6. Why? Do You Like Her?

198 19 0
                                    

Sore hari-nya, seperti rencana Haechan dan Renjun tadi siang, bahwa mereka akan pergi ke salah satu mall terbesar di Korea Selatan, untuk membeli album keluaran terbaru idola mereka.

"Yang semangat ya main-nya! Aku pergi dulu. Nanti tidak usah menjemput-ku di sana, aku akan pulang bersama Haechan." Peringat Renjun kepada Jaemin, yang saat ini ada di hadapan-nya.

Tepat-nya, saat ini Renjun tengah berada di lapangan basket. Ia ingin memberikan semangat untuk Jaemin, sebelum dirinya pergi.

"Iya iya, aku juga akan menghubungi kamu, kalau pertandingan udah selesai, atau kalau aku sudah di rumah. Kamu jangan genit di luaran sana ya. Ingat, kamu cuma punya aku." Peringat Jaemin.

"Seharusnya aku yang berbicara seperti itu Na! Kamu jangan sampe--- yak Haechan!" Protes Renjun ketika Haechan yang menarik-nya secara tiba-tiba.

"JANGAN NERIMA BOTOL MINUM, ATAU HANDUK KECIL PEMBERIAN ORANG LAIN! APALAGI PEREMPUAN!" Teriak Renjun, supaya Jaemin mendengar ucapan-nya.

Jaemin hanya terkekeh mendengar teriakan Renjun, serta protesan Renjun terhadap Haechan.

"Jaemin, ayo kumpul!" Teriak Coach, yang sukses membuyarkan pandangan-nya.

Jaemin pun langsung kumpul bersama tim basket-nya, mendengarkan arahan yang di berikan coach.

Berbeda dengan Renjun dan Haechan saat ini, yang tengah menunggu bus mereka datang.

"Yak Lee Haechan! Kau ingin mati?!" Teriak Renjun kesal, seraya menyentakkan tangan Haechan yang memegang tangan-nya, ketika mereka tiba di halte.

"Lagi kau lama sekali pamitan-nya! Orang cuma pergi ke mall, tapi pamitan-nya udah kayak orang yang pergi ke medan perang." Balas Haechan malas.

"Ya kan kita emang pengen ke medan perang. Dapetin photo card limited edition itu susah Chan! Kayak lagi bertempur ke medan perang." Balas Renjun.

"Ck! Terserah kau. Orang gila mah bebas." Balas Haechan yang tidak mau memperpanjang masalah.

Renjun mendengus kasar. Ingin membalas ucapan Haechan. Tapi seseorang yang tiba-tiba datang ke mereka, menghentikan niat-nya.

"Huang Renjun anak Neo ya?" Tanya seorang pria yang tiba-tiba datang kepada-nya.

"Iya. Siapa ya? Kamu kenal saya?" Tanya Renjun.

"Tentu saja kenal Seonbae! Siapa sih yang tidak kenap Seonbae? Seonbae, kenalkan nama saya Kai Kamal Huening. Saya dari Bighit School." Ucap  pria itu.

"Ah iya. Ada keperluan apa ya?" Tanya Renjun, merasa canggung atas kedatangan Kai.

"Ah ini, aku ingin memberikan ini untuk seonbae. Aku sering menitipkan bingkisan kepada teman-ku yang bersekolah di sana, untuk di berikan kepada seonbae. Sayang-nya tadi teman-ku sakit, jadi tidak masuk ke sekolah, dan tidak bisa memberikan ini kepada seonbae. Nah, mumpung kita bertemu di sini, aku ingin memberikan ini kepada seonbae." Ucap Kai, seraya memberikan sebuah bingkisan kepada Renjun.

Tanpa tunggu lama, Renjun pun mengambil bingkisan milik Kai. "Makasih ya Kai. Lain kali tidak usah memberikan aku seperti ini. Simpan saja uang-mu untuk di tabung, aku tidak ingin merepotkan-mu." Ucap Renjun.

"Aku tidak merasa di repotkan kok seonbae! Masalah uang? Uang Appa-ku sudah banyak, di atm-ku juga sudah banyak. Jadi seonbae tidak usah khawatir." Ucap Kai.

"Oh iya seonbae, aku boleh minta line seonbae?" Tanya Kai, seraya memberikan ponsel-nya kepada Renjun.

Renjun tidak enak. Ingin menolak, tapi ini anak imut sekali, mana tampan banget kayak barbie versi pria.

"Udah Njun kasih aja." Kompor Haechan, yang membuat Renjun semakin tidak enak.

Dengan terpaksa Renjun mengambil ponsel Kai, dan memasukkan line milik-nya. "Ini." Ucap Renjun, seraya memberikan ponsel Kai kembali.

"Terima kasih seonbae! Aku pergi dulu ya! Nanti aku Chat seonbae, jangan lupa balas ya! Anyeong~~" pamit Kai kepada Renjun.

Tepat ketika Kai pamit, bus yang mereka tunggu pun datang. Haechan dan Renjun langsung bergegas naik bus, dan duduk di bangku yang tersedia.

"Wuah Njun, luar biasa! Jinjja Daebak! Di luar sekolah saja kau masih terkenal! Apa sih resep Eomma-mu sampai bisa nuruni aura primadona-nya ke kamu." Ucap Haechan.

Ya, Haechan ini anak dari teman Eomma-nya. Eomma-nya Haecha banyak bercerita tentang Winwin, Eomma-nya Renjun yang menjadi incaran para siswa dan siswi waktu sekolah. Bahkan waktu kuliah saja, dia masih menjadi primadona.

"Tanyakan saja pada Eomma-ku! Jangan kepada diri-ku!" Sunggut Renjun.

"Apakah gelar primadona-nya turun juga ke Renjwin? Atau hanya kepada diri-mu saja?" Tanya Haechan penasaran.

Karena Haechan merupakan anak teman Eomma-nya, Haechan tau kalau misalkan Renjun mempunyai kembaran.

"Tentu saja! Memang-nya kau pikir Renjwin seperti apa? Tidak di sukai banyak orang?!" Ketus Renjun kesal.

Tiba-tiba ia mengingat Renjwin yang di bully oleh teman sekelas-nya, dan sukses membuat Renjun kesal bukan main.

"Ya biasa aja dong Njun, aku kan cuma bertanya." Balas Haechan.

---

"Yak! Huang Renjun! Lee Haechan!" Teriak seseorang, yang sukses membuat Haechan dan Renjun menoleh, begitu mereka sedang berjalan di dalam mall.

"Karina, Winter?!" Seru mereka secara bersamaan.

Karina dan Winter langsung menghampiri Haechan dan Renjun. "Yak! Kalian benar-benar ya! Aku kan bilang tunggu! Kita ke sini secara bersama. Tapi kenapa kalian malah meninggalkan aku dan Winter?!" Protes Karina kepada Haechan dan Renjun.

"Kelas kalian lama keluar-nya. Udah gitu kan sedari tadi kalian di ruang cheers." Balas Haechan.

"Tapikan--"

"Udah ish! Lebih baik kita ke sana sekarang, daripada protes berlebihan, mengenai kejadian yang sudah lampau." Ucap Renjun yang langsung pergi terlebih dahulu.

"Yak! Lee Haechan! Winter! Karina!" Teriak Renjun ketika ketiga sahabat-nya yang sudah lebih dulu lari meninggalkan diri-nya.

Renjun pun langsung ikut lari. Mengejar ketiga sahabat-nya yang lari-nya sangat cepat.

Renjun terus berlari, tanpa memperhatikan sekitar, sampai akhir-nya dia menabrak seseorang, yang membuat-nya langsung terjatuh.

"Aw." Ringis Renjun, begitu bokong-nya mengenai lantai.

Renjun langsung bangun begitu jatuh. "Yak! Kalau jalan itu yang benar! Tidak punya mata apa ya?!" Protes Renjun, yang langsung menatap seorang pria yang ada di hadapan-nya.

Lee Jeno, pria yang di tabrak Renjun pun speechless begitu mendengar ocehan Renjun.

"Loh, tapikan kamu yang nabrak--"

"Aish! Sudah lah! Aku tidak ada waktu untuk mendengar ocehan-mu! Kqlau tidak ingin meminta maaf? Ya sudah! Aku juga tidak perduli!" Ucap Renjun, memotong kalimat Jeno, dan langsung pergi meninggalkan Jeno.

"Gila, itu perempuan cantik banget." Ujar Jay, teman Jeno yang sedari tadi ada di samping Jeno.

Ah, sebenarnya bukan hanya Jay! Ada Eric juga di samping Jay.

"Kau kenal dia?" Tanya Jeno.

"Kalau di lihat-lihat dari seragam-nya sih, dia anak Neo School." Sahut Eric, menjawab pertanyaan Jeno.

Mendengar jawaban dari Eric, Jeno pun tersenyum penuh arti.

"Kenapa? Kau menyukai-nya?" Tanya Jay, yang sangat penasaran.

Bukan-nya menjawab? Jeno malah acuh dan pergi meninggalkan Jay dan Eric.

DOUBLE R - NOREN JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang