↳˳⸙;; ❝ Favorite ᵕ̈ ೫˚∗:
Taeyong berjalan menuju lantai paling atas sekolahnya. Ia melihat langit yang mulai gelap, seakan siap membasahi kota Seoul.
Ia mengambil earphonenya yang sudah terpasang dengan handphonenya. Ia memutarkan lagu kesukaannya, dan berdiri dipinggir atap.
Ia melihat siswa-siswa yang masih berkumpul di lapangan. Taeyong menghela nafasnya. Trauma masalalunya, membuat dia menghindari orang-orang yang ingin berkenalan dengannya.
Padahal, Taeyong memiliki teman yang sangat baik, yaitu Doyoung dan Ten. Tapi, tetap saja Taeyong tidak merasa aman dan nyaman.
Terlalu asyik melamun, dia terkejut ketika sebuah tangan besar yang melepaskan earphone dari telinganya. Ia menoleh ke arah kanan. Menatap seorang pria yang ia lihat di pertandingan basket. Pria dengan lesung pipinya, berwajah tampan, memiliki tinggi dan postur badan yang bisa dibilang, oke.
"Jangan suka melamun sendirian seperti ini, tidak baik" katanya.
Taeyong langsung mengalihkan pandangannya, mengacuhkan teguran dari pria tersebut. Earphone yang terlepas dari telingannya, dibiarkan tergantung begitu saja.
"Namaku Jung Jaehyun, aku murid kelas 2A. Kalau dilihat dari bentuk tubuhmu, sepertinya kamu kelas 1?" tebak Jaehyun asal.
Taeyong langsung menatap Jaehyun sambil mengernyitkan dahinya tidak suka. "Enak saja, dikira kelas 1" keluh Taeyong dalam hati.
"Kamu cantik" goda Jaehyun.
Taeyong semakin mengernyitkan dahinya bingung. Matanya membulat, ketika Jehyun mengatakan dirinya cantik.
"Kamu gila apa? Aku laki-laki begini dibilang cantik?" kata Taeyong dengan nada yang tidak suka.
"Tapi, pada kenyataannya adalah kamu tidak terlihat tampan sepertiku, tapi kamu cantik" kata Jaehyun sambil tersenyum manis.
Dengan kesal, Taeyong mendengus dan langsung pergi meninggalkan Jaehyun begitu saja. Sampai ia mendengarkan Jaehyun berteriak, "Hei, kamu belum memperkenalkan dirimu!"
↳˳⸙;; ❝ Favorite ᵕ̈ ೫˚∗:
Taeyong melemparkan tas ranselnya ke kursi, dan melemparkan tubuhnya ke ranjang. Ia menatap langit-langit atap kamarnya.
"Kenapa appa malah memasukkan ke sekolah yang isinya laki semua?" tanyanya pada dirinya sendiri.
"Memangnya ada apa dengan sekolah yang berisi laki semua?" tanya seseorang.
Taeyong langsung melonjak kaget dan terduduk. Ia menatap seorang perempuan yang sudah berdiri didepan pintu.
"Maaf, pintumu tidak tertutup" sesal perempuan yang bernama Im Yoona.
Yoona adalah calon istri appanya dan sekaligus akan menjadi ibu untuk Taeyong. Taeyong suka dengan Yoona, hanya saja ia belum bisa terbiasa jika ia akan mendapatkan ibu tiri.
"Tidak apa-apa. Hanya saja, tidak bikin segar mata" jawab Taeyong.
Yoona tersenyum, "Lama-kelamaan, nanti kamu bakal terbiasa dengan mereka. Nah, sekarang ayo makan siang. Aku sudah membuatkan makan siang untukmu".
"Noona, tidak perlu mencemaskan makan siangku. Tidak perlu repot-repot, pulang dari kantor hanya untuk masak" kata Taeyong sedikit kesal.
Taeyong berdiri dan berjalan disamping Yoona menuju ruang makan. Ia merasa tidak enak hati, karena Yoona memaksakan dirinya ambil jam makan siang dirumahnya, hanya untuk memasakkan makan siang untuk Taeyong. Padahal Taeyong bisa mencari makan siangnya sendiri.
"Aku sudah terbiasa seperti ini, Taeyong. Jadi, tidak masalah. Jangan dipikirin. Lagian, jarak kantor dengan rumah ini sangatlah dekat, hanya menit pakai mobil" jelas Yoona.
Taeyong duduk di kursi, dan Yoona menyiapkan makanan di piring untuk Taeyong.
"Dan mulai besok, aku akan menginap disini selama appa kamu berangkat ke Jepang untuk urusan bisnis" kata Yoona.
"Appa mau ke Jepang? Kenapa aku tidak tahu? Malah Noona yang lebih tahu duluan?" protes Taeyong kesal.
Yoona terkekeuh geli, dan mengacak rambut Taeyong dengan gemas. Ia duduk di kursinya, dan menyiapkan makan siang untuknya.
"Mungkin dia belum memberitahukan berita ini. Toh, ini juga baru hari ini appamu kasih tahu ke noona" jawab Yoona.
Selama menghabiskan makan siang mereka, hanya suara hening yang terdengar. Tidak ada suara dari mulut mereka. Namun, Yoona meletakkan sendoknya dan menatap Taeyong dengan lembut.
"Bagaimana dengan sekolah barumu, Tae? Apa menyenangkan? Apa kamu mendapatkan teman yang baik disana?" tanya Yoona.
Taeyong menghela nafasnya dan mengeluarkannya dengan kasar. Ia meletakkan sendok dan garpunya ke piring.
"Baik-baik saja, Noona. Aku suka dengan suasana sekolah baru. Lebih tenang dan nyaman. Aku mendapatkan kenalan disana, namanya Doyoung. Dia baik, sampai mau memberikan catatannya. Dan aku bergabung ke club menari, dan ketuanya juga ramah, namanya Ten. Serta, satu orang aneh yang baru saja memperkenalkan dirinya sebagai Jaehyun" jawab Taeyong panjang lebar.
Yoona menaikkan alis kirinya, menatap Taeyong bingung. "Jaehyun? Jeong Jaehyun?".
Taeyong menganggukkan kepalanya dengan semangat. Dia menceritakan betapa anehnya Jaehyun yang membuatnya kesal. Yoona tersenyum dan terkadang tertawa mendengarkan cerita Taeyong.
"Kamu tahu, Jaehyun itu anak dari sahabatnya appamu, Jeong Yunho. Dan bahkan, Yunho lah yang akan menemani appamu ke Jepang besok" kata Yoona.
Taeyong tercengang mendengarkan perkataan Yoona barusan. Jaehyun adalah anak dari Jeong Yunho, sahabat dari appanya. Dunia merasa sempit, namun Taeyong mempertanyakan kenapa ia baru tahu tentang Yunho yang punya anak bernama Jaehyun.
"Sebenarnya, Yunho ingin mengajak Jaehyun untuk berkenalan denganmu. Tapi, saat itu Jaehyun sangat malas untuk bertemu dengan rekan-rekan appamu. Selalu ada aja alasannya untuk tidak ikut ke acara makan malam bersama appamu" kata Yoona lagi.
Taeyong tersenyum sinis, dan memgangkat bahunya. Lagian, untuk apa kedua orang tua ini menginginkan Taeyong berteman dengan Jaehyun. Yang ada, Jaehyun akan membullynya kalau Taeyong lebih tua darinya.
"Ya sudah, habiskan makan siangmu. Noona harus berangkat kerja lagi".
Taeyong membuyarkan lamunannya dan menatap Yoona. "Ah iya. Tinggalkan saja piring kotornya. Biar aku yang mencucinya. Terima kasih atas makan siangnya, noona".
Yoona tersenyum manis. Ia beranjak dari kursinya dan mendekati Taeyong. Ia memeluk Taeyong, dan mencium pundak kepala Taeyong, seakan Yoona adalah sosok Ibu. Taeyong merindukan kasih sayang seorang Ibu. Itulah kenapa, ia sangat senang dengan pilihan appanya.
"Jaga rumah baik-baik selama appa kamu belum pulang. Noona pergi dulu, dadah" pamit Yoona.
Taeyong menganggukkan kepalanya. Yoona berjalan keluar rumah dan Taeyong menghela nafasnya dengan pelan. Lagi, ia sendirian dirumah dan kesepian.
↳˳⸙;; ❝ TO BE CONTINUED ᵕ̈ ೫˚∗:

KAMU SEDANG MEMBACA
° Favorite | JAEYONG
Fanfiction" Aku ingin berbagi kisah hidupku denganmu, terima aku, dan bahagia denganku " - Jaehyun YAOI ALERT NCT JAEHYUN TAEYONG