Masih Pelaksanaan

26 23 17
                                    

Selamat membaca, semoga suka💞
Menerima krisar🤭




Akhirnya, layar komputer ku berubah ke tampilan baru. Setelah itu aku masih harus melakukan beberapa tahap lagi untuk berhasil dalam UKOM ini.

Dan masalahnya adalah, aku lemah dalam tahap ini. Saat latihan pun aku selalu tidak berhasil, akhirnya apa yang aku takutkan pun terjadi.

Aku nge blank, tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Beberapa kali aku melirik teman yang sebentar lagi berhasil, mengikuti langkah-langkah yang sama. Namun, tetap saja tidak berhasil.

Aku frustasi, aku yang duduk di dekat kipas angin tapi aku yang palingan panas. Rambut ku sudah tak karuan keluar dari jilbab, aku membuka jilbab ku dan merapihkan kembali.

Sambil terisak aku meminta bantuan kepada penguji, bukannya dibantu barisan ku dan Rini dilewati begitu saja. Aku dan Rini hampir saja menangis.

Kami saling menguatkan, apalagi saat teman dekat kami yaitu Sara telah berhasil dan tersenyum sumringah.

Ku kira Sara akan menolong tapi ternyata tidak, dia malah  hanya membantu Tia. Dia melihat kami yang hampir menangis namun bersikap seakan tak melihat kami.

"Oh, begitu ya Sara. Aku tahu kamu pintar tapi setidaknya tenangkan kami yang sedang tak berdaya ini," ujarku pelan. Rini yang mendengar itu hanya mengusap tanganku.

"Tenang ya Na, kita pasti bisa yuk mulai lagi." Ucap Rini kembali sibuk dengan komputernya, padahal aku tahu dia tidak bisa melakukan apapun.

"Itu yang pojok, berhenti. Waktu telah habis." Ucap salah satu penguji.

Mendengar itu aku dan Rini gelisah, kami takut dihentikan sebelum selesai seperti teman kami. Tapi, kami juga sadar kemampuan kami hanya sampai sini.

Aku dan Rini berusaha dengan muka melas didepan komputer, tiba-tiba ada salah satu penguji datang kebarisan ku.

"Nah ini bentar lagi nih, ayo kerjain jangan bengong," ucapnya.

"Maaf,pak setelah ini diapakan ya? Gak paham pak," ujarku jujur.

"Berusaha dulu jangan menyerah." Bukannya menolong penguji itu kembali kemeja nya.

"Na, aku sudah yakin. Aku pasti bakal ngulang," ucap Rini lemah.

"Rin, kamu yang tadi menyemangati ku. Kenapa sekarang kamu yang nyerah?" tanyaku

"Aku udah gak bisa Na, aku gak tahu lagi," jawab Rini sambil menangis.

"Aduh, jangan nangis dong Rin," ucapku panik sambil memberikan tissue kepada Rini.

"Itu yang sedang ngobrol berhenti, kalian gagal," ujar penguji mengagetkan ku.

Seluruh pasang mata melihat kepadaku dan Rini dengan berbagai ekspresi. Kebanyakan mereka memandang kami kasihan.

Aku keluar lab dengan langkah berat, menahan tangis di tenggorokan. Betapa terkejutnya aku ketika keluar dari lab, langit sudah berubah gelap.

Aku mengambil tas hendak pulang. Namun, saat aku kembali ke lab untuk mengambil barang yang ketinggalan ternyata teman-teman ku juga telah selesai.

Katanya di tahap kedua ini, yang berhasil hanya empat orang. Dan aku sudah tahu orang itu, tentu saja teman-teman yang sudah berhasil duluan tadi.

***

Kami berbaris didepan lab, melakukan sesi foto bersama dengan penguji. Dengan wajah lelah aku memaksakan bibir ku untuk tersenyum, menunjukkan wajah baik-baik saja padahal dalam hati sangat koyak.

The Journey (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang