🌸 DELAPAN BELAS

1.8K 236 19
                                    

🌸🌸🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸🌸🌸

Anya sudah merasa baikan setelah diberi makan dan minum, Dewa bahkan menyuru teman-temannya untuk pulang saja, sebab ini sudah sangat sore dan bentar lagi akan gelap..
Dan saat ini di ruangan Anya, tinggal mereka berdua.

Orang tua Anya belum juga berkunjung, kalau kata bang Kenan, mereka berdua masih sibuk diruang oprasi masing-masing. Saat mendengar itu Anya hanya diam, gak ngerespon apa pun..
Apa dia harus mengerti lagi?
Rasanya mau marah pun Anya gak tau mau marah kesiapa, ke mama papanya? gak adil juga kemerekanya. Anya tau kok orang tuanya sangat sibuk, tapi bisa gak jangan mengajak dia melayang sangat tinggi, dan dengan sekejap di banting sampai kedasar jurang.
Jujur Anya lelah berekspektasi terlalu tinggi pada kedua orang tuanya, Anya lelah selalu memberi pengertian kepada orang tuanya, Anya juga pengen marah, pengen banget bilang kalau Anya gak suka selalu ditinggal sendiri dirumah, selalu sendiri saat menghadiri acara pentingnya. Selalu di iming-imingi janji yang akhirnya di ingkari.

"nanti habis piket abang selesai, kesini lagi buat jagain kamu.
makannya di abisin, besok kamu udah bisa pulang kok.." Kenan menarik nafasnya berat, soalnya Anya sedari tadi hanya diam dan nunduk tidak merespon apa pun yang dia katakan.

"btw, abang dengar dari cowok kamu, kalau kamu udah selesai sidang..
Ini hadiah dari abang buat kamu, selamat yah adek kesayangannya abang.." Kenan menaruh sebuah boneka beruang coklat kepangkuan Anya, lalu mengelus sayang pucuk kepala sang adik lembut.

"jangan sakit lagi yah...
kalau perasaannya udah membaik, jangan didiamin lagi abangnya..
Abang balik piket yah ..
Nanti abang suru Dewa kesini lagi." Setelah pintu kembali tertutup, Anya baru bergerak meraih boneka beruangnya, memeluk erat menuangkan semua kekecewaannya disana.
Entah alasan apa bang Kenan pun ikut dia diamin..
Padahal kan yang buat dia marah tuh mama papa.

"Uda ngobrol sama bang Kenan?" Anya menggeleng menatap Dewa yang sudah duduk kembali dikursi tepat disamping kiri kasurnya.

"Yaudah gak papa, nanti coba pelan-pelan yah..
Mau minum gak?" Dewa berkata lembut sambil mengusap kepala Anya. Dia gak akan banyak tanya sekarang, yang Dewa pengen tuh Anya cepat sembuh, soal yang lain bisa ditanyakan nanti.

Saat Dewa tengah sibuk menuang air, tangan Anya terulur untuk meraih, dan menggenggam tangan Dewa.

"Kenapa? Gak mau yang hangat airnya?" Anya menggeleng..

"Dewa gak mau nanya aku kenapa?" Melihat wajah murung sang kekasih, membuat Dewa terfokus pada Anya.
Ditaruhnya kembali gelas yang dia genggam dan duduk ditepi ranjang, memfokuskan semua perhatiannya pada Anya.

"Kalau kamu belum mau cerita gak papa kok.. aku bisa nunggu."

"Aku mau cerita... " Dewa membalas menggenggam erat tangan Anya, sambil tersenyum mengangguk tanda dia siap mendengar semua keluh kesal Anya.

The End (Bluesy 💙) END! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang