37

765 94 221
                                    

"Lili!" Teriaknya.

Langkah gadis itu terhenti. Tak perlu menunggu lama, gadis itu membalikan badannya hingga matanya bisa bersitatap dengan mata milik Aska.

"Maaf?"

Hening.

Aska yang diam dengan nafas memburu karena berlarian dan gadis itu yang juga diam sembari menatapnya bingung.

"Anda...manggil saya?" Tanya gadis itu ragu ragu.

Tidak ada jawaban dari Aska. Laki laki itu hanya diam terpaku sedari tadi.

"Oh atau saya salah dengar ya? Em.."
Gadis itu hendak membalikan badan dan melangkah pergi namun suara Aska lagi lagi membuat gadis itu urung dan menatapnya bingung.

"Enggak." Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Aska.

"Mas nya siapa?" Tanya gadis itu.

Jantung Aska rasanya mencelos. Masa iya gadis ini tidak mengenalinya?

Eh tapi...tunggu. Sepertinya ada yang mengganjal disini. Pandangan Aska rasanya tak bebas. Seperti ada sesuatu yang membatasi. Dan juga perasaan gerah dan sesak di area kepalanya.

Saat tangannya hendak menyentuh area mata, barulah ia sadar apa penyebab nya.

Helm nya belum dicopot ternyata:)

Pantas saja. Mungkin ini karena dirinya tadi sangat terburu-buru turun dari motor jadi ia terlupa.

Arghhh, bagaimana bisa dirinya bertingkah sebodoh ini didepan seorang gadis? Memalukan sekali. Rasanya ingin bersembunyi di bawah laut saja, tapi tak bisa. Ia tidak bisa melewatkan pertemuan ini.

Setelah sadar dan memaki dirinya dalam hati, kedua tangan Aska terangkat untuk melepaskan helm yang mempermalukan dirinya ini. Ah, rambutnya sudah mulai panjang. Mungkin beberapa hari lagi akan ia potong.

Setelah helm terlepas, Aska menyugar rambutnya sekaligus merapihkannya.
Saat itu ia tak sadar dengan tatapan yang diberikan gadis itu.

"A-Aska?"

Mata Aska kembali menatap lurus ke arah mata gadis itu. Ia tersenyum setelah mendengar namanya disebut.

Dengan senyum manisnya, Aska menyapa, "Hai."

Yaa jadi seperti itulah lanjutan kejadian kemarin.

Setelah Aska menyapa, gadis yang telah terkonfirmasi adalah Lili belum sempat memberikan balasan karena suara adzan terlebih dahulu menyela keduanya.

Akhirnya keduanya pergi bersama ke masjid terdekat. Ah berjalan bersama orang yang tidak ditemui selama 5 tahun rasanya canggung sekali.  Setelah selesai sholat, Aska meminta Lili untuk kembali menemuinya besok pagi di sebuah kafe di dekat jalan yang menjadi titik temu mereka setelah 5 tahun.

Obrolan mereka benar benar hanya sampai disitu saja. Karena sudah malam, Lili harus cepat cepat pulang dan memasak agar ayah nya tidak marah. Dan Aska juga jadi lupa harus mengecek hotel yang dipesan Iskandar untuknya gara gara kejadian tak terduga ini.

Aska tidak tahu saja, karena dirinya pulang terlambat semua keluarga Diki jadi khawatir. Mereka takut terjadi sesuatu pada Aska. Tapi ada juga yang suudzon sih diantara mereka.

Ada yang mengatakan seperti ini, "jangan jangan si Aska Aska itu kabur bawa motor kita?"

Yang langsung dibalas oleh Diki, "eh om! Maap maap ye, si Aska orang kaya. Kagak liat itu yang diparkirin disitu mobil siape? Kalo bisa beli mobil dalam sekejap, ngapain si Aska maling motor orang?"

ASKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang