#3

1.2K 178 16
                                    

Duh gusti, padahal manis gini tetep aja malah di sakitin😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duh gusti, padahal manis gini tetep aja malah di sakitin😭😭


Inget, pokoknya nanti kamu ga boleh nyesel-nyeselan apalagi nangis-nangisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Inget, pokoknya nanti kamu ga boleh nyesel-nyeselan apalagi nangis-nangisan. Mumet aku sama karaktermu!!😭😭






.
.
.











"Kau pulang saja duluan, aku akan menemani Hana dulu ke toko buku." Ujar Taehyung datar. Sama sekali mengabaikan ekspresi kekasihnya sendiri.







Lebih tepatnya sudah tak peduli lagi jika pada akhirnya Jungkook terluka, baik karena perkataannya ataupun karena sikapnya.








Dan memang benar begitu, Jungkook masih mematung di posisinya. Seolah baru saja mendengar guntur yang tiba-tiba datang di atas langit. Bahkan kedua bola matanya kini pun sesungguhnya mulai terasa memanas; bagaimana tidak-----



-----kekasihmu menyuruhmu pulang sendirian sementara dia akan melakukan pendekatan dengan calon kekasih barunya.






Hati kekasih mana yang tak terluka karenanya?









Namun di bandingkan memperlihatkan rasa terlukanya----- setidaknya ia masih memiliki sedikit harga diri agar Taehyung mengerti jika dirinya bukan seseorang yang mudah menangis hanya karena masalah ini-------  pemuda manis memilih menyunggingkan senyuman tipis. Memandang Taehyung dengan kedua bola matanya yang berbinar lucu.






Sayangnya, binarnya mulai meredup; tak secerah dulu lagi.









"Hyung----- hyungie masih mencintaiku tidak?" Tanyanya pelan, namun tak ada respon apapun selain tubuh kekasihnya yang menegang kaku. Sebelum kemudian bergerak gusar----- dan Jungkook tak sebodoh itu untuk tak memahami maksudnya.









Rasa cinta Taehyung padanya semakin berkurang atau mungkin sudah tak bersisa lagi.










"Apa sih yang kau tanyakan ini, sudah! Jangan terlalu banyak memikirkan hal tak penting. Ingat pesanku, langsung pulang ke rumah jangan pergi kemana-mana tanpa siapapun disisimu, mengerti?!" Titahnya datar, mengetahui jika diam-diam Taehyung masih peduli padanya----- walau mungkin tak pemuda itu sadari----- membuat Jungkook tersenyum getir.








Di bandingkan bahagia, Jungkook malah semakin terluka. Kekasihnya seolah tengah melakukan tarik-ulur dengannya.










Melepaskan paksa ketika ia tengah menggenggam erat.







Menarik kembali ketika kita akan melepaskannya.










"Jangan seperti ini, jangan melakukan hal ini padaku. Setidaknya, jika hyung berniat meninggalkanku dengan cara kejam lakukan dengan lebih serius."












Taehyung hanya membatu begitu kalimat menohok kekasihnya mengalun begitu entengnya. Ia hanya bisa memandang punggung Jungkook yang kian menjauh dari pandangannya dengan kosong.









Andai ia tau jika akhirnya akan seperti ini, sejak awal Taehyung takkan mendekati Jungkook-----




-----karena pemuda manis itu terlalu baik untuk orang brengsek sepertinya!







.









"Jadi, kali ini apalagi? Kau di tinggalkan Taehyung di tengah hujan deras, begitu Jeon? Jangan katakan juga alasan dia meninggalkanmu karena si jalang bernama Jung Hana itu?" Sindir Bambam telak sembari memandang sahabatnya yang terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit dengan datar.










Pagi tadi ia di kejutkan dengan sebuah panggilan masuk dari ibu Jungkook yang mengabarkan jika putera manisnya mengalami demam tinggi dan ia di temukan pingsan di dalam kamar mandinya.










Mendengar sindiran keras sahabat baiknya, Jungkook sontak mencebikan bibirnya lucu sembari memandang Bambam galak. Enak saja, kekasihnya yang tak salah apa-apa malah mendapat kambing hitam begini dari sahabatnya itu!









"Bukan, aku tak main hujan-hujanan tau! Aku juga tak tau kenapa aku bisa pingsan secara dadakan seperti itu! Mungkin karena kelelahan saja, suruh siapa kau mengomeliku terus----- jadinya mental dan fisikku ikut drop karena ulahmu!" Tuding Jungkook sembari memalingkan wajahnya; merajuk---- ke arah lain.









Mendengar tudingan Jungkook, Bambam jelas melotot tak terima. Merasa geram----- bahkan andai ia tak ingat kondisi Jungkook, mungkin sudah Bambam pukul sejak tadi. Alhasil, demi meredakan emosinya; Bambam memilih menghela nafas pendek. Sebelum kemudian memandang Jungkook datar.








"Iya, aku salah. Memang di matamu ini aku selalu salah, tak pernah ada yang benar." Cuitnya hiperbolis. Mendengar jawaban sarkas sahabatnya, bukannya meminta maaf----- Jungkook malah menganggukan kepalanya pelan. Seolah setuju akan pendapat Bambam itu.









Melihat tingkah Jungkook, Bambam semakin gemas saja padanya. Gemas---- ingin menjambak surai gondrongnya yang nampak halus itu!










"Baik, kali ini aku memaafkanmu. Tapi, tolong--- jangan di ulangi ya?"







Agar masalahnya usai sampai disini, Bambam pun dengan terpaksa menganggukan kepalanya. Setidaknya ia harus mencoba mengalihkan topik agar Jungkook tak terus membahas masalah ini.










"Kekasihmu tak datang menjenguk?" Tanyanya dengan nada yang terdengar amat tidak penasaran. Sebab, tanpa bertanya pun------ sesungguhnya Bambam sudah tau apa jawabannya.











Apalagi baru siang tadi, ia melihat Taehyung yang sibuk tertawa bersama Hana. Sementara kekasihnya disini, tengah terkapar lemas karena stres akibat ulah brengseknya itu!










"Tidak, sejak pagi tadi ponselnya mati. Aku juga tak begitu mengharapkan kedatangannya. Lelah, Bam. Tapi sayang, hatiku masih belum mau menyerah. Mungkin, harus menunggu sampai ia mati rasa dulu baru aku bisa melepaskan Taehyung dari genggamanku."










.
.
~tbc~



Ig; jicho_world
Twt; chuujicho

Goodbye For Now [kth + jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang