Semoga kalian suka 😊
"Ini semua gara-gara kamu mah.""Udah diam, jangan salahkan mamah. Seharusnya papah dukung mamah buat meyakinkan kan Shyam. Bukan Malah menentang mamah."
"Pah mamah mohon, untuk kali ini saja. Tolong dukung mamah untuk menikahkan Shyam dengan anaknya Diah."
"Papah akan selalu mendukung mamah jika ini yang terbaik buat Shyam, tapi menikah di usia muda, itu semua bukan yang terbaik buat Shyam mah."
"Pah, apa salahnya menikah di usia muda. Jika Shyam menikah di usia muda Shyam akan lebih dewasa."
"Mah, saat ini juga Shyam sudah menjadi pria yang dewasa."
"Pah, mamah mohon tolong dukung keputusan mamah ini, mamah sangat membutuhkan dukungan papah, agar Shyam mau di jodohkan dengan anaknya Diah."
"Mah, pernikahan itu bukan untuk main-main, Shyam belum siap menghadapi pernikahan. Shyam masih muda, dan Shyam berhak menentukan kapan dia akan menikah dan dengan siapa dia menikah."
"Pah, mamah yakin pernikahan ini yang terbaik buat Shyam. Mamah mohon sekali ini aja, papah percaya Sama mamah. Mamah juga tau mana yang terbaik dan engga buat Shyam."
"Mamah mohon pah."
"Mamah emang susah kalo di bilangan, ya udah papah setuju. Tapi dengan satu syarat, jangan sampai ada orang yang tau kalo Shyam udah menikah."
"Iya pah mamah janji, mamah akan menyembunyikan pernikahannya Shyam dengan anaknya Diah."
"Makasih ya pah" ucap Diana sambil memeluk Sem.
******
"Den Shyam berhenti!"
"Den Shyam berhenti! Nanti nyonya marah."
"Den Aden berhenti den!"
"Adennnnnnn........"
"Benang siah" ucap pa amin sambil menangkap Shyam.
"Lepasin pa, Lepasin."
"Enggak Aden, nanti nyonya marah, Ayo kembali ke mobil."
"Ga mau." Jawab Shyam sambil berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman pa amin.
"Ayo atuh Aden, nanti nyonya marah. Ayo kita kembali ke mobil."
"Ga mau, gue ga mau nikah mudah. Tolong pa, tolong lepaskan gue sekarang!"
"Aden, emang kenapa kalo Aden nikah muda? Benar kata nyonya tidak semua pernikahan muda bisa menghancurkan masa depan Aden."
"Pokonya pa amin ga bakal lepasin Aden." Ucap pa amin dengan memegang Shyam erat-erat.
Mendengar ucapan pa amin, Shyam langsung melepaskan dirinya dari cengkraman pa amin, lalu ia duduk di pinggiran jalan dengan wajah yang putus asa. Melihat hal itu pa amin langsung duduk di samping Shyam.
"Aden, dengerin pa amin. Nyonya menyuruh Aden menikah muda itu pasti ada alasan yang sangat jelas. Nyonya juga ga mungkin menghancurkan masa depan anaknya sendiri, kalo Aden sayang sama nyonya. Aden harus percaya bahwa nyonya menikahkan Aden, semua itu untuk kebaikan Aden."
"Mana ada menikah muda untuk kebaikan, menikah muda itu sama saja dengan menghancurkan masa depan saya pa."
******
"Shyam" ucap Diana sambil berlari ke arah Shyam dengan wajah yang sangat panik. Lalu Diana pun memeluk Shyam. Namun, Shyam melepaskan pelukan ibunya itu.
"Shyam, mamah itu sayang sama kamu. Mamah ga mungkin menghancurkan masa depan kamu. Mamah mohon percaya sama mamah kali ini aja."
"Mah, Shyam tau. Shyam itu anaknya mamah, tapi apa hak mamah untuk menentukan kapan Shyam nikah dengan siapa Shyam nikah."
"Pokonya Shyam ga mau menikah" lanjut Shyam tegas.
"Shyam, turuti apa kata mamah kamu. Tidak semua pernikahan muda dapat menghancurkan masa depan kamu."
"Pah, kenapa sekarang papah jadi bela mamah sih? Pokonya Shyam ga mau nikah sama anaknya temen mamah."
"Ya udah kalo kamu ga mau nikah sama anaknya Diah, kamu ikut mamah sama papah ke London. Kamu sekolah dan tinggal di sana selamanya, dan ga boleh kembali lagi ke sini untuk selama-lamanya."
Mendengar ucapan ibunya Shyam terdiam sambil menundukkan kepalanya. Lalu Shyam menarik napas dalam-dalam.
"Oke, aku akan menikah sama anaknya temen mamah" ucap Shyam sambil meneteskan air mata, dengan tangan mengepal.
******
Setelah berbagai kejadian yang di alami Diana dan keluarganya selama perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di rumahnya Diah.
"Permisi permisi permisi" teriak Diana dari luar rumah Diah.
"Diana" ucap Diah yang sedang terbaring di tempat tidur sambil tersenyum.
"Dhira buka pintunya, itu mungkin Tante Diana sahabatnya ibu."
"Iya Bu" jawab Nadhira dengan wajah datar.
Nadhira pun membuka pintu rumahnya.
"Tante Diana ya?" Tanya Nadhira.
"Iya, kamu anaknya Diah?"
Nadhira pun mengangguk kan kepalanya sambil tersenyum. lalu Nadhira pun menghampiri Diana. Kemudian ia menjabat tangan Diana dan Sem, lalu mempersilahkan merek semua untuk masuk ke dalam rumah.
Nadhira melihat ke arah belakang Sem dan Diana, Nadhira melihat seorang anak laki-laki yang tengah berdiri di belakang Sem dan Diana sambil menunduk kan kepalanya, terlihat dari raut wajah nya bahwa anak laki-laki itu tengah putus asa.
******
"Ibu mana?"
"Ibu di kamar Tante, Tante mau ketemu ibu?"
"Iya, Tante sangat ingin bertemu ibu kamu"
"Diah" teriak Diana sambil berlari ke arah Diah, lalu memeluk Diah erat-erat dengan mata berkaca-kaca.
"Diana"
"Dhira, ibu mau ngobrol berdua sama Tante Diana. Kamu keluar dulu ya"
"Iya Bu, kalo ada apa-apa panggil aja Dhira"
"Iya"
"Nadhira"
"Iya Tante?"
"Tolong obati luka anak Tante, tadi dia jatuh saat perjalan mau ke sini"
"Iya Tante"
Jangan Lupa Vote;)
![](https://img.wattpad.com/cover/298710674-288-k483989.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Husband
Teen FictionBagaimana perasaan kalian ketika di paksa untuk menikah di usia muda? Bahkan kalian di paksa menikah dengan orang yang tidak kalian kenal atau pun kalian suka? Shyam dan Nadhira di paksa untuk menikah di usia muda oleh orang tua mereka masing-masing...