23

684 110 548
                                    

Vote dulu yu besti

Hari ini, Aska mendapat kabar yang bisa dibilang buruk. Lidya dan keluarganya akan pindah ke kalimantan karena urusan pekerjaan Fauzi.

Sebenarnya ini adalah hal yang berat bagi Aska. Mengingat Lidya lah yang menggantikan peran ibu dalam hidupnya setelah bundanya pergi. Namun, pada kenyataannya ia tak memiliki hak sedikitpun untuk menahan Lidya.

Fakta menyedihkannya, Aska memang tak memiliki hubungan darah dengan Lidya. Dia juga bukan anggota keluarga Lidya meskipun Lidya sudah menganggapnya seperti anak.

Lidya pun sebenarnya cukup berat hati meninggalkan kota Jakarta ini. Apalagi urusan Aska, ia masih khawatir dengan remaja yang ditimpa masalah kemarin yang belum selesai.

Tapi Aska meyakinkan nya sekaligus dirinya sendiri. Dia harus bisa hidup tanpa bergantung pada Lidya lagi.

Sore nanti, Aska akan mengantar Lidya, Fauzi dan Luna ke bandara. Hari ini juga dia tidak berangkat sekolah karena sedang meluangkan sisa waktu yang ada bersama Lidya dan Luna.

"Bang, bagi kontaknya pacar lo dongg." Pinta Luna.

"Jadi pacar kamu itu cewe yang bikin kamu salting dulu ya?" Tanya Lidya.

Aska menatap kedua perempuan itu bergantian.

"Apa sih! Orang bukan pacar kok." Sangkalnya.

"Halah! Boong Mah, orang aku liat lo jalan sama dia dih." Sahut Luna.

"Coba mana kasih tunjuk mama potonya deh! Pasti lo punya banyak poto dia kan?"

"Coba mana, Tante mau liat dong. Cewe cantik mana yang akhirnya bisa bikin Aska mau pacaran." Ucap Lidya.

"Ya Tuhan, bukan pacar aku Tanteeee."

"Tapi naksir kan?" Tanya Lidya menggoda.

"Udah pasti sih Mah! Dia aja ngomongnya aku-kamu sama tuh cewe."

Aska mendelik ke arah Luna.

"Naksir kan? Hayoo, bawa sini dong, kenalin." Ucap Lidya.

"Enggak tau." Jawab Aska.

"Lah masa nggak tau." Cibir Luna.

"Emang gejala naksir kaya gimana?" Tanya Aska.

"Sumpah bang, lo culun banget sih. Masa naksir orang aja nggak tau?" Luna kembali berkomentar.

Lagi lagi Aska mendelik. Ia lebih memilih menatap Lidya saja.

"Gini deh Tante tanya, itu cewenya yang bikin kamu salting kemarin bukan?" Tanya Lidya.

Aska diam. Lalu dengan samar kepalanya mengangguk. Melihat itu Lidya tersenyum sementara anaknya juga tersenyum, senyum yang masam.

"Nah, berarti fix kamu suka." Ucap Lidya.

"Emang siapa sih namanya?" Tanyanya.

"Cantik tau mah cewenya, tapi lebih cantik aku sih." Kata Luna sembari menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.

"Idih pede banget. Cantikan dia." Balas Aska.

"Ayo kasih tau dong siapa namanya, jangan dia dia terus!" Tuntut Lidya.

"Namanya....." Terlihat sekali Lidya dan Luna yang sangat penasaran.

"Nungguin ya?"

Tepukan Luna mendarat di paha Aska. Membuat sang empu mengaduh lalu tertawa kecil.

"Namanya Lili." Ucapnya.

"Cantik, pasti orangnya juga cantik." Komentar Lidya.

Aska tersenyum. Seketika wajah Lili dengan senyum simpulnya terbayang.
Ah Lili kan memang cantik, baik dari paras maupun attitude.

ASKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang