02

266 23 2
                                    

"udah dong Mara, jangan terlalu larut dalam kesedihan. Gue gamau liat Lo sedih terus, ikhlasin Lio, oke! Dia udah tenang di sana."
Ucap Kayla seraya mengelus lengan Mara.

Saat ini keduanya sedang berada di kantin.

Sudah dua hari setelah kejadian Mara membunuh Lio, kini gadis itu masih tetap berpura-pura belum mengikhlaskan kepergian Lio.

"Aku gak bisa ngelupain Lio, Kay. Lio itu cowo paling baik yang aku kenal, biasanya dia tiap pagi selalu ngucapin kata-kata manis buat aku, selalu ngasih bekal untuk aku. Dan sekarang, gada lagi sosok itu, sosok yang buat aku ngerasa nyaman, hiks."  Ujarnya yang berpura-pura hancur dengan mengeluarkan air mata palsunya.

"Tapi bohong, haha." Sambungnya di dalam hati seraya tertawa.

Tak tahan melihat temannya itu sedang hancur, Kayla pun membawa Mara bersandar ke pundaknya. "Gue tau perasaan Lo sekarang, tapi Lo ga boleh terus-terusan kayak gini, Lo harus bangun, hidup Lo masih panjang. Gue yakin perlahan-lahan pasti Lo bisa ngelupain Lio, Lio pasti juga bakalan sedih kalau liat Lo terus-terusan kayak gini, Mar."  Ucap Kayla seraya mengelus surai rambut Mara.

"Aku akan coba, Kay."  Katanya tiba-tiba sembari mendongak ke arah Kayla.

Mendengar itu membuat Kayla tersenyum lebar. "Nah, gitu dong. Ini baru teman gue."

"Mending sekarang kita lanjutin makannya, keburu bel entar." Sambung Kayla lagi. Dan di jawab anggukan oleh Mara.

Sedang asik menyantap makanannya, tiba-tiba ada seorang siswa datang ke meja yang di tempati oleh mereka.

"H-Halo M-Mara." Sapa siswa tadi dengan gugup. Dia Elgar, teman satu angkatan mereka.

Sapaan itu membuat Mara, dan Kayla memberhentikan aksi makannya, kemudian menoleh ke sumber suara.

"Elgar? Ada apa?" Tanya Mara dengan suara lembutnya.

"Eh silahkan duduk dulu, nanti kamu cape loh kalau berdiri terus." Sambung Mara lagi sembari menyuruh Elgar untuk duduk di depannya.

Elgar pun mengangguk, dan duduk di depan Mara. "Soal--Lio, aku harap kamu bisa ikhlasin dia ya, aku tau itu pasti sakit banget rasanya. Tapi mau gimana lagi, ini udah kehendak Allah." Ucap Elgar seraya menatap sendu Mara.

"Iya Elgar, aku akan coba. Kalian benar, aku harus bisa bangun dari kesedihan ini." Jawab Mara dengan tersenyum ke arah Elgar.

Melihat senyum itu membuat pipi Elgar seketika memanas. "Pftt, Lo salting El?" Tanya Kayla seraya menahan tawa.

Mendengar pertanyaan itu membuat Elgar berdehem. "Enggak kok." Jawab Elgar pura-pura santai.

Mata Kayla memincing. "Eleh, masa?" Goda Kayla sembari tersenyum jahil.

"Kayla udah, jangan di goda terus Elgar nya."  Sahut Mara seraya terkekeh kecil.

"Hahaha, oke-oke." Ucap Kayla.

"Em--Mara. Nanti malam sibuk gak?"  Tanya Elgar dengan jantung yang berdetak kencang.

"Enggak kayaknya, emang kenapa El?"

"Mau gak keluar bareng aku entar malam? Eh--kalau gak mau gapapa kok, aku gak maksa." Ucap Elgar dengan mata yang menatap Mara penuh harap.

"Emang mau kemana?"

"Kemana aja, intinya aku pengen buat kamu lupain masalah kamu, supaya kamu gak terpuruk terus dalam kesedihan."

"Boleh deh."

Mendengar itu membuat Elgar membelalakkan matanya. "Beneran kamu mau?" Tanya Elgar.

"Iya." Jawab Mara seraya tersenyum manis ke arah Elgar.

"Yaudah, nanti malam aku jemput kamu jam 07.00 ya."

"Iya Elgar."

"Kalau gitu aku ke kelas dulu ya, bye." Ucap Elgar dengan senyum yang masih mengembang di bibirnya. Lalu Elgar pun melenggang pergi meninggalkan kantin.

"Lo yakin mau pergi sama Elgar?" Tanya Kayla ragu.

"Kenapa enggak? Siapa tau kalau aku pergi sama Elgar, aku bisa ngelupain Lio. Bukannya kamu sendiri yang bilang, kalau aku harus bangun dari kesedihan." Jawab Mara.

"Iya si, lagian kayaknya Elgar suka deh sama Lo."

"Apaansih Kay, mana mungkinlah."

"Ih, kok ga mungkin? Mungkin aja kali."

"Udah deh jangan di bahas, Kay."

"Iyaiya, maaf ya. Gue ga ngertiin suasana banget."

"Gapapa kok, Kayla." Ucap Mara seraya tersenyum.

"Yaudah, semangat terus ya, jangan nyerah!"

"Makasih ya, Kay."




***




"Kita makan dulu ya, Mar. Kamu pasti belum makan kan?" Tanya Elgar yang sedang menyetir mobilnya.

"Belum El."

"Yaudah kita cari cafe dekat-dekat sini aja ya."

"Aku ikut kamu aja El." Ucap Mara sembari tersenyum ke arah Elgar.

"Kamu jangan senyum dong, aku jadi gak fokus nyetirnya nanti."

"Dih, kok gitu." Mara tertawa mendengar ucapan Elgar.

"Habisnya senyum kamu manis banget." Goda Elgar seraya mengedipkan matanya sebelah.

"Gak nyambung, ih."

"Aku serius, Mara."

"Udah ah, mending kamu fokus nyetir dulu."

"Siap sa-Mara." Sial, umpat Elgar. Hampir aja dia keceplosan.



***



"Kamu mau pesan apa?" Tanya Elgar ketika mereka sudah sampai di cafe.

"Samain aja kayak kamu." Jawab Mara lembut.

"Mbak." Panggil Elgar kepada waiters.

"Mau pesan apa mas?" Tanya waiter tersebut.

"Spaghetti 2 sama orange jus nya 2 ya mbak."

"Oke, mas. Di tunggu ya!" Setelah mengatakan itu, lalu waiters tersebut pun melenggang pergi.

"Tempat nya bagus ya." Puji Mara seraya melihat ke penjuru cafe dengan mata berbinar.

"Kamu suka?" Tanya Elgar. Dan di jawab anggukan cepat oleh Mara.

"Aku suka banget, aku juga mau bilang makasih sama kamu, karena udah mau bantu aku buat ngelupain Lio." Ucapnya seraya tersenyum tipis.

"Sama-sama Mara, aku senang kalau lihat kamu senang."

"Maraaa." Panggil Elgar seraya menggenggam tangan Mara.

Mara menoleh ke arah Elgar, kemudian pandangannya berganti ke arah tangannya yang di genggam oleh Elgar. "Iya El?"

"Aku sayang sama kamu, Mar. Maaf mungkin ini belum waktu yang tepat, apalagi kamu masih berduka, tapi aku gak bisa nunggu lama lagi. Aku juga gak minta kamu buat jawab sekarang kok, aku cuman pengen kamu tau aja, kalau masih ada aku disini yang sayang sama kamu." Ujar Elgar seraya menatap lembut ke arah Mara.

"Aku lagi gak mau bahas ini Elgar, bisa kita bicarakan lain waktu aja? Setidaknya sampai aku benar-benar ngelupain Lio." Ucap Mara sembari menundukkan kepalanya. Dan tanpa Elgar sadari, Mara menyeringai.

"Iya Mara, aku ngerti, aku bakal nunggu kamu sampai kapanpun."











Hi, up lagi niiii💗

Maaf kelamaan, aku takut gada yang baca, makanya malas up:(

Tapi aku usahain bakal terus up cerita ini.

See u bestieee💞














Bastard GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang