Masih Aman

24 21 14
                                    

Terimakasih atas kunjungannya 😅🤭
Menerima krisar🤗
Happy reading ❤️


Akhirnya aku dan Radit pergi meninggalkan sekolah, menelusuri jalan sepi.

Hanya suara motor yang dikendarai Radit menemani seberapa canggungnya kami.

"Hmm... Dit, tadi kamu sukses?" Tanya ku memecah keheningan.

"Gak Na, aku gagal. Gak aneh sih soalnya sekolah aja aku jarang haha." Jawabnya jujur.

"Aku kepikiran Dit, aku takut." Ujar ku lesu.

"Takut kenapa? Kamu buat komputer meledak?" Tanya Radit masih fokus menyetir motornya.

"Bukan. Aku gak mau ngulang." Jawab ku.

"Na, kesuksesan kita gak dilihat dari seberapa nilai UKOM kok." Ucap Radit enteng.

"Iya aku ngerti. Tapi, seenggaknya sekarang aku takut nilai ku jelek dan membuat orang tua ku kecewa." Jelas ku.

"Berdo'a aja, semoga apa yang kamu takutkan tidak terjadi, lagian sekolah tidak akan meminta biaya besar. Jika itu ketakutan kamu." Ujar Radit menenangkan.

Aku mengangguk dan memilih bungkam, aku takut tapi aku juga harus tenang.

"Na, rumah kamu sebelah mana?" Pernyataan Radit membuat pemikiran ku buyar.

"E-eh, berhenti didepan sana aja Dit, rumah ku di dalam gang itu." Ucap ku sambil menunjuk gang yang ku maksud.

"Gak sampe depan rumah aja Na?" Tanya Radit.

"Gak apa sampe depan gang aja." Jawab ku.

Sebenarnya tidak apa Radit mengantar ku sampai rumah, tapi aku tidak mau tetangga sebelah rumah ku yang julid berfikir macam-macam.

Aku yang selalu dirumah saja tiba-tiba pulang malam hari dengan seorang laki-laki dan masih memakai seragam sekolah.

"Na, ini masih mati lampu loh, kamu yakin mau jalan kedalam sendirian?." Tanya Radit khawatir.

"Gak apa-apa kok Dit, kan ada senter dari ponsel bisa nerangin jalan." Jawab ku tenang.

"Yaudah, gih kamu masuk aku liatin dari sini." Ucap Radit sambil mengehentikan laju motornya.

"Hmm... Makasih ya Dit, kalo gak ada kamu gak tau deh aku pulang sama siapa." Ucap ku tulus.

"Iya, sama-sama. Datang kerumah langsung mandi, jangan terlalu dipikirin yang tadi." Ucap Randi

Aku mengangguk dan langsung balik kanan, menyalakan senter ponsel ku dan bergegas pergi dari sana.

Sesekali aku melihat ke belakang, dan melihat Radit masih memperhatikan ku. Sampai akhirnya aku menjauh dan tidak terlihat lagi Radit dari arah ku.

***

"Assalamualaikum, aku pulang." Ucap ku lesu.

"Waalaikumsalam warahmatullah. Kok pulangnya malam teh?" Tanya ibu ku.

"Iya bu, UKOM nya susah." Jawab ku sambil menyalami ibu lalu pergi ke kamar ku.

Sesampainya aku dikamar, tanpa berlama-lama aku mengambil handuk dan baju ganti lalu kembali keluar kamar.

"Bapak dimana buk?" Tanya ku sambil terus berjalan kearah kamar mandi.

"Tadi diundang pak RT, katanya ibu Ratna syukuran apa gitu." Jawab ibuk

The Journey (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang