Awal Pertemuan

6 0 0
                                    

jika waktu bisa diputar aku lebih memilih tidak bertemu mu kala itu
*****

Sore itu aku sedang bersiap-siap untuk rapat organisasi yang aku ikuti di tingkat fakultas. Btw aku mengambil fakultas teknik dan jurusan teknik pertambangan. Bagiku tidak mudah menjalani perkuliahan di teknik karena untuk mendapatkan nilai A saja sangat susah sekali.

Setelah selesai siap-siap aku pun keluar untuk pergi rapat bersama dengan teman-teman ku. Kami sengaja berangkat lebih awal, karena kami tidak langsung menuju ke tempat rapat melainkan kami menuju ke coffeshop terlebih dahulu. Biasalah kata anak muda sekarang healing.  Menyempatkan nongkrong disela sibuk-sibuknya dengan nyusun laporan praktikum yang engga selesai-selesai.

Tiba di coffeshop kami bertiga pun berbincang-bincang banyak hal dari yang mengeluarkan unek-unek nya sampai membicarakan cowo ganteng. Kebiasaan setiap cewe kan kalo ada cowo ganteng langsung di omongin. Sekedar mengagumi tidak untuk memiliki karena mustahil bagi kami bertiga yang terlalu banyak tingkah ini.

"Ei kita nanti rapat jam berapa si". Tanya Anya.

"Kebiasaan Anya nih engga pernah baca chat grup". Keluh Rara.

"Haelah gitu aja ribut kalian nih Rapatnya jam 18.00 WIB. Kita nanti agak telat aja deh datangnya". Sahut Reisa.

"Iyaa agak telat aja nanti datangnya. Lagi malas banget aku". Ucap Rara.

"Argh kamu apa si yang engga malas hahaha". Ejek Anya.

Sebelum terjadi perdebatan yang panjang antara Anya dan Rara. Reisa segera menanggapi ucapan Anya.

"Astaghfirullah Anya suka banget si cari masalah sama Rara". Keluh Reisa.

"Tau nih si Anya". Ucap Rara.

"Seru tau godain Rara hahah". Ucap Anya sambil tertawa.

"Seru-seru aku yang dengerin sama lihatnya pusing". Keluh Reisa sekali lagi.

Mereka berdua engga sekali dua kali hampir tiap detik, menit, jam dan hari ada aja yang diperdebatkan. Makanya, Reisa sering mengeluh.

"Dah jam berapa gaes". Tanya Reisa.

"Baru jam 17.00 WIB". Jawab Anya dan Rara bersamaan.

"Cieee barengan jawabnya". Goda Reisa.

"Haelah apaan si Re prik banget HAHAHAH". Sahut mereka berdua sambil ketawa keras.

Saking kerasnya mereka berdua ketawa, membuat seluruh pengunjung coffeshop mengarahkan matanya ke mereka berdua. Mereka yang merasa diperhatikan pun seketika langsung terdiam.

"Mampus kita jadi pusat perhatian". Bisik Rara kepada Reisa dan Anya.

"Ah biarin aja kali". Sahut Anya dengan santainya. Anya adalah tipe orang yang bodo amatan dengan tanggapan orang lain perihal apapun tentang hidup dia. Kata Anya si ngapain pusing mikir omongan orang lain kepada kita yang ada makin pusing sama engga ada gunanya.

"Lagian kalian berdua ngetawain aku. Kualat kan Hahahah". Ejek Reisa.

"Abisnya kamu prik banget si Re". Ejek Rara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan Untuk MenetapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang