Hai, saya kembali💗
Udah lama banget kayaknya aku gak update.
Alasan aku lama update tu karena aku benar-benar takut gak ada yang baca cerita ini:(
Tapi mungkin kedepannya insyah allah aku bakalan sering update kok.
Jangan lupa tinggalin jejak ya beb!
***
"Aku ke toilet sebentar ya El, gak papa kan aku tinggal?" Ucap Mara ketika sudah menyelesaikan makannya.
"Oh oke, gak papa kok " balas Elgar sembari tersenyum ke arah Mara.
Mendengar ucapan Elgar, Mara pun dengan segera melenggang pergi ke tujuannya.
Kalau kalian pikir Mara benar-benar ke toilet, kalian salah, justru dia berbelok ke arah parkiran mobil.
"Selesai." Ucap Mara setelah selesai mengotak-atik mobil milik Elgar.
Kemudian dia memandangi mobil milik Elgar dengan senyuman miringnya.
"Sorry Elgar." Gumamnya dengan masih tersenyum miring.
Setelah itu dia pun kembali masuk ke dalam cafe, sebelum ada yang melihatnya.
"Maaf kalau aku lama." Ujar Mara ketika sudah sampai di hadapan Elgar.
"Iya gak papa kok, santai aja." Seru Elgar dengan senyumannya.
"Em, Elgar. Kayaknya aku harus pergi sekarang deh."
Mendengar itu dengan cepat Elgar ikut berdiri seraya menyambar kunci mobilnya yang tadi ada di meja Cafe. "Yaudah bareng aja sama aku, tadi kan kita piginya sama, berarti pulangnya harus sama juga dong."
"Eh gak usah, aku pulang sendiri aja naik taksi." Tolak Mara cepat.
Mendengar ucapan Mara, Elgar pun mengernyitkan dahinya. "Ini udah malam Mara, bahaya."
"Aku gak papa Elgar, lagian aku harus pergi ke tempat lain lagi, aku masih ada urusan."
"Yaudah aku antar aja."
"Aku gak mau ngerepotin kamu."
"Kamu gak pernah ngerepotin aku, tau. Aku antar aja ya?"
"Gak usah Elgar, please. Jangan paksa aku." Ujar Mara sembari berusaha untuk menahan diri tidak membunuh Elgar sekarang.
"Oke-oke maaf, aku gak bermaksud buat maksa kamu. Aku cuman khawatir sama kamu, aku takut kamu kenapa-kenapa." Jelas Elgar seraya memegang kedua pundak Mara.
"Kamu tenang aja, aku bisa jaga diri kok." Tutur Mara menyakinkan lelaki di hadapannya ini.
Elgar menghembuskan nafas pelan. "Yaudah iya, kalau gitu kamu hati-hati ya. Besok pagi kita pigi sekolah bareng ya, aku jemput." Pesan Elgar. Dan di jawab anggukan oleh Mara.
"Kita lihat aja, apa Lo masih bisa hidup atau enggak besok." Batin Mara menyeringai.
"Sana gih pulang!" Usir Mara lembut.
"Aku mau nungguin kamu buat cari taksi, Mar."
"Enggak usah, El. Kamu pulang duluan aja!" Ucap Mara sembari mendorong pelan tubuh Elgar.
"Oke aku bakalan pulang, tapi sebelum aku pulang, boleh gak aku peluk kamu sebentar aja?" Tanya Elgar hati-hati.
"Tapi aku malu, nanti di lihat sama orang-orang." Bisik Mara sembari melihat ke penjuru cafe.
"Anggap aja mereka gak ada." Kekeh Elgar.
"Ih, gak boleh gitu." Ujar Mara malu-malu seraya mencubit pinggang Elgar.
"Aws, bercanda, tau. Jadi gimana, boleh gak?"
Mara tersenyum, lalu menganggukan kepalanya.
Setelah sudah mendapatkan persetujuan dari Mara, dengan cepat Elgar memeluk Mara dengan erat, seolah-olah tak mau melepaskan pelukannya.
Tau bahwa semua orang kini sedang melihat ke arah mereka, dengan cepat Mara melepaskan pelukannya. "Udah ih, malu tau." Ujar Mara dengan menundukkan kepalanya malu.
"Lucu banget si, kamu." Goda Elgar seraya terkekeh geli.
"Apaansih, udah sana pergi!"
"Iya-iya, ini mau pergi. Aku pergi dulu ya, ingat! Hati-hati! Kalau ada yang jahatin kamu, langsung hubungi aku!" Pesan Elgar tulus, dan di jawab anggukan oleh Mara.
"Bye."
"Bye." Setelah itu, Elgar pun melenggang pergi.
"Lo baik, tapi Lo nyusahin." Gumam Mara dengan menyeringai.
***
"Eh ada apasih? Kok tumben semua murid di suruh baris di lapangan." Tanya kayla kepada Mara. Dan hanya di balas gelengan kepala oleh sang empu.
"Baik anak-anak, tujuan saya mengumpulkan kalian di sini, karena saya ingin memberi tahu bahwa teman kalian yang bernama Elgar sudah meninggal dunia, di karenakan kecelakaan yang menimpanya tadi malam." Ucap sang kepala sekolah di depan sana. "Maka dari itu, nanti beberapa dari kalian ikut saya dan guru-guru lainnya untuk berkunjung ke rumah duka."
Mendengar ucapan sang kepala sekolah, suasana yang tadinya senyap, seketika menjadi riuh.
"Padahal dia orang baik Lo."
"Orang baik mah selalu gitu, pasti bakal di panggil duluan sama allah."
"Gak nyangka ya, padahal kemarin gue lihat dia masih ketawa-ketawa Lo sama teman-temannya, eh sekarang malah udah gak ada."
"Kok belum masuk berita ya?"
"Mungkin nanti kali."
Begitulah bisik-bisik seluruh murid ketika mendengar kabar meninggalnya Elgar.
"Elgar? Elgar yang kemarin ngajakin Lo jalan?" Tanya Kayla kepada Mara.
"Aku juga gak tau, tapi kayaknya iya deh, soalnya kan di sekolah ini yang namanya Elgar cuman satu orang." Jawab Mara berpura-pura bingung.
"Iya si, ya ampun gue gak nyangka. Tapi, bukannya kalian tadi malam jalan bareng ya?"
"Iya Kay, kami memang tadi malam jalan bareng."
"Terus kok bisa Elgar kecelakaan seorang diri, maksud gue--bukannya Lo satu mobil sama Elgar? tapi kenapa Lo baik-baik aja? Sorry, bukannya gue berharap Lo kenapa-kenapa, tapi gue cuman bingung aja." Tanya Kayla beruntun.
"Iya aku ngerti kok yang kamu bilang, jadi tadi malam itu aku gak pulang bareng Elgar, perginya doang yang di jemput Elgar, waktu pulangnya aku naik taksi, because aku mau ke tempat lain." Jelas Mara. "Kalau aja aku tau kejadiannya bakal kayak gini, aku gak bakal biarin Elgar pulang sendiri." Sambungnya merasa bersalah.
Kayla yang sadar bahwa temannya kini sedang merasa bersalah, dengan cepat dia memeluk Mara. "Stt, tenang ya!" Ucap Kayla menenangkan.
"Aku ngerasa kalau aku ini pembawa sial, Kay. Udah 2 orang yang meninggal gara-gara aku." Ujar Mara sedih.
"Hei, ini bukan salah Lo. Mereka berdua itu meninggal ya karena memang udah takdirnya. Lo gak boleh salah-salahin diri Lo terus. Lio sama Elgar juga kalau tau Lo kayak gini pasti bakal marah, mereka juga pasti gak bakal suka kalau Lo nyalahin diri Lo sendiri." Tutur Kayla menasehati.
"Andai Lo tau, kalau gue memang dalang di balik ini semua." Batin Mara tertawa.
"Mending nanti kita ikut sama guru-guru ke rumah Elgar, ingat kata gue! Lo gak boleh terus menerus nyalahin diri Lo." Sambung Kayla lagi. Dan di jawab anggukan oleh Mara.
Segini dulu ya.
Untuk adegan cincang mencincangnya mungkin ada di part selanjutnya yaa:v
So, tungguin aja!
Tolongg jangan lupa votmennya beb!
See u next part bestiee 💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard Girl
Teen Fiction"Kalau Lo sayang sama gue, Lo harus buktiin!" "Apa yang harus gue buktiin ke Lo, supaya Lo percaya sama gue?" "Mati." "Lo harusnya mati anjg!" "beban!" ______________________________________________________ Tamara Aurellya itu namanya. orang-orang m...