1

24 4 0
                                    

↳˳⸙;; ❝ Favorite ᵕ̈ ೫˚∗:

Seorang pria dengan umur sekitar 38 tahunan, sedang mempersiapkan sarapan untuk anak satu-satunya, Lee Taeyong. Menjadi sosok seorang ayah, sekaligus ibu, tidak membuat Donghae lelah.

Saat meletakkan sandwich di piring. Ia melihat Taeyong keluar dari kamarnya dengan langkah yang malas.

''Selamat pagi, Taeyong. Ayo sarapan dulu sebelum berangkat ke sekolah" perintah Donghae.

Taeyong duduk di kursi dan mengambil sandwich yang sudah disiapkan Donghae.
Donghae pun duduk didepan Taeyong.

"Maafkan appa telah memaksamu untuk kembali sekolah. Appa harap kamu mendapatkan teman disekolah barumu" kata Donghae.

Taeyong hanya menganggukkan kepalanya tanpa semangat sekalipun darinya. Ia melanjutkan sarapannya, membuat Donghae menghela nafasnya.

Taeyong mengalami pengalaman yang pahit di sekolah lamanya. Ia dibully, mendapatkan kekerasan yang sama sekali tidak mendapatkan keadilan disekolah lamanya.

"Maafkan aku, appa. Aku telah menyusahkanmu" sesal Taeyong.

"Lupakan saja. Tidak perlu meminta maaf. Habiskan sarapanmu, kita harus berangkat. Appa tidak mau kamu terlambat sekolah dihari pertamamu".

↳˳⸙;; ❝ Favorite ᵕ̈ ೫˚∗:


Donghae menghentikan mobilnya dideoan gedung sekolah, menatap Taeyong yang memakai hoodienya dan tudung yang menutuo kepalanya. Taeyong memakai earphone, mendengarkan lagu kesukaannya. Taeyong menatap sekolah barunya dengan tatapan datarnya.

Donghae mengusap kepala Taeyong, "Kamu pasti bisa. Turunlah''.

Taeyong menghela nafasnya dengan kesal. Ia langsung turun dari mobil, menutup pintunya. Donghae membuka jendelanya dan melambaikan tangannya. Taeyong tersenyum tipis dan membalikkan badannya.

Taeyong berjalan menjauh dari pintu gerbang sekolah, dan mendekati sekolahnya dengan malas. Ia tahu, ia menjadi sosok yang mendapatkan perhatian disekolah barunya.

Bagaimana tidak, semua murid yang juga baru datang melihat Taeyong yang berjalan acuh tidak acuh.

Ia mencari ruang tata usaha yang berada diujung sekolahnya. Ia mengetuk pelan dan masuk keruangan tersebut.

"Selamat pagi" sapa Miss Hwang.

Taeyong memberikan berkas yang sudah disiapkan sejak semalam oleh Donghae. Miss Hwang tersenyum ramah dan menerima berkas tersebut.

"Jadi, namamu adalah Lee Taeyong anak dari Lee Donghae? Aku sudah mendengarkan cerita dari beliau. Ibu harap kamu mendapatkan teman disini. Mari ibu antarkan kelasmu".

Taeyong hanya menganggukkan kepalanya sambil mengikuti Miss Hwang keluar dari ruangannya.

Saat berjalan menuju kelasnya, Taeyong berpapasan dengan beberapa murid yang sedang berkumpul didepan kelasnya. Taeyong menatap seorang pria yang juga menatapnya. Namun, Taeyong langsung mengalihkan pandangannya, lalu menundukkan kepalanya.

Miss Hwang menunjukkan kelas baru Taeyong, dan menyuruh Taeyong untuk masuk kekelas. Taeyong menganggukkan kepalanya pelan.

Saat ia masuk ke kelas, sama seperti murid yang lainnya. Mereka langsung menatap Taeyong dengan bingung. Bukannya menyapa teman-teman barunya, Taeyong menemukan bangku yang kosong. Ia menatap pria yang sudah duduk disebelah bangku kosong tersebut.

"Apa bangku ini kosong?" tanya Taeyong.

"Oh, iya. Bangku ini kosong sudah lama. Duduklah"

Taeyong mengucapkan terima kasih dab duduk dibangku kosong. Laki-laki disebelahnya langsung memperkenalkan dirinya, bernama Kim Doyoung.

"Taeyong" kata Taeyong sambil membalas uluran tangan Doyoung.

Doyoung tersenyum tulus, dan memberikan list jadwal mata pelajaran yang akan diikuti Taeyong nanti. Dan bahkan Taeyong terkejut melihat Doyoung memberikan buku catatannya untuk Taeyong.

"Biar kamu tidak terlalu banyak ketinggalan" kata Doyoung.

Taeyong memiliki sedikit harapan disekolah barunya. Doyoung adalah teman pertamanya disekolah barunya tersebut.

↳˳⸙;; ❝ TO BE CONTINUED ᵕ̈ ೫˚∗:

° Favorite | JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang