Rara meminta Lio untuk tidak membawanya pulang terlebih dahulu,sungguh ia belum siap melihat wajah kecewa papah dan mamah tentang keadaan dirinya.Lio yang tidak tau harus berbuat apa hanya bisa berdiam diri disamping Rara terduduk dengan tubuh yang diselimuti.
Ponsel Lio berdering memperhatikan panggilan masuk dari Lusi - mamah Rara.
'Iya halo mah, Lio minta waktunya lima belas menit lagi' .
Lio mengambil pergelangan tangan Rara"Ikut gue sebentar".
"Ra gue tutup mata lo ya, seengaknya surprise gue gak sia-sia"Lio menutup mata dengan kedua tanganya.ia membawa Rara memasuki area kolam renang rumahnya.
"Pura pura kaget ya Ra" Ucap Lio sembari membukan penutup mata Rara.
"SURPRISE".
Rara meneteskan air matanya saat melihat berbagai hiasan yang ada, mulai dari banyaknya balon yang berbentuk hati dipermukaan kolam, poto saat dirinya dan Lio menghabiskan waktu bersama, dan masih banyak lagi.
Pria bernama Lio tersebut menatap gadis kepunyaannya."Gue gak nyuruh lo buat nangis Ra".Ucapnya sembari menyeka air mata Rara.
"Gue pernah janji kalau gue gak akan pernah ninggalin lo sendiri gak Ra?"Rara menatap bola mata milik Lio.
"Lo tenang ya Ra ,Kalaupun emang nanti lo positive gue yang bakal tanggung jawab"Rara membulatkan matanya sesekali menggelengkan kepalanya.
"Lo gak harus segitunya Li, jangan bikin gue tambah bersalah"Lirih Rara masih dalam keadaan menangis.
Rara menghapus air matanya ."Gue mau pulang.makasih banyak buat 3 tahun terakhir,makasih juga buat surprise malam ini. kita putus ya Li, gue gak mau lo masuk kedalam masalah gue ini".
◌◌◌
Minggu demi hari terus berjalan.Rara semakin menjaga jarak dari Lio yang tidak pernah lelah menemuinya dimanapun dan kapanpun.
Sungguh ,sosok Rara dalam 2 minggu terakhir ini bukan sosok yang Lio ataupun orangtuanya kenal.Seperti Rara yang tidak banyak bicara padahal sebelumnya apapun pasti bicarakan, pendiam, tidak acuh bahkan sering mengurung diri dalam kamarnya.
Rara yang sekarang sedang memakai topeng setebal-tebalnya untuk menutupi luka dan penyesalan yang tidak boleh diketahui oleh siapapun bahkan orangtuanya.walaupun cepat atau lambat akan diketahui juga.
Hoeek...Hoeeekk...
Setelah memuntahkan rasa mualnya Rara merasa kepalanya sedikit pusing.ia menatap dirinya dicermin.
"Jangan terburu buru"Ucap Adi-ayah Rara yang melihat anak gadisnya berlari keluar rumah.
Keesokan harinyaa..
Rara bangun pagi sekali dan bergegas pergi kemar mandi.tidak lupa membawa alat tes kehamilan yang kemarin malam dibelinya.jantung Rara berdegup keras.
Sebenarnya Rara sudah mencobanya semalam namun hasilnya hanya ada 1 garis dan 1 garis samar membuatnya tidak yakin.
Dengan rasa takut, Rara mencoba tes kehamilan kedua kalinya.
Selang beberapa menit hasil tespack keluar dengan menunjukan 2 garis berwarna merah.tubuh Rara melemas, kepalanya sangat pusing sehingga pandangnya buram dan jatuh pingsan.
Gadis dengan wajah pucat itu membuka matanya perlahan menatap langit-langit kamarnya dan mengelus perutnya.
'Gue gak tau hidup gue kedepannya nanti gimana dengan adanya lo diperut gue' Batin Rara seolah berbicara dengan janinnya.
Pintu kamar terbuka memperlihatkan Lusi dengan wajah kecewa yang ia perlihatkan terang-terangan kepada Rara.
"Kamu turun, Ada yang mau papah sama mamah bicarain"Rara hanya menganguk.
Rara berjalan lemas kearah Adi dan Lusi yang sepertinya Haus jawaban dari Rara.
"Duduk"ucap Adi.
"Mamah jangan nangis, jangan.
ini bukan salah kalian.kalian gak pernah salah didik aku"Lirih Rara memeluk Lusi."Lio ayah dari anak ini!?"Tanya Adi dan Rara menggeleng.
"Terus siapa ra?".
"Aku gak kenal".
"Suruh Lio kerumah"Titah Adi.
"Pah Lio sama sekali gak ada didalam masalah ini".
"Rara benar om, saya emang gak ada didalam masalah ini tapi saya sendiri yang akan maksa masuk kedalam masalah ini" Ucap Lio entah datang dari mana.
"Maaf om saya masuk tanpa izin"Lio menghampiri Rara."Sorry Ra cinta gue gak setipis itu buat pecah ,Gue izin tetap disamping lo ya"Lanjut Lio pelan.
"Saya om yang akan tanggung jawab"Ucapan Lio membuat Rara membulatkan matanya.
"Gak pah, Aku gak mau.Lio lo apa apaan si pulang li pulang"Air mata Rara kembali mengalir.
"Gue gak akan pulang Ra kalo belom papah lo ngeizinin gue buat tanggung jawab"Rara menggelengkan kepala,tangannya terus mendorong tubuh Lio agar pergi dari rumahnya.
"Bagaimana om?"
◌◌◌
Gimana?Gimana?Masih mau lanjut kan?
Insyaallah update secepatnya kalo
banyak yang baca wkwk.di tunggu aja dulu yaa.
@ay.znkkl
KAMU SEDANG MEMBACA
Larara
Teen Fiction⚠SLOW UPDATE ⚠MENGANDUNG KATA KASAR Tentang sepasang kekasih yang sudah bersama selama tiga tahun lebih namun harus berpisah meskipun keduanya tidak ingin berpisah. Tentang gadis bernama Cut Ernanda Larara yang harus kehilangan kedua orangtuanya dan...