MEMILIH.2

41 8 0
                                    

Park eunhyuk pov

Setelah keluar dari ruangan dokter,kini ia memasuki ruang rawat istrinya dengan tatapan sendu.

Dilihatnya putranya itu duduk disebelah brankar sambil menyuapi ibunya.

"Oh,ayah?"

Eunhyuk hanya tersenyum tipis dan mendekat ke arah mereka.

"Jay,tolong ke kantin ya beliin ayah minuman sebentar. Biar ayah yang lanjutin suapin ibu"
Perintah eunhyuk ke putra nya itu.

Ia perlu berbicara dengan istrinya,sedangkan ia sendiri tak mau jay tahu dan nantinya malah memperkeruh keadaan.

"Baiklah,ibu mau sesuatu?"
Tawar jay pada ibunya

"Tidak usah,belikan saja untuk ayah"

Setelah itu jay pergi keluar dan keheningan tercipta di ruangan ber cat putih itu.

"Pasti ada sesuatu bukan?bicaralah,aku akan mendengarkan"
Helaan nafas eunhyuk terdengar agak berat.

Dilihatnya wajah istrinya,dan ia mendekat mengelus surai rambut hitam istrinya itu.

"Kata dokter,kondisimu sedang tidak baik2 saja. Maukah kamu menjalani operasi?kumohon sohye,bertahanlah demi kami. Aku dan juga jay"
Genggaman tangan itu kian menguat,sambil meneteskan air mata yang coba ia tahan sedari tadi.

Sohye oun hanya tersenyum tipis,wajah pucatnya tak memungkiri aura cantik dalam dirinya itu.

"Kau tahu bukan,keputusanku akan tetap sama?"

"Kumohon,ini demi kebaikan mu sohye"

"Operasi atau tidak. Aku pasti akan pergi secepat mungkin, operasi pun juga tak mumgkin berjalan baik.
Karna aku tahu sendiri kondisi tubuhku seperti apa"

Eunhyuk terdiam menunduk,tangisnya yang ia tahan sedari tadi lolos begitu saja.

Bagaimana bisa ia harus kehilangan sohye,ia belum siap.

Jay dan dirinya lah yangbkini harus membujuk sohye,ia tak ada pilihan lain lagi

"Kumohon,aku yakin pada pilihanku saat ini. Entah hari ini atau esok, aku pasti pergi dari kalian semua."

"J-jangan berbicara seperti itu.
Aku tak suka,kau pasti bisa sembuh aku yakin hal itu"

Dipeluknya tubuh ringkih istrinya itu, berdoa supaya takdir mereka berubah saat ini.

Sedangkan jay sedari tadi berdiri dibalik pintu,niatnya ia kembali karena lupa mengambil dompetnya.

Tapi ia tak sengaja mendengarkan percakapan ayah dan ibunya itu.

Marah?tentu saja kini ia mati2an menahan emosi yang akan meluap saat ini juga.
Segera ia berlari dari tempat itu dan pergi ke arah rooftop.

Hembusan angin menerpa wajah tampannya itu,air mata yang terus mengalir walau tak sederas tadi.

Diusapnya air mata dipipinya itu,
"Kenapa harus ibu?kenapa ya tuhan?! AAARGHHH!!!!"

Teriaknya lantang dan menendang kaleng kosong didekat kakinya.

Dirinya tertunduk lemas dan menangkup mukanya.
Sungguh,takdir macam apa ini.

"Jangan ibu,kumohon tuhan.
Jangan ambil ibuku dulu,hiks.."
Tangisan parau itu masih terdengar hingga rintik hujan turun berjatuhan.

End pov
•••••••••
Sooyoung berdiri didepan pintu bernomor 402, tempat ibu dirawat.
Dilihatnya dari jendela ibu sudah terlelap.

JOYFULL♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang