TCGD || CHAPTER 07

8 2 0
                                    

Aku: "Bang, mau nanya."

Bang Arkan: "Hhmm?"

Aku: "Kok Bang Arkan bisa berantem sama si anak cuek itu?" Tanya ku saat kami semua sedang bersantai di ruang keluarga.

Bang Arkan: "Harus banget ya, nanya nya depan Ayah sama Ibu?"

Aku menyengir memasang wajah watados ku yang hanya di perlihatkan pada keluarga dan teman terdekat ku saja.

Ibu: "Berantem sama siapa?"

Bang Arkan: "Itu ada anak kelas sebelah."

Ibu: "Kok bisa?"

Bang Arkan: "Nggak tau, dia duluan."

Aku: "Ceritain dong kronologi nya, kalo di tanya sama orang tua tuh jangan setengah-setengah jawabnya."

Bang Arkan: "Ck, berisik de." Ucapnya sambil mendelik kepadaku.

Bang Arkan: "Dia duluan Bu, aku lagi di kantin tiba-tiba dia datang terus mukul nih rahang." Ucapnya sambil menunjuk rahang nya yang memang terdapat luka memar bekas pukulan.

Ish. Aku meringis melihat memar biru keunguan.

Aku: "Tapi tadi pagi kata Bang Arkan katanya nggak musuhan dan nggak akrab. Kok bisa ya tiba-tiba dia nonjok."

Kakak ku mengangkat bahu nya tak acuh sebelum menjawab.

Bang Arkan: "Kayak nya mulai sekarang emang beneran musuhan, hahaha."

Aku pun hendak ikut tertawa, namun tertahan saat ayahku mulai dengan jurus siraman rohani nya.

Ayah: "Heh nggak boleh gitu, di Islam nggak boleh musuh-musuhan. Coba Ayah tanya, pas dia mukul pasti kamu pukul balik kan? Seharusnya kamu diam dan ajak bicara lalu selesaikan masalah nya baik-baik. Dia mukul kamu juga pasti ada sebab nya, mungkin kamu ada salah tapi kamu nggak sadar. Besok kamu minta maaf terus bicarain baik-baik."

Bang Arkan: "Enggak ah yah, akrab aja enggak masa aku ada salah."

Ayah: "Iya siapa tau kamu ada salah tanpa kamu sadari, manusia itu tidak luput dari kesalahan. Pokoknya besok minta maaf."

Bang Arkan: "Enggak ah yah, masa aku yang minta maaf. Malu aku."

Ayah: "Minta maaf nggak akan buat harga diri kamu jatuh dan terhina."

Bang Arkan berdecak lalu pergi dan masuk menuju kamar nya. Sudah di pastikan dia dalam mood buruk stadium akhir, biasanya jika sudah begitu dia butuh waktu sendiri. Jika di samperin tentu akan meledak.

Ayah: "Itu lagi, kenapa jidat kamu bisa benjol?"

Karena aku dalam keadaan tidak siap dan sedang lengah, sehingga aku tidak sadar melihat pergerakan Ayah ku yang sudah memegang dan menekan benjolan di dahi ku.

Aku: "Aww Ayah sakit!"

Ayah: "Heran, punya anak dua-dua nya hobi banget berantem. Nggak yang cowok nggak yang cewek, sama aja. Padahal dulu Ayah itu rajin belajar, rangking 3 besar terus. Nggak ada tuh yang namanya berantem beranteman, Ibu kamu tuh, Ibu kamu dulu nya Osis, udah jelas nggak akan berantem. Gak tau nurunnya dari siapa."

Aku: "Bukan berantem ih Ayah, ini tuh kebentur bola basket."

Ayah aku hanya menggeleng-geleng.

Ibu: "Kompres de, bentar Ibu ambilin." Oh love you mom.

Setelah acara kompres-kompresan selesai, aku pun masuk ke dalam kamarku. Seperti biasa, jadwal nya update di channel ku, HAMPA.

HAMPA

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE CLOUD GIRL DIARIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang