1. I Can't

673 27 0
                                    

Sebelum kalian baca cerita ini?
Aku mau kasih tau kalau cerita ini hanya sampai 10 Chapter. Selebihnya akan di pindahkan ke versi PDF.

Dan untuk kalian yang mau baca PDF-nya secara langsung?

Kalian bisa pesan melalui :
- Instagram : gsnctarea_ (Dm Insta)
- Whastapp : 085777297491 (Only Chat)

Dengan Format Pembelian :

Judul PDF           :
Alamat Email    :
Bukti Transaksi :

Pembayaran melalui :

- BCA : 5750675559 An. Khairani Azzahra
- Cimb Niaga : 705278454300 An. Khairani Azzahra
- Nobu : 10511259415 An. Khairani Azzahra
- Shopee Pay : 081513926010
- Dana : 081513926010
- Ovo : 081513926010
- Gopay : 081513926010

⚠️ Khusus pembayaran melalui Shopee Pay, Dana, Ovo & Gopay +3.000 u/biaya admin

Warning! Pdf akan dikirim apabila Bukti Transfer sudah dikirim!

Harga PDF : Rp. 65.000
Halaman PDF : 119 halaman.
***

"Bagaimana Ahjumma?" Tanya seorang wanita kepada seorang pelayan wanita-nya.

"Nona Renjwin ada di dalam Non. Sedari pulang sekolah, dia tidak mau keluar dari kamar-nya." Ucap Chulso, pelayan yang sudah merawat mereka sedari kecil.

"Berati dia belum makan dari tadi?" Tanya wanita itu yang langsung di balas anggukkan kepala oleh Chulso.

"Ahjumma, tolong antarkan makanan dan minuman untuk Renjwin, biar aku yang membujuk-nya." Pinta wanita itu.

Chulso pun mengangguk mengerti, dan mulai menuruti perintah Nona muda-nya.

Sementara wanita itu langsung mengetuk pintu yang ada di hadapan-nya.

"Hallo Renjwin, ini aku Renjun. Buka-lah, ada hal yang ingin aku bicarakan dengan-mu. Kau tau? Sikap-mu yang seperti ini membuat-ku khawatir. Ku mohon buka-lah. Kalau ada masalah? Ceritakan kepada-ku, siapa tau aku bisa membantu-mu, atau meringankan masalah-mu." Ucap Renjun, wanita yang sedari tadi mengkhawatirkan kembaran-nya, Renjwin.

"Renjwin, buka ya. Aku--"

*cklek* pintu yang di buka dari dalam, membuat Renjun tersenyum lega.

Tak lama, seorang yang sangat mirip dengan Renjun, muncul dari balik pintu.

"Masuk-lah." Ucap Renjwin.

Renjun menganggukkan kepala-nya, dan mulai masuk ke dalam kamar milik Renjwin.

"Ada apa? Kau sedang punya masalah? Cerita-lah." Ucap Renjun yang saat ini sudah duduk di meja belajar milik Renjwin.

Bukan-nya menjawab, Renjwin malah diam, dan menewarang jauh entah ke mana.

Sementara Renjun mulai menelusuri meja belajar Renjwin, dan netra-nya menemukan sepucuk surat yang ada di antar buku Renjwin.

Tangan Renjun tergerak untuk mengambil surat itu dan membuka-nya, lalu membaca surat itu.

"Lee Jeno lagi? Jadi kau murung di kamar hingga tidak keluar dan tidak mau makan karena seorang Lee Jeno?" Tanya Renjun, begitu selesai membaca surat cinta yang Renjwin tulis untuk Lee Jeno, pria yang sangat Renjwin sukai sejak lama.

Renjwin tersentak kaget begitu mendengar penuturan Renjun. Netra-nya langsung menangkap Renjun yang tengah memegang surat cinta yang entah sudah berapa kali di tolak Jeno.

Renjwin menghela nafas-nya kasar, lalu menganggukkan kepala-nya.

"Sebenarnya selera Lee Jeno itu setinggi apa sih? Sampai-sampai dia menolak saudara kembar-ku yang sangat baik hati dan sangat pintar serta cantik ini?!" Ujar Renjun, di iringi dengusan kasar.

Ya, Renjun sudah tau kalau Renjwin menyukai pria bernama Lee Jeno. Ya walaupun Renjun belum tau bagaimana perawakan seorang Lee Jeno, sampai-sampai dia berani menolak saudara kembar-nya.

Renjwin belum pernah memberi tau wajah seorang Lee Jeno. Kata-nya Renjwin belum siap memberi tau-kan Lee Jeno kepada Renjun.

Renjun paham dan mengerti kepada Renjwin yang tidak ingin memberi tau wajah Jeno. Ia memaklumi-nya. Tapi tetap saja dia penasaran akan wajah Lee Jeno yang sudah menolak kembaran-nya. Rasanya, Renjun ingin memberikan pelajaran kepada seorang Lee Jeno.

"Aku tidak cantik Renjun, maka-nya Jeno menolak diri-ku." Ujar Renjwin di iringi helaan nafas pasrah.

Renjun merengut tak suka ketika mendengar ucapan Renjwin yang tidak percaya diri itu. "Yak! Kata siapa kau tidak cantik?! Semua wanita yang ada di bumi ini tuh cantik! Tidak ada--"

"Tapi nyata-nya memang seperti itu. Aku tidak secantik dan seterkenal diri-mu. Kau itu sangat cantik, sangat terkenal, dan bahkan banyak sekali pria yang mengangumi diri-mu." Ucap Renjwin, memotong ucapan Renjun.

Renjun terdiam mendengar ucapan Renjwin. Kalau di lihat-lihat sih Renjun dan Renjwin memang memiliki beberapa perbedaan.

Renjun dan Renjwin itu sebenarnya sama-sama cantik. Tapi gaya berpakaian serta merias diri mereka sangat berbeda.

Renjun yang pandai dan mengerti fashion, sedangkan Renjwin tidak. Renjun yang sangat pandai merias diri, sedangkan Renjwin tidak.

Renjwin itu suka sekali menguncir atau mengepang rambut-nya, di sertai kacamata minum yang lumayan tebal. Berbeda sekali dengan Renjun. Renjun yang tidak suka rambut-nya di kuncir, serta tidak memiliki mata minus, dan sangat tidak suka memakai kacamata.

Hal yang membuat mereka beda lagi adalah, Renjwin itu memiliki hidup yanh sangat monoton dan tidak suka keluar dari arus nyaman-nya dia. Berbeda sekali dengan Renjun yang sangat liar, dan tidak suka berdiri di zona nyaman.

Renjwin yang sangat tidak suka mencari masalah, atau keributan sekecil apapun. Berbeda dengan Renjun yang suka mencari masalah serta suka keributan, untuk melindungi diri-nya sendiri.

Maka dari itu banyak orang yang segan dengan Renjun, serta tidak ada yang mau mencari masalah dengan Renjun. Berbeda dengan Renjwin yang sering di bully, serta di jadikan pesuruh oleh beberapa siswa, karena dia yang sangat tidak suka keributan.

"Teman-temanmu sangat meyanjung diri-mu. Berbeda dengan-ku yang di bully dengan teman-temanku." Ujar Renjwin yang sukses membuat Renjun terkejut atas penuturan Renjwin.

Yup, selama ini Renjun tidak tau kalau misalkan Renjwin ini di bully. Renjwin tidak pernah bercerita kepada siapapun tentang diri-nya yang di bully.

Hanya diri-nya yang tau kalau diri-nya di bully selama ini. Renjwin takut masalah-nya jadi tambah runyam, kalau orang lain tau kalau diri-nya di bully, apalagi kalau sampai keluarga-nya tau.

Maka dari itu Renjun terkejut begitu mendengar kalau Renjwin, yang notaben-nya kembaran-nya, di bully oleh teman sekolah-nya.

Heol! Renjun tidak menyangka semua ini! Ia yang biasanya di sanjung serta di segani semua orang tentu terkejut dengan pembullyan ini.

Orang mana yang berani membully saudara kembar-nya? Renjun akan membuat perhitungan kepada orang yang sudah berani mengusik saudara kembar-nya.

"Kau di bully? Sejak kapan? Sama siapa? Kok aku tidak tau?!" Tanya Renjun yang masih berusaha menahan emosi-nya.

Ia sangat tau kalau Renjwin itu tidak akan bicara ataupun mengaku, kalau Renjun memakai emosi-nya. Jadi, Renjun berusaha semaksimal mungkin untuk menahan emosi-nya, walaupun saat ini emosi-nya sudah ingin keluar.

"Orang-orang yang ada di sekolah-ku. Termasuk Jeno." Cicit Renjwin yang masih bisa di dengar Jeno.

"Lee Jeno?! Pria yang kau cintai membully diri-mu?!" Pekik Renjun yang terkejut karena penuturan Renjwin.

Renjwin menganggukkan kepala-nya lemah. Renjwin tidak mungkin berbohong atau mengelak, ketika dirinya sudah tertangkap basah dengan Renjun. Jadi, daripada berbohong atau mengelak? Lebih baik Renjwin mengaku saja.

Toh tidak mungkin selama-nya Renjwin terus berbohong bukan?

"Yah gila sih ini! Njwin, lebih baik kau jauh-jauh dari dia! Dia tidak pantas untuk diri-mu! Apalagi mendapatkan cinta yang tulus dari diri-mu!" Peringat Renjun.

"Tidak bisa Njun. Aku sangat mencintai dia."

DOUBLE R - NOREN JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang