Apakah seorang INFP sering dikira terlalu serius?

69 9 2
                                    

jawabannya?

SERING!

Ini hanya sebagai sharing oleh diri saya sendiri. Saya sering membaca, mendengar, kata seperti ini.

"Ngapain kamu? Heh?"

"Bercanda, serius amat."

"Gak usah sok serius."

"Jangan terlalu serius."

"Santai dikit, gausah serius."

Dan masih banyak lagi. Memang, ada yang salah dengan serius ya? Tetapi, ketika seseorang mengucapkan atau menceritakan sesuatu yang menurut saya serius, lalu saya tanggapi serius dan dia balas dengan lawakan, FIKS ITU GAK LUCU. Itu membuat mood saya seketika berubah.

Saya sadar diri, saya kaku, sulit bercanda dengan orang-orang. Tetapi cara mereka yang salah untuk mengajak saya bercanda. Saya tidak menyalahkan mereka, mereka tak salah. Karena saya memang tak suka basa-basi yang gak penting, beda lagi ceritanya sama orang-orang dekat. Saya mungkin menjadi orang yang paling mengasyikkan. Gak ding, bo'ong.

Alasan lain orang-orang menganggap saya serius adalah :

1. Muka saya yang tegang, terkesan serius. Padahal memang pada dasarnya mukanya gitu :(

2. Memang terlihat seperti sedang berfikir. Sini aku kasih tau, ya memang aku orangnya pemikir. Tetapi sebagian besar diamku merenung untuk 30% berfikir dan 70% berimajinasi.

3. Memang dasarnya suka percaya omongan orang. Menganggap orang semuanya baik, itu saya.

Bahkan saya sering tuli ketika ada orang yang memanggil nama saya, namun saya sedang fokus dengan sesuatu. Bisa emosi, mungkin.

Salah satu pengalaman saya, saya pernah mengupas bawang dengan nenek di rumah sebelah (rumah bulik). Saya yang waktu itu di ajak ngobrol nenek nggak ngeh karena saya kira memang tak bicara dengan saya. Saya tak mendengar apapun, mata saya tertuju dengan pisau dan bawang, tetapi pikiran saya sedang berlayar.

Nenek yang mungkin gregetan pun teriak nama saya. Saya kaget, auto ngebirit lari kirain ibu yang manggil dari rumah. Tapi gak jadi karena lengan saya di cekal dan ditanyain kenapa tiba-tiba berdiri dengan muka kaget. Saya bilang,

Loh? Dipanggil Ibu kan tadi?

Seketika itu saya mendapat toyoran di kepala saya.

Nenek yang panggil kamu karena bicara sendiri dan di tanyain gak dijawab.

Saya kembali duduk dan melanjutkan mengupas bawang, meminta nenek mengulang pertanyaannya.

Mungkin sementara seperti itulah jawabannya, jangan terlalu serius bacanya. Biar saya saja.

#salam~

-----------

Cr. Quora

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INFP's ThinksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang