²

24 3 0
                                    

Happy reading

Seonghwa merasa gugup saat Yunho memberinya seikat bunga tadi. Dia meletakkan bunga itu di batu nisan, di antara sembilan bunga lainnya (walaupun telah layu) yang mengelilingi batu nisannya, untuk ke sembilan kalinya Seonghwa dan Yunho mengunjunginya.

Yunho dan Seonghwa duduk di tanah di samping batu nisan, masing-masing mengingat kenangan yang mereka bagikan dengan sahabat yang sekarang sudah meninggal.

Yunho menghela napas dan merogoh sakunya, menarik selembar kertas didalamnya. Dia tersenyum lemah saat dia menyerahkannya kepada Seonghwa.

"Dengar, mungkin sudah seharusnya aku  memberikan ini kepadamu beberapa waktu yang lalu. Hongjoong hyung menyuruhku untuk memberikannya kepadamu. Sudah sepuluh tahun. Aku merasa bersalah menyimpan kertas ini. Jadi ini terimalah." Seonghwa mengerutkan kening, tetapi mengambil selembar kertas itu dan membukanya.

Dear Seonghwa,

Maaf aku menulis surat ini alih-alih memberi tahumu secara langsung,
Seonghwa, sahabat terbaik yang pernah kutemui.

Sulit untuk mengatakan hal ini di sini. Tetapi kau tahu aku benar-benar tidak mengerti betapa buruknya diri ku karena apa yang akan aku katakan padamu ini sedikit memalukan.

Kau tahu kalau aku...

Aku sangat mencintaimu, Seonghwa. Aku benar-benar tidak tahu kapan hal ini terjadi, atau mengapa.

Maaf kalau aku tidak pernah memberitahumu. Maaf kalau aku merahasiakan hal ini darimu. Maaf kalau selama ini aku terkesan menghindarimu, cuek padamu. Maaf kalau aku pergi meninggalkan mu. Aku hanya tidak bisa berada di sini, jatuh terlalu dalam padamu, dan aku tidak bisa melihatmu bersama laki-laki lain. Ini terlalu sulit. Setiap kali aku melihatmu dengan yang lain, hatiku rasanya sakit, sesak. Jadi aku lebih memilih menghindarimu atau mungkin menjauh. Maaf kalau selama ini aku hanya membebanimu dan maaf kalau aku bukan sahabat yang terbaik bagimu. Seharusnya aku memberitahumu perasaan ku lebih awal padamu. Tapi aku tidak bisa melakukannya. Karena apa... ya, aku seorang pengecut. Aku hanya terlalu takut ditolak olehmu. Aku belum siap menghadapi kenyataan itu. Pada intinya aku hanyalah seorang pengecut dan pesimis dalam menghadapi situasi seperti ini.

Aku hanya bingung, Seonghwa.

Sekali lagi maafkan aku hanya bisa memberitahu mu lewat surat ini dan menitipkan nya pada Yunho. Mungkin suatu saat nanti aku bisa mengumpulkan keberanian untuk memberitahumu bagaimana perasaanku secara langsung.

Hari ini tepat dihari kelulusan kita, kau dan Yunho akan selalu jadi teman terbaikku, dan terlepas dari cinta macam apa itu, aku sangat mencintai kalian. Selain orang tuaku, kaulah satu-satunya yang kuanggap keluarga atau mungkin lebih. Tanpa kalian berdua, hal-hal bagiku di sini ,di Korea mungkin akan menjadi sebuah omong kosong.

Baiklah, selamat tinggal.

Kim Hongjoong.

Seonghwa menyeka air matanya yang terjatuh menembus surat itu, mengingat tulisan tangan Hongjoong yang halus. Menelusuri jari-jarinya di atas tulisan tangannya.

"Aku ingat hari kelulusan itu, rasanya seperti baru kemarin. Itu adalah hari terburuk dalam hidupku, kau pergi, jauh, pertemuan terakhir. Aku benci perpisahan." Kedua anak laki-laki itu menatap langit musim semi yang indah. Sepuluh tahun yang lalu, pada hari ini Kim Hongjoong meninggal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IT'S HARD TO LET HIM GO || JOONGHWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang