TCGD || CHAPTER 05

11 2 0
                                    

Setelah merasa lelah seharian menghadapi hari buruk, akhirnya aku pun masuk ke kamar untuk melakukan tradisi ku setiap malam dan membuka buku diary ku untuk mulai mencurahkan perasaan ku hari ini. Setelah puas menumpahkan keluh kesah pada buku kesayangan ku tersebut, aku pun mulai membuka salah satu aplikasi jejaring sosial untuk update sebuah kata maupun kalimat yang ku karang dan rangkai.

Baiklah, akan ku beritahu pada kalian sekarang. Aku membuat satu channel di salah satu aplikasi sosial media, channel tersebut bernama HAMPA, di channel tersebut aku biasanya mengirimkan beberapa kalimat untuk di baca oleh para pelanggan ku di dalam channel tersebut. Dan hal itu aku lakukan rutin setiap malam nya setelah aku menulis di buku diary ku.

Tak ada yang tahu mengenai hal ini, termasuk teman-teman dan keluargaku. Entah mengapa, aku merasa tidak percaya diri saja. Oleh sebab itu, aku tidak menggunakan nama ku di channel tersebut. Aku menggunakan nama pena. Yaitu Gadis Awan, alasan ku menggunakan nama itu karena aku sangat menyukai awan, entah kenapa ketika melihat awan perasaan di dalam diriku terasa amat damai. Hanya aku yang tahu mengenai nama tersebut, oleh sebab itu aku merasa heran ketika kejadian tadi di sekolah yang mengirim ku roti dan air minum menyebutku nama cloud girl. Tahu dari mana dia? Atau kah, itu hanya sebuah kebetulan?

Buru-buru aku menggelengkan kepala ketika pikiran buruk mulai bermunculan dalam benak ku. Mungkin hanya orang random yang memang kebetulan. Batin ku.

Kembali ke topik awal, aku pun mulai mengetik dan berfikir untuk merangkai kata menjadi sebuah kalimat.

HAMPA

"Seribu tahun mencari kesempurnaan, akan kalah dengan seratus detik menerima kekurangan. Panjang umur degup jantung, juga barisan rindu yang tidak bisa di hitung."

-Gadis Awan.

"Saat ini, aku sedang belajar kepada semesta yang mengajarkan aku tentang sabar, juga menunggu tanpa sekali pun mengutuk jarak dan waktu."

-Gadis Awan.

Seperti itulah petikan ku setiap malam nya, tidak selalu sama dengan kondisi hatiku. Hanya mengetik kan apa yang terlintas di pikiran ku.

Setelah rutinitas ku setiap malam telah di lakukan, akhirnya aku pun beranjak ke kasur dan mengambil sebuah buku novel yang ada di atas nakas. Aku mulai membaca nya, hinggal 10 menit kemudian aku masih belum membalikkan lembar halaman, aku tidak benar benar membaca. Mataku memang melihat ke arah buku, tapi pikiran ku sedang melayang layang. Lebih tepatnya sedang memikirkan seseorang, orang yang akhir akhir ini selalu saja menjadi pusat dalam pikiranku.

Apa aku mulai menyukai nya? Atau aku sudah jatuh dalam pesona Ice Cream nya? Atau bahkan aku sudah mulai mencintai-

Buru-buru aku menggelengkan kepalaku.

"Enggak enggak enggak, gue gak boleh suka sama orang itu." Gumam ku sendiri sambil memukul mukul kepalaku.

Akhirnya aku berusaha untuk tidur, tapi tetap saja pikiran ku masih tertuju pada si Manusia Ice Cream. Lebih tepatnya aku masih terus berusaha mengingat namanya, argh sial aku sangat lupa dengan namanya.

Akhirnya aku pun beranjak dari kasur dan berniat menemui Kakak ku yang ada di dalam kamarnya. Ya tidak banyak yang tahu, bahwa kakak ku juga sekolah di sekolah yang sama. Bahkan teman teman terdekat ku saja baru tahu saat mereka kerja kelompok di rumah ku. Kami beda 1 tahun, lebih tepatnya dia kelas 12 sekarang. Entah apa tujuan nya, kami berdua sama sama sepakat untuk tidak saling mengakui jika di sekolah. Ck, kesepakatan yang bodoh.

Aku berniat bertanya mengenai dia pada Kakak ku.

Tok tok tok!!

"Bang, boleh aku masuk?" Tanya ku yang sudah membuka pintu dan hanya di jawab dengan deheman oleh Kakak ku.

THE CLOUD GIRL DIARIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang