Serena karen watt, gadis 19 tahun yang sedang duduk termenung menghadap jendela. Gadis itu sangat cantik dengan tinggi semampai, rambut panjang hitam legam dan tubuh yang ideal. Bibirnya merona apalagi saat tersenyum. Serena gadis pendiam, dia hanya berbicara seperlunya sisa waktunya hanya ia gunakan untuk melihat keluar jendela dan bergulat dengan pikirannya. Ia hanya tinggal berdua dengan ibunya, maya. Ayah dan kakak laki-lakinya telah kembali ke sang pencipta saat insiden kecelakan beruntun di Finlandia 5 tahun lalu dan mulai saat itu juga Serena benar benar menjadi pendiam.
Setelah lama duduk di jendela kesayangan, serena beranjak menemui ibunya di bawah yang ternyata sudah pulang dari tempat kerjanya. Ia menuruni tangga dan menemukan ibunya yang sedang memasak dengan memakai pakaian yang acak-acakan dan rambut yang sudah tidak karuan. Serena terenyuh dia langsung memeluk ibunya dan mulai meneteskan air mata, ibunya tersentak dan balik memeluk serena. Ibunya tau yang anaknya rasakan karena ia juga meresakannya. 5 tahun tanpa suami membuat kehidupan mereka berubah 360 derajat. Maya harus bekerja dari pagi hingga malam, serena sampai tidak kuliah karena ia tak mampu membayar biaya. Hartanya yang tersisa hanyalah rumah dan serena, hanya serenalah yang membuatnya teguh selama ini. Ibunya melepaskan pelukan, mereka saling menenangkan dan mulai memasak bersama.
Mereka duduk dan makan bersama dengan lauk yang seadanya. Di tengah-tengah aktivitas mereka, Maya ingin menyampaikan kabar gembira kepada serena "Rena, gimana kalo kamu tahun ini kuliah nak?"ucapnya.
Serena kaget dan tersedak, maya langsung memberinya minum " pelan-pelan dong sayang" ucap maya khawatir."Mama yakin"ucap serena. Maya mengangkat alisnya " kok malah nanya ke mama" ucapnya.
" Hidup kita kan susah ma" ucap serena menegaskan kembali ke mamanya kalau saat ini hidup mereka memang susah.
" Mama baru aja naik gaji nak lumayan kan, tabungan mama sekarang udah bisa biayain kuliah kamu ya meskipun cuma bisa biayain satu semester dulu" ucap mamanya
" Serena sih mau ma, tapi mama kan tau 5 taun ini rena udah jarang keluar rumah rena masih takut ma, rena takut apa yang kita alami dulu kejadian lagi ma" ucap rena sambil menunduk.
"Sayang, ini udah 5 tahun udah saatnya kamu sembuh nak udah saatnya kamu kembali ke diri kamu sendiri nak, kamu mau ya kuliah lagi" bujuk maya.
" Ia ma serena mau, rena juga mau sembuh ma. Nanti urusan biayanya rena juga bisa nyari beasiswa kok, rena juga bisa jual beberapa lukisan rena" ucap serena.
" Nah, mama bangga sama kamu Rena, mulai sekarang kamu coba bersosialisasi lagi ya dengan teman sebayamu" ucap maya.
Perbincangan mereka berakhir serentak dengan habisnya makanan mereka, serena membersihkan meja dan mencuci piring lalu segera masuk ke kamarnya.
Seperti biasa dia selalu duduk di jendela dan kali ini pikirannya berbeda. Ia memikirkan bagaimana cara untuk menyapa teman barunya, bagaimana cara ia keluar rumah tetapi tetap aman.
Serena bergelut dengan pikirannya sampai tengah malam. Ia melihat kesekeliling kamarnya 'kosong' itu yang ia rasakan, lalu matanya tertarik pada suatu kotak kayu besar di pojok kamarnya. Ia menghampiri kotak itu meniup debunya lalu membukanya, perlahan matanya berlinang tapi bibirnya sedikit tersenyum.
Ia mengingat dulu dirinya dan ayahnya sering sekali melukis bersama, ayahnya memang pelukis yang handal dan memang berjiwa seni bahkan rumahnya pun persis sama dengan lukisan yang ayahnya buat.
Serena mengambil sebuah lukisan di kotak itu, ia melihat 2 gadis saling bertautan tangan serena terkesima seraya bergumam "cantik" lalu ia membalik lukisan itu ada tulisan 'my beauty universe'. Itu adalah lukisan serena dengan mamanya yang sama sama cantik mengenakan gaun hitam polos dengan rambut hitam yang terurai, ayahnya pernah memajangnya saat pameran pertama sekaligus terakhirnya di Finlandia 5 tahun lalu. Ayahnya selalu bilang bahwa lukisan itu adalah lukisan tercantik yang pernah ia buat, lukisan itu adalah dunianya.
Serena memeluk lukisan itu erat. Hatinya berat, kecelakaan yang menimpa keluarganya 5 tahun lalu sangat mempengaruhi kehidupannya. Kejadian itu merubah hidup serena. Serena tak punya lagi teman, dia tak berani keluar dan tak mau lagi menyentuh alat lukisnya. Ia hancur sehancur hancurnya.
Kotak itu serena tutup lagi, ia ingin tidur. Tidur dan tak ingin bangun, tapi tidak bisa serena masih memiliki ibu yang harus dia sayangi, ibu yang harus ia semangati untuk melanjutkan kehidupan yang saat ini sulit untuk mereka lalui.
Serena beranjak tidur meski pikirannya sedang kalu dan hatinya sedang berduka. Ia memejamkan matanya seraya berdoa, semoga hari esok akan ada bahagia.
Ketentraman bagi serena sangatlah langka, 5 tahun ia mencari ketenangan dalam hidupnya, tapi hanya lara yang ia jumpa.
Mungkin setelah mulai berkuliah, ia bisa memulai semuanya dari awal. Ia ingin mencoba membuka kotak itu kembali, walaupun kenangan masa lalunya akan dia ingat kembali ia akan tetap berusaha melawan semua kekaluannya demi hidup barunya.
*******
TBC.......Gimana? kalian udah Mulai meresapi kisah sedih serena gak guys?...
Tunggu part selanjutnya ya....👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity
Short StorySerena karen watt mengalami trauma akibat kecelakaan yang menimpa keluarganya dan merenggut nyawa ayah dan kakaknya, Fernandez karen watt dan dave karen watt. Semenjak kejadian itu serena yang ceria berubah menjadi serena yang penuh keheningan dan m...