⟨Shall We Break Up?⟩

141 15 1
                                    

Terusan dari Always Remember Eric Loves You.
Cw: harsh word.
『••✎••』

Menyusul kepergian sang 'mantan kekasih', Juyeon mengacak rambutnya frustrasi.

"Sialan!" Umpatnya dengan wajah memerah menahan amarah.

Ia pergi begitu saja dari rumahnya menggunakan mobil pribadi miliknya.
Katakan dirinya bodoh karena menyetir dengan emosi yang tidak stabil, itu membuat dirinya dengan keadaan sadar menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi yang bisa saja membahayakan dirinya dan pengendara lain.

Tujuannya adalah Changmin.
Ia harus memberi pelajaran pada pemuda yang sedang bekerja sebagai barista itu karena membocorkan 'kelakuannya' pada Eric.

Sampai di kafe tempat Changmin bekerja, ia langsung mencari pemuda yang menyebut dirinya sendiri sebagai Ayah dari Chucky itu.

"Changmin mana?"

Pekerja dan beberapa pengunjung di sana saling bertukar pandang, mereka bingung kenapa tiba-tiba ada pemuda tampan yang mencari seseorang bernama Changmin dengan napas naik turun dan tangan terkepal.

"GUE TANYA CHANGMIN DI MANA?"

Beberapa pelanggan kaget sampai tersedak minumannya.
Sedangkan para pekerja di sana kelabakan untuk melarang Juyeon agar tidak membuat keributan.

"C-Changmin gak kerja hari ini, Mas." Susah payah barista pengganti Changmin itu menjawab dengan tangan gemetar memegang mesin kopi.

Juyeon berdecak kesal, ia kembali keluar dari kafe dan menuju rumah Changmin.

"Bangsat Changmin!"

Sampai di rumah dengan nuansa perumahan di Inggris itu, Juyeon dapat melihat bahwa pemuda yang menyulut emosinya itu sedang menjemur beberapa pakaian di halaman samping rumah.

Langkah Juyeon makin cepat, membuat dirinya cepat sampai di samping pemuda itu.
Dan tanpa ba-bi-bu dirinya menerjang pipi kiri pemuda yang lebih kecil darinya dengan bogeman dari tangan besarnya.

Changmin yang tak tahu akan kedatangan Juyeon ambruk ke kanan sambil meringis kesakitan.

"WAH JUYEON BANGSAT! NGAPAIN LO MUKUL GUE NJING?"

Changmin berteriak marah, tak peduli jika tetangganya mendengar pertengkaran keduanya.

Juyeon menunduk, menarik kerah Changmin dan menatap marah.
Changmin tak gentar, dirinya merasa tidak ada salah sama sekali dan pemuda di depannya ini memang sudah tidak waras.

"Lo udah ngomong apa aja sama Eric?" Nada bicaranya kentara sekali bahwa dirinya sudah jengah.

Alis Changmin terangkat, "eh?" Dirinya menerawang jauh ke belakang sebelum akhirnya tertawa sarkas, "udah diputusin Eric ya Lo?"

Gigi Juyeon bergemelatuk, dirinya hendak melayangkan tinjuan lagi pada Changmin namun pemuda itu berhasil menahan tangannya.
Meskipun Changmin itu lebih kecil, jangan lupakan kalau dia juga laki-laki yang bisa bertarung.

"Lo dateng kesini, marah-marah karena itu, kan? Mampus!" Changmin mendorong tubuh Juyeon agar menjauh darinya dan ia bisa berdiri.

Mereka berdua kembali berhadapan dengan Juyeon yang masih marah dan Changmin yang santai-santai saja.

"Hidup gue bukan urusan Lo ya anjing! Lo ngapain ikut campur?"

"Dih? Stres Lo, Ju!" Changmin sudah jelas tak bisa menahan makian yang sudah berada di ujung tenggorokannya. "Gue gak mau ya kalau sampai anak sebaik Eric itu disakitin sama bajingan gila macam Lo!" Jari telunjuk Changmin mengarah ke muka Juyeon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

22_11 ➜ JURICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang