4

0 0 0
                                    

Seorang pemuda dengan tatapan tajam dengan wajah yang terpahat sempurna sedang berjalan terlihat sedang mencari seseorang dengan tergesa-gesa.

Sedangkan orang yang di cari berjalan dengan cepat dengan dekupan jantung yang kencang dengan bulir-bulir keringat yang mengalir di pelipisnya.

"Tu orang ngapain sih kok malah ngejar. Buat takut aja" gumam nya pelan .

'Grep'

"Hua lepasinn ampun aaaa!!" Teriak Sara ketika orang tersebut berhasil mencekal tangan nya dengan kuat.

"Sutt" kata orang itu Sara pun terkejut melihat orang tersebut."L-lo mau apa?" Tanyanya dengan gugup.

"Lo" jawab orang tersebut.

"Maksud lo apa sih, gue gak ngerti" kata Sara dengan tetap berusaha melepaskan cekalan orang tersebut.

"Lepasin GARA" mohon Sara pada Gara. Ya orang tersebut adalah Gara.

"Gue mau lo jadi pacar gue" sahut Gara dan itu membuat degupan jantung yang tadi nya mulai reda kembali berdegup kencang.

"Lo-lo apa-apaan sih. Jangan becanda deh" Sara mulai merasa tidak tenang, bagaimana bisa orang seperti kulkas berjalan ini berkata seperti itu padanya.

"Gue gak bercanda, mulai hari ini dan seterusnya lo milik gue" sahut Gara tak terbantahkan melepaskan cekalannya pada Sara dan mengecup keningnya sekilas dan berlalu pergi.

'hah' Sara merasa Dejavu Dengan yang sekarang ia alami. Perasaannya saat ini sedang campur aduk dan ia tidak dapat berfikir jernih.

Perutnya seperti ada ribuan kupu-kupu yang beterbangan ingin keluar. Hah ia juga tidak mengerti dengan perasaannya.

Di satu sisi orang yang ia suka itu adalah Garanzeo itu sendiri, tetapi dia tak ingin egois. Apakah kalian tau apa yang membuat Sara menahan perasaannya selama ini?.

Ini adalah soal kepercayaan, ia takut suatu saat nanti ini akan menjadi masalah yang rumit. Tapi ia bisa apa.

.

"Sar lo kenapa melamun melulu sih? Herman gue sama lu . Kaya banyak pikiran aje, padahal yang gue liat lo tuh kek gak punya masalah tuh" kata Lisa panjang kali lebar dan itu berhasil membuat Sara melihat ke arahnya

"Ini nih, orang tuh selalu liat cuma dari tampang doang. Lu kan gak tau di balik wajah tersenyum seseorang itu memiliki beban yang berat, bahkan lebih berat dari dosa lo"

"Eh gak ada hubungan nya juga kali sama dosa gue. Dosa tu jangan di bawa-bawa pamali tau. lo kan gak tau dosa gue sebesar apa" sahut Lisa tidak terima.

"Ini ni anak yang tidak bisa di kasi tau"sungut sara merasa kesal. "Sa gue mau nanyak sesuatu deh sama lu" lanjutnya lagi.

"Apa?" Jawab Lisa dengan muka penasaran.

'kringg'

"Yah dah bell , besok aja deh "kata Sara dengan bergegas memasukkan bukunya kedalam tas.

Ketika ia akan beranjak dari kursinya seseorang terlebih dahulu mencekal tangannya.

"Pulang bareng gua, Gak ada bantahan"sahutnya lagi.

Belum sempat mengatakan bantahan Gara lebih dulu menyahutnya dan itu membuat Sara kesal apa lagi Lisa yang menatapnya dengan pandangan kepo bin aneh nya itu.

Gara membawa sara menuju mobil dan menyuruh nya masuk.

"Kita mau kemana sih?" Tanya Sara melihat Gara yang fokus menyetir.

"Rumah"jawabnya. "Emang lu tau rumah gue dimana?" Tanya Sara.

"Rumah gue"

"APA! ngapain lu bawa gue ke rumah lu" sahut sara tidak terima, bagaimana pun ia tidak tau harus bersikap bagaimana jika nanti bertemu orang tua Gara.

Gara tak menyahut dan masih fokus mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.

.

Rumah itu sangat besar juga bertingkat, hah lebih tepat nya itu bisa di sebut mansion dengan gaya klasik dan elegan berwarna putih bercampur gold yang sangat memanjakan mata.

Satu hal yang tidak di ketahui Sara maupun orang lain Garanzeo Imanuel Sarega adalah anak tunggal dari pengusaha kaya raya yang Perusahaannya ada di mana-mana sampai di berbagai negara juga ada.

"I-ini rumah lu Ga? Lu anak orang kaya? Oh astaga"kata Sara menutup mulutnya takjub melihat mansion yang berdiri gagah di hadapannya tersebut. Belum lagi halaman yang luas dengan beberapa air mancur juga pepohonan yang dapat menyejukkan hati bagi orang yang melihatnya.

"Hm" katanya.

Kini Sara sudah berapa di depan pintu menunggu sang pemilik nya untuk memasuki mansion tersebut.

Gara menggenggam tangan Sara dengan lembut dan membawanya masuk kedalam mansion megah itu. Terlihatlah  wanita berusia tiga puluh tahun lebih tersebut yang masih terlihat sangat muda ,elegan dan cantik.

Jangan lupa dengan tatapan tajam melihat Gara dan Sara yang baru memasuki mansion tersebut, dan itu berhasil membuat sara ketar ketir di tempat.

Gara dengan sigap menggenggam erat tangan Sara yang terasa berkeringat itu.

Ingin rasa Sara hilang di saat itu juga jika ia bisa. Ibu Gara atau lebih tepat nya  Aruna Sarega atau biasa di panggil Runa berjalan kearah mereka dengan tatapan yang tak lepas dari Sara ,menilai dari kepala hingga kaki.

"Ada apa ini?" Suara bariton terdengar begitu jelas dan membuat suasana yang tadi nya mencekam semakin tak terkendali.

'DORR'

BERBEDA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang