Chapter 5

1.7K 303 26
                                    

^HAPPY READING^

*

*

Saat pria dengan warna mata yang sama dengannya dan memiliki rambut panjang itu hendak mendekat, Hinata memaksakan seulas senyum seorang sales menyambut kedatangan pembeli meski hatinya bahkan tak siap.

"Selamat datang Tuan, Nona, apa ada yang bisa saya bantu?"tanya Hinata, masih dengan senyuman ramah namun jelas pria bernama lengkap Hyuuga Neji itu menyadarinya bahwa Hinata tak sedang tersenyum karena senang bertemu dengannya namun senyum sebagai seorang penjual yang menyambut pembeli.

"Apa kalian saling mengenal?"tanya wanita dengan rambut di cepol dua itu.

Neji melihat Hinata dengan diam lalu melihat kekasihnya kemudian menggeleng kepala sejenak, Hinata yang melihat itu hanya tersenyum getir seolah mengumpat pada hati kecilnya tentang harapan kecil yang tertanam di sana. Bukankah sejak awal mereka sudah memutuskan untuk menjadi orang asing?

Wanita dengan rambut cepol yang melihat wajah pemiliki toko bunga itu sedikit heran, ia memiliki warna mata serta fitur wajah mirip dengan kekasihnya, apalagi dengan suasana canggung yang tercipta di antara mereka saat ini.

"Emm..Neji, bisa tunggu sebentar aku harus mengangkat telfon Ini penting"katanya lalu keluar dari toko bunga, Neji menoleh pada Hinata sejenak lalu kembali membuka suaranya.

"Bagaimana kabarmu?"Hinata ingin tertawa menghadapi kekonyolan yang terjadi di depannya.

"Apa kita berada dalam posisi untuk saling menanyakan kabar Hyuuga-san?"tanya Hinata dengan nada sarkas.

"Hyuuga Hi..."

"Hinata....namaku adalah Hinata"potong Hinata dengan marah.

"apa maksudmu? Kau adalah Hyu..."

"Maaf Hyuuga-san, jika kau datang hanya untuk berbicara konyol maka pergilah. Aku tak memiliki cukup kesabaran untuk menghadapimu"

"Pulanglah, kau pergi sudah terlalu lama. Kaa-san merindukanmu?"Hinata langsung tertawa kosong, Rindu kah? Megapa setelah 6 tahun berlalu mengapa baru mengatakan rindu sekarang?

"Pulang?Pulang kemana? Bukankah kalian telah mengusirku saat aku memilih putraku, bahkan kalian semua menganggap bahwa aku tak pantas menggunakan nama Hyuuga lalu rindu apa yang kalian bicarakan sekarang? "Neji ingin membuka suara untuk mengatakan sesuatu namun pada akhirnya tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.

"Hyuuga Neji, aku belum melupakan apa yang di lakukan oleh keluarga Hyuuga. Jika aku tak memberanikan diri meninggalkan rumah itu aku mungkin akan kehilangan putraku"

Hinata tersenyum kecil pada Neji kemudian kembali membuka suaranya.

"Syukurlah, aku memilih putraku. Syukurlah aku tak membuangnya hanya karena dia tak memiliki ayah"air mata Hinata mengalir, ingatan tentang awal-awal kehamilan saat ia masih bersama keluarganya terlintas di benaknya membuka kembali kenangan-kenangan menyakitkan itu.

"Hinata kau tahu bukan itu maksudku...."

"Maaf, tapi bisakah kau membeli bunga di tempat lain? Tak lama lagi putraku kembali, aku tak ingin ia bertemu dengan kalian"Kata Hinata dengan tersenyum, sebenarnya ia hanya ingin mengusir Neji agar perkataan Neji selanjutnya tak membuat Hinata merasa bersalah lebih dari ini.

Neji memandang Hinata yang masih mencoba tersenyum namun kedua tangannya meremas ujung apron yang ia pakai, ia pun menghembuskan nafasnya dengan berat.

"Aku akan menghargainya jika keluarga Hyuuga menganggapku sudah mati"Neji ingin mengatakan sesuatu namun tak ada satu kalimatpun yang keluar dari mulutnya. Apa yang harus ia lakukan untuk meyakinkan Hinata bahwa mereka merasa bersalah? Apa yang harus ia lakukan untuk membawa kembali sang adik perempuan yang telah pergi dari rumah 6 tahun lalu?

YOUNG MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang