Awal baru

43 4 0
                                    


Kring....kring....kring

Pukul 7 tepat alarm serena berbunyi, rena mematikan alarmnya dan membuka gorden dia memandang jendela. Pemandangan di luar sana sangat indah baginya, pohon pinus yang ia tanam bersama ayahnya sudah tinggi sekali bahkan ada sekeluarga burung yang tinggal disana. Ya, selama 5 tahun dia setiap hari hanya melihat pertumbuhan pohon pinus itu. Rena selalu berharap  pohon itu terus hidup.

Jam sudah menunjukkan pukul 8 tak terasa dia sudah berdiri memandang pohon itu selama 1 jam. Rena memutuskan untuk cepat turun ke bawah dan membantu ibunya memasak sarapan. Hari ini hari minggu Maya akan menghabiskan hari liburnya untuk menemani Serena di rumah saja.

Serena turun tangga dan lanjut membantu ibunya, setelah selesai memasak mereka melanjutkan sarapan dan rena kembali ke kamar untuk mandi.

Kali ini Serena berpenampilan berbeda, biasanya dia hanya memakai kaos dengan hotpans saja tetapi kali ini ia memakai celana jeans biru yang dipadukan dengan blouse putih dan rambutnya agak curly. Dia terlihat sangat segar dan cantik. Serena turun ke bawah dan menemui ibunya.

" Ma " ucap Serena. Ibunya langsung menolah dan terkesima melihat putrinya yang sangat cantik.

" Anak mama cantik banget, mau kemana sayang?" Ucap Maya

" Ma, Serena mau beli buku buat belajar SBMPTN" ucap Serena.

Maya sangat senang sekaligus khawatir, ini adalah pertama kali dalam 5 tahun ini putrinya mau keluar rumah maya senang dengan itu, tetapi disisi lain ia khawatir karena Serena masih punya trauma akibat kecelakaan itu.

"Mama seneng kamu bisa mulai dari awal lagi nak, mama temenin ya sayang?" Ucap Maya

"Ma, aku pengen mulai lagi dari awal aku yakin aku pasti bisa kok jadi mama enggak perlu khawatir" Ucap Serena dengan nada mantap walaupun hatinya juga gusar.

"Oke mama izinin kamu pergi sendiri,  kalo ada apa-apa kamu langsung telfon mama aja ya" ucap Maya lembut.

"Siap ma, Rena berangkat dulu ya ma" pamit rena.

"Kamu kesana naik apa sayang?" Tanya maya yang tiba-tiba ingat jika anaknya itu masih belum bisa menaiki mobil akibat traumanya.

"Aku jalan kaki ma, gapapa kok gak jauh juga" ucap Serena yang hanya dibalas tatapan melas mamanya. Mengerti dengan raut muka mamanya, Serena langsung paham kalo mamanya itu khawatir. "Udah mama gak usah khawatir, rena beneran gapapa kok, yaudah rena berangkat dulu ya ma" ucap Serena meyakinkan mamanya.

"Hati-hati ya sayang" ucap Maya yang dibalas anggukan oleh Serena.

Serena membuka pintu rumah dan melangkah keluar rumahnya, ia terus berdoa semoga hari ini akan ada kemajuan. Dia membuka gerbang dan mulai menyusuri jalan menuju toko buku.

Setelah dia keluar dari komplek rumahnya ia berkeringat banyak dan seketika mematung, ia melihat banyak sekali kendaraan yang berlalu lalang di depannya. Ia takut sekali traumanya kambuh ia jatuh terduduk di tepi jalan yang ramai, mendekap dirinya sendiri dan menangis. Tak ada yang peduli, orang-orang terlalu sibuk untuk meladeni Serena.

Serena mendongak lagi mencoba untuk melawan kecemasannya, ia berdiri mencoba melangkahkan kakinya tapi dia gagal justru dia berjalan makin sempoyongan dan jatuh ke jalanan, di arah berlawanan ada mobil yang melaju kencang Serena menangis ketakutan dia tak punya tenaga untuk menghindar dia hanya bergumam "ayah,kakak,ayah,ayah" lalu tiba tiba tubuhnya seakan ditarik paksa ke tepi jalan hingga jatuh ke semak-semak hampir saja  mobil itu menabraknya jika saja tidak ada yang menolong Serena saat itu.

Serena masih dalam traumanya bahkan semakin menyesakkan dadanya, ia melihat samar-samar wajah orang yang menolongnya dan membaca name tag yang ada di jas orang itu "Gala Angkasa" setelah mengucapkan itu ia menutup matanya. Serena pingsan.

SerenityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang