan bahaya bunda" usul varo, tapi rani menggeleng sebagai jawaban.

"Kenapa bunda?"- varo

"Ayah nggak izinin, kamu tau sendiri kan ayah kalau udah ngomong nggak bisa di bantah" sahut rani dan varo mengangguk mengerti.

"Kak bima masih lama bunda?"- varo.

"Katanya sih lagi di jalan, semoga aja rain luluh sama bima" - rani.

"Iya bunda, semoga aja deh" sahut varo.

Setelahnya varo kembali mengetuk pintu kamar nya dan kembali membujuk rain.

"Dek, buka pintu nya dong! Kakak mau mandi nih gerah tau" kata varo sambil mengetuk pintu.

"Mandi di luar aja!"- rain.

"Ya ellah, kebelet nih gue, buruan buka pintu nya!"- varo.

"Berak Aja Di Kamar Mandi Luar.." - rain.

"Gue mau ganti baju juga rain, udah lah jangan kayak gini! Buka pintu nya!"- varo.

"Pake aja baju kak bima" sahut rain dari dalam.

"Ampun deh, lo bandel banget ya rain"- kesal varo.

"Kak varo ngeyel banget sih"- rain.

"Anjir di jawab lagi" gumam varo " anak siapa sih lo?" - varo.

"Anak ayah"- rain.

"Bukan anak bunda?"- varo

"Anak bunda juga, tapi rain marah sama bunda"- rain.

Kenapa?"- varo.

"Bunda galak sama kayak kak varo"- rain.

Varo berdecak mendengar jawaban rain, setelah nya dia melihat rani yang hanya diam.

"Ayah udah tau bunda?"- varo.

"Ayah lagi ada kerjaan di luar kota kak, jadi bunda nggak kasih tau, lagian kan rain cuma kambuh biasa tadi

"Bunda nggak mau nanti ayah malah ke pikiran dan nggak fokus kerja nya"jelas rani dan varo mengangguk mengerti.

"Assalamualaikum" salam bima yang baru masuk.

"Walaikumsalam" jawab rani dan varo bersamaan

"Bunda, varo, rain udah keluar dari kamar?" tanya bima setelah meletakkan tas di atas kursi.

"Belum kak, nyerah kita"- varo.

Bima mengangguk kemudian mencoba membujuk rain seperti yang mereka lakukan.

"Dek__ ini kak bima, rain masih marah?" kata bima setelah mengetuk pintu.

"Dek__kok nggak di jawab sih? Padahal kakak mau ngajak rain beli permen jelly loh" lanjut bima sambil mengetuk pintunya pelan.

Ceklek

"Kak bima nggak bohong?" tanya rain setelah membuka pintu.

Rani dan varo saling melihat dengan wajah bodoh, sedari tadi mereka membujuk dari merayu sampai kesal, rain tetap tidak membuka pintu, dan  sekarang dengan mudah rain membuka pintu hanya karena permen jelly, Benar benar membuat rani dan varo menarik nafas panjang menahan emosi.

Rain ( Sudah Terbit ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang