🔴21🔴

23 11 16
                                    

-ˋˏ✄┈21┈

***


Selang tiga hari dari suksesnya acara debat kandidat calon ketua OSIS di Space School. Kini tibalah hari di mana, pemungutan suaranya berlangsung.

Berderet dari kelas X-1 hingga X-5, sudah dipanggil sedari tadi melalui speaker sekolah untuk datang ke aula melakukan pemungutan suara. Sekarang, jam sudah menunjukkan pukul 12.03, waktu istirahat untuk para panitia penyelenggara pemilihan ketua OSIS.

Setiap OSIS di masing-masing kelas sudah berada di sana. Tak terkecuali dari XI IPA 2, yaitu Adella, Ikam dan Teya sudah berada di aula. Menyisakan 16 siswa itu kini.

Beberapa duduk lesehan di depan kelas sambil menikmati es stik yang dibawa Maya dengan pendingin ukuran mini.

"Bro, kita ke aula kapan?" tanya Wawan yang berpangku tangan di mejanya. Menandakan pemuda itu sedang bosan.

"Hooh, belum ada suara tuh speaker buat manggil," timpal Seka yang duduk di samping Rio, mengikuti Rio menyusun tali warna-warni itu membuat gelang.

"Kita ke sana sekarang?" Ini Tita yang duduk lesehan di depan kelas dengan teman-teman ceweknya ikut bertanya.

"Ntar rame, gak like!" Endra menyahut di bangkunya dengan mata fokus membaca buku di atas meja.

"Jangan deh, gue juga gak suka kalo rame gitu," ucap Jeana sambil menggigit es stiknya.

"Dangdut dulu dong!" seru Mila yang juga lesehan di bawah, melakukan hal yang sama juga dengan Jeana.

"Jangan deh, ntar malah gak denger kelas kita dipanggil," sahut Gia diangguki setuju Keysha dan April.

Mila jadi diam, menurut saja mengikuti teman-teman ceweknya khidmat menikmati es stik.

"Sini ah bagi esnya, mana juga?" Rio yang sedari tadi memperhatikan saja jadi maju ke depan, ikut lesehan.

Maya menyodorkan es stik ke arah Rio. Menyuruh pemuda itu membaginya menjadi dua.

"Gue juga gue juga!" Derrel yang duduk anteng di bangkunya ikut maju. Membuat Rio memberikan salah satu potongan es stik yang tadi ia bagi dua.

"Iklan dulu dong!" sewot Seka di tempatnya masih dengan tali warna-warni itu di tangannya.

"Anjir iya! Ayo Yo iklan!" heboh Derrel membuat teman-temannya menggeleng pelan.

Rio mengambil lagi potongan es di tangan Derrel. Seolah menyatukan kembali es tersebut menjadi bagian utuh.

"Eits bagi dua!" ucap Rio sambil pura-pura mematahkan es menjadi dua bagian. Sembari memberikannya pada Derrel yang menerima dengan semringah.

Wawan dan Seka berkor, menyoraki heboh. Berbeda dengan April dan Tita yang jadi tertawa terbahak melihat tingkah kedua temannya itu. Yang lain juga tak menyangkal, tertawa sambil geleng-geleng pelan. Sembari menanyakan ke mana kewarasan Derrel dan Rio.

"Lagi-lagi!" Wawan maju ke depan, menarik Endra juga yang jadi terseret pasrah.

"Anjay Endra lo tarik-tarik gitu woi!" Harmoni yang kalem saja sedari tadi kini tak bisa menahan untuk tidak ikut terbahak. Bersama dengan Luna dan Rani di sampingnya yang jadi terkikik geli, ketularan tawa Harmoni.

April dan Tita jangan ditanya, keduanya sudah guling-guling di lantai sambil tertawa keras.

"Ck gue lagi baca buku ege!" protes Endra yang sudah di depan ikut duduk. Di sampingnya sudah ada Seka juga yang entah kapan ikut maju.

"Iya itu, biar samaan kita iklan kikonya," ucap Wawan santai.

Seka meraih es di dalam box, membaginya menjadi dua. Menyodorkannya pada Endra yang jadi pasrah menerima.

"Bilang dong Ndra," kata Derrel diangguki Rio yang sama asiknya mengemuti esnya.

"Bilang apa?" tanyanya tak acuh, tapi tetap memakan es stik itu.

"Kiko, enak tau!" sahut Luna di seberang sana sambil tertawa. Membuat yang lain ikut tertawa membayangi Endra benar-benar melakukan hal konyol itu.

"Nah itu! Ayo!" Wawan di sampingnya mendesak, dengan Seka memainkan alis menatap Endra seolah menantang agar Endra mau melakukannya.

"Ck! Ada aja ya kalian," decak Endra sembari menghela napas kemudian ....

"Kiko, enak tau!" serunya membuat semua jadi bengong. Lantas mengerjap kompak memahami situasi.

Endra yang melihat itu masa bodoh, tapi tak berlangsung lama. Karena teman-teman laknatnya kini sudah berseru heboh sambil tertawa-tawa. Membuat Endra malu setengah mati. Pemuda itu membuang muka, yang semakin disoraki dengan heboh.

"Udah woi udah! Juara kelas kita mengmalu!" teriak Wawan sambil menepuk-nepuk pelan bahu Endra.

"Malu gue anjir," umpat Endra yang kembali membuat lima belas orang itu berkor tawa. 'Dahlah, susah ngomong ama monyet!'

Namun, tawa itu kompak berhenti karena munculnya sang wali kelas di ambang pintu.

"Kenapa masih di sini? Gak ikut pemilihan?" tanya bu Nisa dengan kedua tangan di depan dada.

"Eh? Udah dipanggil, Bu?" tanya Wawan paling dekat dengan pintu.

"Iya, Ayo!" Bu Nisa mengangguk sembari menyuruh anak-anak muridnya itu agar bergegas ke aula.

"Yok gais!"

Semua berdiri, menyusul bu Nisa yang berjalan lebih dulu keluar kelas. Akhirnya 16 siswa itu bergerombolan ke aula, melewati kelas XI IPA 5 terus ke barat menerobos koridor yang lumayan sepi. Di mana koridor itu menghubungkan dengan lab komputer dan kopsis yang nyempil di tengah-tengahnya.

***


Sesampainya di pintu aula, mereka saling dorong untuk memasuki pintu. Baru datang saja sudah rusuh begitu, membuat Endra sebagai wakil ketua kelas menyiapkan mereka agar tertib.

"Iya Endra iya," sahut Derrel sambil menepuk bahu Rio agar masuk lebih dulu. Rio menurut, dengan yang lain mengikuti berjalan satu per satu memasuki aula.

Murid-murid kelas sebelas yang lain sedang mengantri untuk dipanggil. Mereka duduk di kursi yang telah disediakan. Satu-dua berbisik pelan melihat XI IPA 2 yang mendekat ke kursi-kursi kosong itu. Tapi IPA 2 memilih tak peduli, merasa sudah biasa. Mereka jadi lebih kalem karena melihat bu Nisa di kursi bagian guru menatap mereka, mengawasi.

Mereka akhirnya duduk tenang, menunggu waktu dipanggil untuk melakukan memberikan hak suara mereka.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















A/b:

Dulu pernah gini, pemilihan ketua OSIS di kelas ai. Bedanya waktu itu di lapangan, tapi tetep rusuh saling dorong buat siapa jadi depan. Ai sih gak mau ngalah kek Endra, jadi ai tuh di tengah aja, kasi ke yang tinggi-tinggi di depan heheh😹

Pas selesai milih tuh masih aja rusuh berebut mau celupin jari kelingling ke tinta ungu🙀

Aseliii pengalaman yang bikin malu dan mau ngakak di saat bersamaan🙈

Itu pengalaman ai, mana pengalamanmu?😆

Heheh jan lupa voment-!😉

Adella, Love You! [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang