2. Cinta Tak Berbalas

7.8K 1.2K 29
                                    

Satria keluar dari dalam mobil mewahnya dan berlari masuk ke dalam sebuah gedung apartemen. Dengan tak sabar dia masuk ke dalam lift dan menekan tombol menuju lantai yang dia tuju. Tangannya terkepal dengan kuat karena rasa marah dan khawatir yang menguasai diri.

Setelah beberapa saat, lift berhenti dan pintunya pun terbuka. Satria berlari mendekati sebuah unit apartemen yang sering sekali dia kunjungi. Tanpa mengetuk pintunya lebih dulu, Satria pun langsung menerobos masuk ke dalam.

"Mira! Kamu di mana?!" Satria berteriak menyerukan nama seorang wanita. Dia berjalan ke seluruh sudut apartemen, mencari keberadaan sosok wanita bernama Mira tersebut. Hingga akhirnya, Satria menemukan wanita itu sedang terduduk di lantai dapur dengan lutut ditekuk.

"Mira, kamu baik-baik saja?" Satria mendekat dan bertanya. Perlahan dia mengangkat wajah Mira agar bisa terlihat olehnya. Dan kobaran amarah dalam dirinya semakin besar saat melihat luka lebam di mata kiri Mira.

"Dia memukulmu lagi?" Satria bertanya dengan suara menahan amarah. Tangannya langsung terkepal saat dia juga melihat sudut bibir Mira yang berdarah.

"Dia ingin meninggalkan aku. Aku tak bisa kehilangannya, Satria. Aku tak mau berpisah dengannya." Mira menggenggam tangan Satria dengan erat. Matanya basah dan sembab karena menangis. Dan melihat keadaan Mira yang kacau begini membuat hati Satria semakin perih dan sakit.

"Lepaskan dia, Mira. Dia tak pantas untukmu!"

"Tapi aku mencintainya!"

Satria langsung terdiam setelah mendengar itu. Dia menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya dengan perlahan. Berusaha untuk tidak emosi menghadapi Mira yang sedang kacau sekarang.

"Ayo ke rumah sakit. Lukamu harus diobati."

"Tidak. Aku tidak mau." Mira menolak. Satria menghela nafas panjang mendengarnya. Selalu saja begini. Dan akhirnya dia juga yang harus selalu mengalah.

"Baik. Aku akan obati lukamu," ucap Satria. Dia merangkul bahu Mira dan membawa wanita itu ke ruang tamu. Satria mendudukkan Mira di atas sofa, lalu dia berjalan mendekati lemari dan mengambil kotak obat dari sana.

"Maaf aku sudah mengganggu waktumu," ucap Mira dengan lirih. Satria tak membalas, langsung duduk di sampingnya dan mengobati luka di wajah Mira.

"Bagaimana perjodohanmu, Sat? Kamu sudah bertemu dengan calon istrimu?" Mira bertanya. Satria memandanginya cukup lama, kemudian mengangguk kecil.

"Aku sudah bertemu dengannya tadi."

"Bagaimana dia? Cantik kah?" Mira bertanya dengan antusias.

"Lumayan lah."

"Ish, jangan begitu dong. Aku yakin Tante Savitri tak akan asal memilih calon istri untukmu," ujar Mira dengan senyuman. Satria hanya bergumam saja sebagai respon. Dia tak tertarik dengan perjodohan yang dilakukan oleh ibunya. Dia terpaksa menerima, demi ibunya juga.

"Siapa namanya?" Mira bertanya lagi.

"Olivia."

"Nama yang bagus. Dia masih muda?"

"Baru 25 tahun."

"Dia bekerja?"

"Ya. Jadi sekretaris kakaknya sendiri."

"Dia anak pemilik sebuah perusahaan?"

"Ya. Ayahnya pemilik GL Corp."

"Wah, Tante Savitri benar-benar pandai mencari orang yang tepat untukmu," puji Mira. Senyumannya yang tulus malah membuat Satria semakin meradang. Satria membereskan kotak obat setelah dia selesai mengobati luka di wajah Mira. Kemudian dia menatap Mira dengan tatapan yang serius.

"Bukan perjodohanku yang harus dibahas. Tapi kamu dengan bajingan itu yang harus kita bahas sekarang." Satria berkata dengan tegas.

"Jangan menyebutnya seperti itu, Satria. Bagaimana pun juga dia adalah suamiku." Mira menegur tak suka.

"Aku tahu. Tapi dia tak pantas terus berada di sampingmu!" seru Satria mulai kesal lagi. Mendengar nada suara Satria yang mulai meninggi, Mira pun langsung memalingkan wajah.

"Aku tak akan pernah menggugat cerai Devon, Satria. Aku mencintainya dan aku yakin suatu hari nanti dia akan berubah. Aku hanya perlu bersabar," ujar Mira. Dia lalu berdiri, menatap Satria dengan lekat.

"Terima kasih sudah mau datang ke sini. Kamu bisa pulang. Aku sudah baik-baik saja sekarang," ucap Mira lagi. Dia pun melangkah pergi meninggalkan Satria begitu saja. Satria memukul sofa dengan kuat karena rasa kesal dan marahnya.

Karena Mira sudah masuk ke dalam kamar bahkan sampai mengunci pintunya, Satria pun memutuskan untuk pergi dari sana. Sebenarnya dia cukup berat meninggalkan Mira sendirian. Namun apa boleh buat. Mira pun menginginkannya untuk pergi.

Sesampainya di dalam mobil, Satria langsung memukul setir dengan kuat. Dia kesal dan marah pada Mira yang tak kunjung sadar dengan keadaan rumah tangganya sendiri selama ini.

Sebenarnya, Satria dan Mira bersahabat sejak masih duduk di bangku SMA. Mereka sangat dekat, hingga selalu digosipkan berpacaran. Sebenarnya, Satria sudah menaruh hati sejak lama pada Mira. Namun ternyata Mira mencintai laki-laki lain dan hanya menganggap Satria sebagai sahabat saja.

Mira menikah dengan pacarnya yang bernama Devon tiga tahun yang lalu. Tentu saja Satria mengalami patah hati karena wanita pujaan hatinya menikah dengan pria lain. Walau begitu, Satria berusaha berlapang dada dan menerima keadaan dengan baik.

Namun ternyata, Devon bukanlah pria yang baik. Dia pria yang kasar dan selalu melakukan kekerasan terhadap Mira. Ini bukan pertama kalinya Mira mendapatkan luka akibat kekerasan yang dilakukan suaminya. Satria sejak dulu selalu berusaha menyadarkan Mira kalau rumah tangganya tak berhak di pertahankan. Namun, Mira terlalu mencintai Devon.

Tentu saja dengan fakta itu Satria semakin sakit hati. Selain ditinggal menikah oleh wanita yang dia cintai, ternyata Mira pun diperlakukan buruk oleh suaminya. Satria tidak rela itu terjadi dan dia selalu berusaha agar Mira bisa lepas dari Devon.

Namun, Mira terlalu mencintai Devon. Dia tak pernah mau meninggalkan Devon yang sudah terang-terangan menyakitinya. Mira selalu beranggapan kalau Devon suatu hari nanti akan berubah. Satria pernah ingin melaporkan Devon ke polisi atas kasus KDRT. Namun Mira memohon sampai berlutut pada Satria karena tak ingin Devon di penjara.

Karena hal itu, sampai sekarang Satria hanya bisa seperti ini. Datang saat Mira membutuhkannya, walau tahu dia tak bisa menjaga Mira dengan benar. Dia sakit melihat Mira yang sering terluka. Namun, dia pun tak bisa melakukan apa-apa selain melakukan semua sesuai keinginan Mira. Cintanya sampai sekarang memang tak berbalas. Namun Satria tak pernah ingin meninggalkan Mira sendirian.

_______________________________________

Hai semuanya. Bagaimana???

Jangan lupa tinggalkan jejak ya😍😍

Unwanted MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang